Descargar la aplicación
88.27% My version, Lucia [Hunter x Hunter] / Chapter 128: 128 - Greed Island Part 2

Capítulo 128: 128 - Greed Island Part 2

Terdengar adanya suara terompet dan beberapa instrumen telah dimainkan dan itu tandanya perlelangan telah dimulai. Tampak seorang pegawai wanita berdiri di tengah-tengah layar besar yang ada di atas panggung yang luas.

Pegawai : Terima kasih kepada para tamu yang terhormat yang telah datang di perlelangan pada hari ini.

Pegawai wanita yang sangat elegan itu sedang menjelaskan acara perlelangan sambil mengangkat kedua tangannya di atas sebagai sambutan kepada para tamu terhormat.

Pegawai : Di dalam gedung B ini, kami memiliki banyak barang aneh dan langka untuk dipertunjukan di atas panggung perlelangan ini. Para tamu yang terhormat yang berkumpul di sini, kalian dapat dianggap cukup "aneh," tapi untuk disebut seperti itu, ada bukti kuat dari seorang kolektor sejati. Seorang Otaku Pride (kebanggaan seorang Otaku.)

Seorang pria tua dengan bernomor 16 yang merupakan salah satu kolongmerat ternama di dunia bernama Battera tersenyum lebar ketika mendengar perkataan dari pegawai wanita itu.

Pegawai : Silakan abaikan pendapat orang lain dan anda bebas untuk menawar pada benda yang diinginkan.

Pegawai wanita itu sedikit membungkukan badannya dan menundukan kepalanya untuk memberi hormat kepada para tamu. Setelah itu, dia kembali menegakkan kepalanya dan menatap lurus ke arah para tamu lalu tersenyum.

Pegawai : Langsung saja, izinkan saya untuk memperkenalkan benda kami yang pertama. Inilah sebuah konsol game legendaris yang bernama Greed Island!

Pegawai wanita lainnya membuka kain dan dari layar besar tampak sebuah mesin elektronik yang di rancang khusus, perangkat konsol game kuno yang berbentuk seperti Playstation 1 dan di sebut Joystation di dunia Hunter.

Para tamu merasa kagum. Gon yang melihat ke arah layar besar tersebut sedikit memajukan badannya lalu menunjukkan ekspresi serius. Sekilas Killua dan Lucia melihat ke arah Gon lalu kembali melihat ke arah layar.

Zepile : Hei, Joystation itu aneh. Tidak tersambung listrik tapi lampunya nyala dan berkedip-kedip.

Killua : Sama dengan di rekaman Ging.

Gon : Ya.

Pegawai wanita itu sekilas melirik ke arah para tamu yang sedikit terlihat kebingungan. Lalu kembali melihat ke arah Joystation tersebut sambil menjelaskan sesuatu.

Pegawai : Anda sekalian mungkin telah memperhatikan, bahwa konsol game ini tidak menggunakan listrik atau semacam kabel apapun. Namun, memberikan daya khusus CD-ROM yang ada di dalam.

Tiba-tiba ada seseorang pegawai laki-laki bertubuh besar dan berotot muncul dari samping sambil membawa sebuah palu besar. Tanpa memberi aba-aba, pegawai itu langsung memukul keras Joystation tersebut dengan palu besar itu.

Tamu : Uwooo!!

Akan tetapi, pukulan keras itu tidak membuat Joystation hancur melainkan langsung muncul cahaya menyilaukan dan memantulkannya. Seluruh para tamu termasuk Gon ikut terkejut.

Pegawai : Seperti yang baru saja anda saksikan, konsol game ini benar-benar tidak berpengaruh oleh pengaruh apapun. Meskipun mau dihancurkan oleh palu besar atau benda lainnya. Konsol game ini telah dilindungi dari kekuatan misterius yang ada di dalam game selama seseorang sedang bermain di dalamnya.

Tiba-tiba tampak ada seseorang dengan tulisan "Now Playing..." yang muncul pada layar besar.

Pegawai : Orang yang sedang bermain dalam game ini bernama Jate Sally, dia adalah seorang Hunter professional yang membeli 7 set game Greed Island ini dan masing-masing senilai 5,8 Miliyar jenni.

Gon : (Jadi Ging bukan satu-satunya yang membawa game itu ke sini.)

Pegawai : Dia menanda tangani sebuah surat kontrak dan menyatakan jika semua ketujuh pemain termasuk dirinya tidak bisa menyelesaikan game ini pada tanggal yang ditentukan di dalam surat kontrak ini, maka semua 7 set game ini harus disumbangkan dan akan menghadiahkan ke Southern Piece Auction (perlelangan Southern Piece) agar para Hunter muda berbakat dapat menyelesaikan game. Sangat disayangkan, pada saat pihak kita mendapatkan game ini, dua pemain telah game over.

Gon : Game over?

Killua : Artinya....

Lucia : Mati.

Zepile, Gon dan Killua langsung melihat ke arah Lucia yang hanya tersenyum menyeramkan. Zepile merasa ngeri dengan senyuman Lucia itu.

Lucia : Kenapa? Bukannya begitu?

Killua : Ya memang, tapi kalau kamu yang mengatakannya sambil tersenyum begitu rasanya...

Lucia : Fufufu...

Killua dan Gon tersenyum kaku, lalu kembali melihat ke arah depan karena pegawai wanita itu masih menjelaskan kata "game over" dalam bermain game ini.

Pegawai : Anda bisa melihat langsung bukti yang kita dapatkan yang sedang kita tampilkan di layar besar ini. Dalam permainan ini, jika pemain "game over" menandakan bukan hanya kematian di dalam game melainkan juga kematian sebenarnya di kehidupan nyata. Kedua mayat pemain ini ditemukan di dekat masing-masing konsol game.

Zepile : Kenapa mereka mati? Bukannya ini hanya game? Apakah itu disebabkan oleh kekuatan misterius yang kita lihat sebelumnya?

Lucia : Jelas itu karena Nen.

Gon dan Killua hanya mengangguk tanda setuju.

Zepile : Nen?

Killua, Lucia dan Gon tidak menjawab pertanyaan Zepile, mereka mengabaikan Zepile yang masih kebingungan.

Killua : (Dengan Nen yang dimasukkan ke dalam game, itu dapat membunuh orang. Tapi tujuannya untuk apa?)

Killua melihat ke arah Gon yang juga melihat ke arahnya. Sepertinya Gon dan Killua mempunyai pemikiran yang sama.

Killua : (Kenapa ayah Gon membuat game semacam itu?)

Pegawai : Game ini sangatlah berbahaya dan menuntun nyawa anda! Saya tidak akan menyarankan untuk setiap penawar yang merasa ragu-ragu. Game ini hanya untuk mereka yang siap menawar. Apa yang terjadi di dalam game yang tidak terlihat oleh dunia luar ini, hanya mereka yang bermain game yang bisa mengetahui dan mengalaminya.

Perlelangan konsol game Greed Island telah dimulai pada saat pegawai wanita itu memulai membuka tawaran awal seharga 900 juta jenni. Semua tamu perlelangan menunjukkan ekspresi yang berbeda-beda dan mereka pun mulai berlomba-lomba menaikan harga tawaran untuk memenangkan konsol game tersebut.

Pegawai : UWWOO!! DILUAR DUGAAN HARGA SUDAH NAIK MENJADI 3 MILYAR! DAN PESERTA #105 MENGGANDAKAN MENJADI 6 MILYAR!!

Kolongmerat Battera hanya tersenyum lalu dari sisi kiri, ternyata ada Milluki yang juga ikut perlelangan, dia menunjukkan satu jempolnya ke atas.

Pegawai : Peserta #71 menggandakannya lagi menjadi 9 MILYAR!

Lucia : Lho? Bukannya yang barusan menggandakan harganya itu si babi Milluki?

Killua kaget langsung refleks melihat ke arah yang ditunjuk oleh Lucia.

Killua : Eh?! Beneran! Itu aniki! Kenapa dia juga ikut perlelangan?!

Lucia : Baiklah, mari kita mengganggunya sedikit.

Killua : Apa?

Lucia tersenyum licik. Dia melihat Gon sedang bertanya kepada Zepile kenapa banyak yang menggunakan tangan untuk bertaruh. Zepile pun menjelaskan bagaimana cara menunjukkan dan bertaruh dengan menaikkan harga tawaran tertinggi dengan menggunakan jari-jari tangan.

Dengan polosnya dan tanpa tahu maksud dari arti yang dia lakukan, Gon langsung mempraktekkannya. Dia menunjukkan satu jempolnya ke atas dan bertanya, "Kalau ini apa?" Dengan segera Lucia berdiri dari tempatnya lalu menarik tangan Gon ke atas. Dia sendiri juga melakukan hal yang sama. Killua pun panik seketika.

Killua : A-APA YANG KALIAN LAKUKAN?!

Gon : Eh? Apa? (bingung)

Pegawai : OH! Peserta yang di sana!! #201 dan #202 saling menggandakannya lagi dan total menjadi 24 Milyar!!!

Gon pun tersadar sepenuhnya ketika mendengar perkataan pegawai wanita itu dan seketika itu juga menjadi panik. Terdengar suara kehebohan dari para tamu di sekitar mereka. Mereka terkejut karena Gon dan Lucia yang masihlah anak-anak itu sangat memberanikan diri untuk bertaruh banyak. Seluruh tamu yang berada di sana refleks melihat ke arah Gon dan Lucia.

Gon : Eh?! Bagaimana ini?!

Killua : Karena itu kenapa kau menunjukkan tanganmu!! (sedang emosi sambil menarik-narik kerah baju Gon) Luci juga!! Argh!! Bagaimana ini sekarang?! (memegangi kepalanya)

Lucia hanya terkekeh melihat reaksi Killua dan Gon yang panik.

Lucia : Tenanglah pasti ada orang yang langsung menaikkan harganya lagi, kalau pun tidak. Aku punya kok uang segitu.

Killua dan Gon menghela nafas lega.

Gon : Oh, kalau begitu selamat deh...

Lucia melihat ke arah Milluki dan menjulurkan lidahnya ke Milluki yang merasa geram. Zepile hanya bisa tercengang di tempatnya karena masih terkejut. Seorang pria yang duduk di sebelah Battera berdecak kesal karena merasa sedikit terganggu.

Battera : Siapa mereka?

Pria itu menoleh ke belakang lalu tersenyum. Kemudian membisikkan sesuatu pada Battera.

Battera : Oh... Ternyata dia ada di sini juga?

Battera tersenyum lalu mengangkat dua jari ke atas.

Pegawai : #16 bertaruh 25 Milyar!

Lucia : Lihat, sesuai yang aku bilang kan.

Gon dan Killua : Oh, benar...

Milluki merasa geram dan tidak mau kalah, dia dengan berat hati dan terpaksa menaikkan jari telunjuknya ke atas. Tapi langsung di potong sama Lucia dengan menggandakan nilai harga tawarannya. Milluki yang menahan amarah pun menurunkan jarinya ke bawah. Bahunya bergetar dan menggertakan giginya dengan kesal.

Pegawai : #71 bertaruh 25.5 Milyar! Oh!!! #202 langsung menggandakannya menjadi 30 Milyar!

Killua, Gon dan Zepile : Hah?!

Killua : (Sebenarnya dia (Milluki) itu punya berapa banyak uang?! Dan juga dia (Lucia)?!)

Bukan hanya Zepile, Killua dan Gon yang melihat ke arah Lucia. Semua tamu di perlelangan juga melihat ke arah Lucia. Milluki menoleh ke belakang tepatnya ke arah Lucia. Dia seolah-olah mengatakan, "Ck! Adik sialan! Apa maumu, hah?!" dengan menggunakan tatapan matanya yang marah.

Lucia sengaja menantangnya dengan melipatkan kedua tangan di depan dada lalu mengangkat dagunya ke atas dan menatap sinis ke arah Milluki seolah-olah mengatakan, "Apa?! Menyerah dan pulanglah sana, dasar babi!"

Milluki : SIALAN!!

Pegawai wanita itu tersenyum lebar dan melirik ke arah tamu yang ada di hadapannya.

Pegawai : Apa tidak ada yang menawar lagi? Apakah konsol game legendaris ini akan jatuh di tangan peserta #202?

Killua yang panik menarik tangan Lucia dan menyuruhnya duduk lalu membisikkan sesuatu.

Killua : Luci, kau yakin ada uang segitu, kan?!

Gon : Lucia, kau ada 30 Milyar, kan?!

Lucia : Hm. Tidak ada tuh (tersenyum)

Zepile dan Gon : HAH?!

Killua : APA?! TAPI KENAPA KAU...

Lucia : Hm, tenanglah, oniichan.

Killua : Bagaimana aku bisa tenang! Kalau tidak ada yang menaikkan harganya lagi, katakan bagaimana caranya kita membayar 30 Milyar itu, hah?!

Lucia : Hm, pasti ada caranya kok (tersenyum)

Pria : Boss, anak itu...

Battera : Hahaha... Aku tahu. Baiklah.

Battera langsung menaikkan harganya kembali.

Pegawai : #16 bertaruh 30.5 Milyar!

Setelah menunggu selama 10 detik.

Pegawai : Baiklah karena sudah tidak ada yang bertaruh lagi, kita akan menutup harganya dan konsol game Greed Island yang legendaris ini dimenangkan oleh peserta #16, Battera dengan harga 30.5 Milyar!!

Tamu : Uwooooooh!!

Ruangan penuh dengan suara tepuk tangan ria dan rasa kagum diberikan oleh Battera. Battera langsung berdiri dari tempatnya, dan tersenyum lebar, dia mengangkat tangannya ke atas dan menyapa para tamu yang ikut perlelangan.

Lucia : Sudah aman, kan (tersenyum)

Killua : . . . . Haahh...

Zepile : Ha-hampir saja...

Gon : S-syukurlah...

Killua dan Gon yang tadinya merasa tegang langsung lega seketika dan terduduk lemas di tempat mereka. Lucia melirik ke arah Battera, lalu tanpa di sengaja mata mereka berdua bertemu dan mereka pun saling tersenyum lebar. Kemudian sekilas Lucia melihat ke arah Milluki yang stress dan sedang memegangi kepalanya karena kalah taruhan dari adiknya sendiri.

Setelah mengurus dokumen dan kwitansi untuk membayar konsol game yang didapatkan dari perlelangan selesai, Battera dan seorang pria sedang duduk di dalam ruangan VIP sambil menunggu konsol game diproses. Seorang pria menghembuskan asap rokok ke atas.

Pria : 30.5 Milyar, ya?

Battera : Itu tidaklah masalah asalkan kita bisa menyelesaikan gamenya.

Lucia : Kau terlalu meremehkan brankas kakek itu, paman. Itu harga yang sepandan untuk harga sebuah game legendaris itu, bukan begitu kakek?

Battera dan pria itu menoleh. Tampak Lucia, Gon dan Killua keluar dari ruangan perlelangan yang masih berlangsung. Mereka mendekati Battera dan seorang pria yang berada di sampingnya. Battera bangkit dari kursinya.

Battera : Oh, Luci-chan!

Lucia : Lama tidak bertemu, kek! Kakek tampaknya sehat ya tanpa diriku ini. Hihihi...

Battera tertawa.

Battera : Kau masih saja tidak berubah ya.

Lucia : Begitulah. Hehe..

Battera : Apa kau mencariku untuk bermaksud kembali lagi padaku?

Lucia : Tidak (Untuk apa?)

Battera : Sayang sekali. Padahal jika kau kembali, aku akan menawarkan posisi bagus dan harga 3x lipat dari harga sebelumnya.

Lucia : Hm, akan aku pertimbangkan lagi nanti.

Battera : Jadi, siapa orang yang mirip denganmu itu dan orang satunya lagi?

Lucia : Ah, mereka adalah saudara dan temanku, lalu dia (Gon) ini Hunter professional. Kudengar kau sedang mencari Hunter professional untuk memainkan game legendaris itu?

Battera : Itu benar. Tapi aku tidak bisa merekrut kalian saat ini, karena pemainnya terbatas dan penyimpanan data hanya memuat satu orang pemain. Maksimalnya dalam satu konsol hanya dapat menampung delapan pemain saja.

Killua sedikit mengerutkan dahinya.

Killua : (Gawat... Apa rencana kita gagal?)

Killua kembali teringat dengan rencana dan perkataan Gon. Dia berpikir keras.

"Kurasa kita tidak harus sampai membeli konsol gamenya. Apa yang kita incar itu hanyalah data yang ada di dalam game itu sendiri. Selain itu, jika ada orang yang ingin memenangkan Greed Island, pasti ada juga orang yang mencari pemainnya supaya bisa memenangkan gamenya, bukan? Di situs Hunter, ada informasi tentang orang kaya yang bernama Battera. Dia sedang mencari Hunter professional yang dapat memainkan game tersebut dan menawarkan hadiah sebesar 50 Milyar jika dapat menyelesaikan gamenya dengan sempurna. Aku yakin dia pasti akan muncul diperlelangan kali ini. Jadi kita bisa menawarkan diri untuk membuatnya menyewa kita ー Gon."

Killua : (Tapi jika situasinya sudah seperti ini. Apa rencana ini akan berhasil?)

Lucia tersenyum licik dan mencoba memancing targetnya, Battera. Dia sengaja mengatakan isi perkataan yang pasti akan diucapkan oleh Gon di cerita aslinya lebih dulu.

Lucia : Hm, Gon. Oniichan bilang padaku, kalau kau ada 30 data Greed Island pada sebuah memory card ya?

Killua sedikit tersentak kaget, dia tersadar dari lamunannya dan melihat ke arah Lucia.

Killua : (Eh? Aku kan tidak pernah bilang apa-apa padamu tuh.)

Gon : Ya.

Battera : Apa?! Bagaimana kalian tahu tentang hal itu?!

Gon : Eh? Ya, karena kami punya data memori untuk Greed Island.

Battera : Apakah kalian pernah bermain sebelumnya?

Gon : Tidak. Kita hanya memiliki datanya saja.

Battera : (Itu berarti...)

Lucia : (Target tertangkap. Hihihi..)

Lucia : Bukan hanya datanya saja. Cincinnya juga ada kan, Gon?

Gon : Ya ada.

Battera : (Mereka bahkan punya dan mengetahui tentang cincin itu...) Ehm! Sepertinya mereka berhak di uji dulu, bukankah begitu?

Lucia : (Huh! Dasar licik dan sombong. Padahal tadinya dia bilang tidak bisa merekrut. Tapi karena sudah tahu Gon mempunyai data dan cincinnya. Dia langsung memutar balikkan kata-katanya dengan sangat cepat ya. Meskipun membuatku kesal tapi ya tidak masalah asal Gon dan Killua berhasil masuk ke dalam game.)

Battera melirik ke arah pria yang berdiri berada di belakangnya. Pria ini bernama Tsezguerra, seorang Hunter professional dan bodyguard khusus milik Battera. Dia juga seorang pemain veteran dari game Greed Island yang di sewa mahal oleh Battera. Tsezguerra mematikan rokoknya di asbak, kemudian berjalan sombong dan menatap remeh ke depan.

Tsezguerra : Apa yang bisa kau buktikan dan tunjukkan padaku, boー

Tsezguerra tidak melanjutkan kata-katanya, dia langsung terpaku diam dan tidak bisa bergerak karena darah pedang yang bentuknya di ubah seperti reaper sabit oleh Lucia telah berada tepat di lehernya. Lucia tersenyum licik.

Lucia : Kenapa kau tidak maju lagi paman, bukannya lebih seru jika kepalamu itu sedikit terpotong? Hei kakek, kau tidak memberitahukan padanya mengenai diriku ini ya? Lihat wajah sombongnya itu sangat terkejut lho. Hihihi...

Tsezguerra sedikit mengertakkan giginya tanpa suara. Battera berdehem lalu tertawa.

Battera : Maaf, maaf. Aku hanya ingin tahu apa kekuatanmu masihlah sama mengerikan seperti dulu atau sebaliknya. Ternyata lebih dari itu ya. Hahaha...

Tsezguerra melirik ke arah Battera lalu mundur perlahan selangkah ke belakang.

Lucia : Terima kasih atas pujiannya. Lalu, bagaimana, paman?

Tsezguerra : (Kalau saja tadi aku gegabah sedikit saja, maka leherku ini pasti sudah...) Baiklah. Kau lulus kualifikasi, akan tetapi, aku tetap harus memeriksa mereka berdua. Bisakah kalian menunjukkan Nen kalian padaku?

Gon dan Killua pun tersenyum lebar.

Tsezguerra : Kalau begitu, perlihatkan Ren kalian padaku?

Gon dan Killua pun memperlihatkan Ren mereka.

Battera : Bagaimana?

Tsezguerra : Hm. Tidak bisa.

Killua dan Gon terkejut.

Lucia : (Sudah kuduga bakalan begitu...)

Tsezguerra : Memang Ren mereka cukup bagus tapi jika dengan begini saja, mereka bukan hanya dipastikan akan kalah dalam game melainkan mati jika mereka bermain di dalamnya.

Gon : Apa maksudmu?!

Tsezguerra : Kalian berbeda dari bocah (Lucia) di sampingku ini. Zetsunya, Ren bahkan Ten dan juga Hatsunya sempurna. Sedangkan kalian sangat terlihat jelas sekali, tidak lama ini baru menguasai Nen. Pengalaman kalian masih sangatlah kurang. Kalian hanya akan menjadi lelucon dan mati setelah beberapa jalan.

Gon : Bagaimana kau bisa tahu, padahal belum mencobanya!

Tsezguerra : Akan terlambat jika sudah di dalam game, bocah. Lebih baik jika langsung mati. Kami tidak membutuhkan orang yang akan memperlambat. Pemain yang selama hidup di dalam game itu, kartu memori tidak dapat di reset atau di lepas.

Battera : Aku merekrut sekitar 100 orang Hunter pro dan amatiran, tapi setengah dari mereka menyerah.

Gon : Menyerah?

Battera : Mereka menyerah untuk kembali di dunia nyata. Mereka memilih tetap berada di dalam game. Karena itu, aku sangat berhati-hati dalam memilih pemain. Aku membutuhkan pemain yang cukup kuat untuk mendapatkan item game yang dapat kembali ke dunia nyata.

Gon : Jadi maksudmu, kami ini tidak cukup kuat?!

Killua : Bagaimana dia bisa tahu itu?! (sambil menunjuk ke arah Tsezguerra)

Battera : Karena dia itu Hunter pro yang pernah memainkan Greed Island sebelumnya.

Gon dan Killua tersentak kaget.

Lucia : (Cih. Pantas saja dia terlihat sombong begitu.)

Tsezguerra : Berdasarkan pengalamanku, untuk mendapatkan item untuk kembali ke dunia nyata itu cukup mudah. Tapi... (tersenyum sinis meremehkan) Dengan Nen kalian sekarang ini, akan langsung game over.

Gon dan Killua menahan emosi mereka.

Lucia : Oke. Aku mengerti. Gon, oniichan kita pergi dulu.

Gon : Eh?! Tapi...

Killua : Luci!

Lucia : Kalian lihat sendiri, dia meremehkan kalian. Itu membuatku marah. Aku akan melatih kalian. Setelah itu kita kembali lagi ke sini dan tunjukkan pada dia kalau kalian lebih hebat darinya!

Killua dan Gon yang mendengar kata-kata Lucia terpaksa mundur.

Tsezguerra : Kebetulan 3 hari lagi, aku akan mengadakan penyeleksian untuk para Hunter. Jika kalian tertarik berpartisipasi, datanglah kembali ke gedung ini 3 hari kemudian. Jika seleksi sudah selesai, aku akan kembali ke game. Kalian harus menyempurnakan Nen kalian (tersenyum sinis meremehkan)

Gon : Lihat saja! Tanpa diberitahu pun akan kami lakukan! Ayo kita pergi Lucia, Killua!

Tsezguerra : Ngomong-ngomong bocah, bagaimana kau mendapatkan kartu memori itu?

Gon : OSHIENAI! (TIDAK AKAN KUBERITAHU!)

Tsezguerra hanya terkekeh. Setelah itu, Lucia, Gon dan Killua pergi ke arah pintu keluar dan meninggalkan Tsezguerra dan Battera.

Tsezguerra : (Hmph. Dasar bocah-bocah sombong. Mustahil dalam 3 hari ini, mereka bisa memberikan hasil yang berbeda.)

-Di luar ruangan-

Killua : Sial! Bikin kesal saja!

Gon : Lihat saja kita pasti akan lulus seleksi!

Lucia : Ya tenang saja, kalian pasti lulus kok! Ah, kalian berdua pulanglah duluan ya. Nanti aku akan segera menyusul kalian.

Killua dan Gon : Oke.

Lucia : Oh ya, Gon.

Gon : Ya?

Lucia : Kumpulkan aura Nen pada tanganmu itu, lalu coba pukul temboknya hingga hancur ya.

Gon : Eh?

Lucia : Itu saran dariku. Berjuanglah! Kau pasti bisa. Lalu untuk oniichan, hm aku rasa tidak ada yang bisa ku bantu. Soalnya tanpa kubantu pun kau pasti bisa. Hihi..

Killua : Dasar! Apa sih maksudmu?! Hentikan kebiasaan menggunakan kode yang susah dimengerti dong! Katakan dengan jelas!

Lucia : Oniichan kan pintar. Jadi coba pikirkan saja sendiri ya. Hehe... Kalau beneran tidak bisa, oniichan bisa coba meneleponku (tersenyum)

Killua : Tsk. Aku tidak selemah itu!

Lucia : Iya, aku percaya padamu kok.

Setelah itu mereka pun berpisah. Sementara itu, Phinks dan Feitan yang sejak tadi mencuri dengar semua pembicaraan Battera, Tsezguerra, Gon, Killua dan Lucia pun langsung merencanakan sesuatu yang jahat dan licik. Sekarang mereka sedang menunggu kesempatan untuk mencuri konsol game Greed Island yang sedang di jaga ketat oleh beberapa bodyguard dan Hunter pro milik Battera.

Phinks : Sekarang bagaimana?

Feitan : Itu tidak perlu ditanyakan lagi, kan.

Lucia : Kalian tidak melupakanku, kan?

Lucia tiba-tiba muncul dari arah depan.

Feitan : Bukannya kau bilang akan pergi?

Phinks : Kau tidak bermain bersama mereka (Killua dan Gon) lagi?

Lucia : Iya, seharusnya sih begitu tapi sepertinya bermain kejar-kejaran mobil sebentar dengan kalian lebih seru deh. Ah, mereka mulai bergerak.

Lucia melihat Battera dan Tsezguerra mengirim satu bodyguard dan satu Hunter pro yang menjaga sebuah tas koper tangan yang berisi konsol game Greed Island.

Tas koper tangan itu diborgol bersama tangan Hunter pro tersebut. Lalu mereka menaiki mobil dan duluan kembali pulang membawa konsol game ke kediaman atas perintah Battera.

Lucia, Phinks dan Feitan berjalan keluar dan mengikuti satu bodyguard dan satu Hunter pro yang masuk ke dalam mobil lalu Lucia dan Feitan pun mengejar mobil yang melaju sangat cepat.

Bodyguard : Kita dikejar.

Hunter pro : Terus melaju lebih cepat!

Bodyguard : Baik!

Tiba-tiba dari arah depan, tampak Phinks berdiri tegak sejak tadi menunggu datangnya mobil yang melaju cepat ke arahnya. Dia tersenyum, lalu bagaikan sebuah peluru, dia menembakkan aura Nen yang muncul melalui jari telunjuknya.

Bodyguard yang sebagai pengemudi seketika langsung mati. Mobil yang melaju sangat cepat dan tidak sempat berhenti pun langsung tergelincir melewati pembatas jalan dan jatuh ke dalam hutan kemudian menabrak pohon besar.

Ledakan kuat pun terjadi akibat mobil menabrak pohon besar. Sesaat sebelum itu terjadi, Hunter pro yang bertugas menjaga konsol game sempat berlari keluar dan kabur. Akan tetapi, di hadang oleh Feitan dan Lucia yang mengejarnya.

Lucia : Ayo bermain sebentar denganku, paman.

Hunter pro terus menembakkan peluru Nen dengan menggunakan pistolnya ke arah Lucia. Lucia terus menghindari tembakan tersebut dengan mudah.

Hunter pro yang terlalu fokus dengan Lucia pun lengah dan tidak menyadari Feitan yang berlari cepat ke arahnya. Tanpa aba-aba Feitan langsung memutar kepala Hunter pro itu hingga putus. Hunter pro itu mati tergeletak di tanah.

Lucia : Fei Fei, kau terlalu kejam. Kepalanya sampai berputar ke belakang nih. Hihihi...

Feitan : Zero, potong tangannya supaya kita bisa mengambil tas kopernya.

Lucia : Baik!

Feitan : Kita ini pencuri. Tentu saja mencurinya lebih cepat dari pada mengikuti seleksi atau mengeluarkan 30.5 Milyar untuk mendapatkannya, bukan?

Phinks : Kalau begitu, ayo kita kembali ke markas dan memainkannya!

Lucia : Aku sudah tidak sabar! Hihihi...

Phinks pun mengambil tas koper tersebut. Dia membuka paksa dan mengeluarkan konsol game tersebut. Feitan tersenyum licik. Lalu setelah itu, mereka pun langsung beranjak pergi dari sana meninggalkan para mayat.

-Bersambung-


Load failed, please RETRY

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C128
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión