Descargar la aplicación
66.2% My version, Lucia [Hunter x Hunter] / Chapter 96: 96 - Tragedi x Pencurian x Mafia

Capítulo 96: 96 - Tragedi x Pencurian x Mafia

Perlelangan yang akan diadakan tepat pada pukul 9 malam akan segera di mulai. Tiga rekan Kurapika lainnya, Shachmono Tocino, Baise dan Ivlenkov ditugaskan oleh Dalzollene untuk berjaga di dalam gedung.

Mereka berdiri tepat di depan ruangan perlelangan yang ada di lantai dua. Mereka menghadap ke arah lobby dan memerhatikan seluruh gerak gerik setiap para mafia yang sedang asyik mengobrol satu sama lain.

Shachmono : Semuanya sudah di sini...

Ivlenkov : Hampir semuanya yang hadir adalah ketua mafia. Bahkan kepala ketua mafia juga berada di sini.

Baise : Aku kaget.

Shachmono : Apanya?

Baise : Ini hanyalah perlelangan, bukan? Bukannya lebih bagus jika mengirim seorang agen atau asisten mereka?

Shachmono : Kehormatan mereka juga dipertaruhkan. Untuk setiap memenangkan perlelangan, maka lima persen masuk ke dalam kas mafia.

Baise : Bukankah itu seperti menyuap? Semakin besar penawarannya, maka semakin besar juga yang akan mereka dapatkan.

Shachmono : Ya, begitulah para mafia yang meringankan keuangan mereka.

Baise : Jadi ini kesempatan mereka untuk meningkatkan status mereka.

Shachmono : Tapi ada juga yang bangkrut karena melelang secara berlebihan.

Baise hanya tersenyum sinis mendengar hal itu.

Ivlenkov : Waktunya sudah hampir tiba... (sambil melihat ke arah jam tangannya)

Shachmono, Ivlenkov, Baise dan seluruh para mafia, semuanya sudah berkumpul di dalam satu ruangan tertutup. Lucia, Franklin dan Feitan yang menyamar sebagai pegawai tiba-tiba muncul di atas panggung. Para mafia yang berada di bawah panggung tidak merasa curiga sedikit pun. Sebagian melihat ke arah panggung.

Feitan berjalan santai dan berdiri tepat di tengah-tengah panggung yang di depannya terdapat sebuah meja kecil dan mikrofon. Lalu Franklin berdiri tepat di belakang Feitan, sedangkan Lucia berdiri tepat di samping Feitan. Feitan melihat ke arah para mafia lalu membuka suaranya, suaranya bergema di seluruh ruangan.

Feitan : Baiklah... Selamat datang, saudara-saudara.

Ruangan menjadi hening seketika. Seluruh mafia melihat ke arah panggung. Feitan tersenyum licik saat melihat seluruh mata sedang tertuju pada dirinya.

Feitan : Jadi, kita lewatkan saja salamnya.

Franklin mengarahkan ke sepuluh jarinya ke arah depan. Ujung jari-jarinya terbuka bagaikan senjata pistol. Lucia dan Feitan langsung menutup kedua telinga mereka.

Para mafia yang masih tidak tahu apa-apa dan kebingungan pun hanya bisa terpaku diam dan tercengang. Sedangkan Ivlenkov, Shachmono dan Baise yang menyadari adanya keganjilan pun terkejut.

Franklin : Matilah!

Lucia tersenyum, bersamaan dengan itu, Franklin langsung menembakkan peluru Nen secara beruntun melalui ke sepuluh jarinya ke arah para mafia yang berada di dalam ruangan. Tembakan itu adalah senjata otomatis paling cerdik yang di sebut sebagai Double Machine Gun.

Ivlenkov, Shachmono dan Baise beserta seluruh para mafia yang berada di ruangan itu, semuanya habis terbunuh tanpa ampun.

Franklin : Ini terlalu cepat...

Feitan : Aku sama sekali tidak mengerti.

Lucia : Frank kau selalu berlebihan. Lihatlah ruangan yang indah ini penuh menjadi lautan darah (tersenyum)

Franklin : Zero, berdirilah di sampingku. Hati-hati dengan darah mereka, jangan sampai mengotori sepatumu itu.

Lucia : Iya (tersenyum)

Franklin : Shizuku tolong ya...

Shizuku : Ya. Ayo Bene-chan, sedot habis semuanya ya, tubuh, darah, dan kursinya. Semuanya yang berada di sini adalah punyamu.

Bene adalah alat penyedot debu. Ini adalah kekuatan Nen Conjuration miliknya Shizuku yang dinamakan Blinky.

Feitan : Berapa kali dilihat pun, kemampuan Nen Shizuku tetaplah menghibur.

Franklin : Oh?

Feitan : Hm?

Mafia : Ugh...

Feitan : Ternyata masih ada sisa satu orang yang masih hidup.

Mafia : Si-siapa kalian?! Itu tidaklah penting! Kalian semua akan mati... Ugh... Komunitas pasti menghancurkan kalian. Keluarga kalian! Mencabi--

Lucia melihat Feitan sudah mengeluarkan kuku tajamnya dan hendak mau menebas kepala mafia itu. Akan tetapi, belum sempat mafia itu menyelesaikan semua perkataannya, kepala mafia itu sudah terlepas dari tubuhnya.

Feitan, Shizuku dan Franklin langsung melihat ke arah Lucia yang berdiri di atas panggung. Lucia berdiri di pinggiran panggung dan terlihat tangan kirinya sedang memegangi sebuah senjata darahnya yang panjang menyerupai sabit Reaper.

Lucia : Maaf, Fei Fei. Tanganku licin, jadi tanpa sengaja aku menebasnya deh (tersenyum polos)

Feitan menghembuskan nafasnya dengan pelan lalu tersenyum.

Feitan : Jangan memanggilku dengan sebutan itu. Lalu tadi katanya kita akan mati? Keluarga? Pfft... Bicara konyol apa dia?

Lucia : Tidak usah dipikirkan (tersenyum)

Shizuku : Bene-chan, yang ini terakhir. Ayo sedot.

Bene pun menyedot tubuh dan kepala mafia yang ditebas oleh Lucia tadi.

Kurapika dan Senritsu yang sedang berjaga di luar gedung melihat ada banyak sekali bodyguard para mafia yang bergegas masuk ke dalam gedung melalui teropong kecil.

Senritsu : Aku sangat sulit mendengar dengan jelas, tapi sepertinya ada keributan di dalam gedung.

Kurapika : Pasti sedang terjadi sesuatu. Hubungi ketua!

Senritsu pun segera menghubungi Dalzollene. Kurapika langsung bergegas masuk ke dalam gedung untuk mengecek keadaan atas perintah Dalzollene.

Terjadi kericuhan dan kehebohan di antara para mafia. Kurapika yang berdiri di samping ruangan melihat ada banyak sekali bodyguard mafia yang heboh di depan ruangan perlelangan. Dia langsung menelepon dan melaporkan insiden dan keadaan itu pada Dalzollene.

Kurapika : Nampaknya semua orang di perlelangan telah menghilang.

Dalzollene : Apa?

Kurapika : Semuanya sedang panik. Ini tidak terkontrol.

Dalzollene : Bagaimana dengan barang perlelangannya?

Kurapika : Sekarang Senritsu sedang menuju ke ruangan bawah tanah untuk berjaga-jaga.

Ternyata semua barang perlelangan di ruangan bawah tanah juga sudah kosong tidak tersisa. Senritsu yang mencuri dengar pun segera melaporkan ke Dalzollene.

Mafia : Semua jalan sudah ditutup. Jalan yang tersisa hanya lewat udara! Jika melihat ada pesawat aneh, segera beritahu aku! Dengar! Pastikan tidak membunuh mereka. Komunitas sudah menawarkan hadiah besar jika berhasil menangkap pencurinya! Mengerti?! Pastikan tertangkap hidup-hidup!

Sebagian anggota Genei Ryodan sudah berada di dalam balon udara. Mereka hanya diam mendengarkan perkataan Uvogin. Uvogin sedang menelepon Chrollo. Dia melaporkan kepada Chrollo jika tidak ada satu pun barang perlelangan di dalam gedung itu.

Uvogin menduga di antara mereka ada seorang Judas. Lucia yang mendengar perkataan Uvogin hanya bisa tersenyum di dalam hatinya. Nobunaga yang tidak setuju dengan perkataan Uvogin pun merasa sedikit tersinggung.

Nobunaga : Kau bilang salah satu di antara kita itu adalah seorang Judas?

Seluruh mata anggota yang berada di sana langsung tertuju pada Nobunaga. Akan tetapi, Uvogin tidak menjawab. Lucia merasa suasana sedikit berubah menjadi panas pun membuka suaranya. Dia sengaja mengatakan dialog yang sama persis dengan yang akan dikatakan oleh Chrollo.

Chrollo dan Lucia : Tidak ada orang seperti itu.

Secara bersamaan Chrollo juga mengatakan dialog yang sama. Uvogin sedikit tersentak kaget. Dia tidak menyangka perkataan Lucia akan sama persis dengan perkataan Chrollo yang ada di telepon pun langsung melihat ke arah Lucia dan tersenyum lebar.

Semua anggota juga melihat ke arah Lucia. Lucia hanya tersenyum. Uvogin kembali fokus pada teleponnya. Dia mencerna dan berpikir keras dengan semua perkataan Chrollo. Chrollo menjelaskan bahwa Judas bukanlah seorang pengkhianat.

Chrollo : Ada yang bilang Judas itu menjual Jesus untuk tiga keping perak. Tapi berapa banyak pengkhianat meminta dari Mafia?

Di dalam markas, sisa anggota lainnya menunjukkan ekspresi yang tidak bisa di tebak. Mereka hanya diam mendengarkan semua perkataan Chrollo. Sedangkan Hisoka yang bersandar di pojokan jendela hanya tersenyum.

Chrollo : Pertimbangkan manfaat keuntungan pengkhianat dari menjual kita pada mafia? Uang? Kejayaan? Martabat?

Chrollo melihat ke arah anggota yang tersisa.

Chrollo : Apa kalian percaya kita memperdulikan hal itu?

Uvogin : Sudah pasti tidak...

Chrollo : Benar, kan? Selain itu, jika ada mata-mata, responnya terlalu cepat. Jika mereka memiliki peramal, target kelas A akan muncul di perlelangan dan mereka akan menambahkan pertahanan. Tapi semua orang di perlelangan tidak berinformasi maupun bersenjata, kan?

Uvogin : Itu memang benar.

Chrollo : Kurasa ada seseorang yang memberikan informasi tidak jelas. Bagaimanapun, ketua komunitas mafia mempercayai informasi itu.

Uvogin pun menceritakan perlelangan ini di pimpin oleh 10 anggota mafia dari seluruh dunia. Dan mereka disebut sebagai 10 bangsawan. Mereka memerintahkan anggota pasukan khusus mafia yang bernama Injuu**.

(**Para Shadow Beast (Injuu) adalah kelompok khusus yang terdiri dari 10 pengguna Nen paling kuat dalam organisasi Mafia di dunia.)

Chrollo : Ternyata begitu. Lalu bagaimana mereka memindahkan semua barang perlelangan itu?

Uvogin : Ah, kalau itu kudengar salah satu dari anggota Injuu yang memindahkannya.

Chrollo : Hm, satu dari mereka ada yang kekuatan Nennya mirip dengan punya Shizuku ya?

Uvogin : Jadi sekarang kita harus bagaimana? Apa kita biarkan mereka begitu saja?

Tiba-tiba Lucia berteriak heboh.

Lucia : Lihat! Lihat! Mereka mengejar kita lho!

Terlihat para mafia mengikuti balon udara mereka dengan menggunakan mobil. Chrollo hanya tersenyum saat mendengar adanya suara kehebohan Lucia dari ujung telepon.

Chrollo : Tunjukkan kepada mereka dengan begitu mereka akan muncul keluar.

Uvogin pun tertawa senang.

Uvogin : Aku sudah tidak sabar dan menantikannya. Hehehe...

Balon udara mendarat di arena kosong yang tempatnya hanya dipenuhi dengan bebatuan. Arena ini dinamakan Gordeau Desert. Beberapa mobil para anggota mafia langsung menancapkan gas untuk mengejar balon udara tersebut. Selain itu, Kurapika dan rekannya yang lain juga sedang menuju ke Gordeau Desert.

Ada sekitar 50 orang mafia sudah berada di tengah-tengah bebatuan. Terdengar suara tembakan pistol beberapa kali yang diarahkan ke atas langit. Dari atas bebatuan, Lucia dan anggota Genei Ryodan hanya tersenyum.

Mafia : Turun kalian bajingan! Kami akan membiarkan kalian memilih mau ditenggelamkan atau dibakar!

Shalnark tertawa senang saat mendengarkan kata-kata ancaman dari para mafia.

Shalnark : Wah, banyak sekali keributan...

Shizuku : Kalau kusedot mereka semua tidak apa, kan?

Feitan : Tidak masalah.

Lucia : Hey, hey. Ayo cepatan kita suit, siapa yang mau turun untuk menghabisi para kelinci-kelinci imut itu? (tersenyum)

Feitan : Pfft. Kelinci?

Lucia : Benar. Dimataku mereka terlihat seperti kelinci imut (mata berbinar) Jadi biarkan aku saja yang turun untuk menghabisi kelinci-kelinci imut itu. Boleh ya? (mata memelas)

Shizuku : Apa boleh buat. Aku mengalah saja deh (tersenyum)

Lucia : Waai! Arigatou, Shizu! (Yay! Terima kasih, Shizu!) *sambil memeluk Shizuku*

Machi : Berhati-hatilah (tersenyum)

Lucia : Serahkan saja padaku! Aku tidak akan lama kok. Uvo jangan menganggu ya! (tersenyum)

Shalnark : Ayo kita bertaruh, aku bertaruh 1 juta jenni, Zero akan menghabisi mereka semua dalam 10 menit! (tersenyum lebar)

Nobunaga : Kalian keterlaluan tapi 1.5 juta untuk 5 menit! (sambil mengusap-usap dagunya)

Shizuku : 2 juta, 4 menit 30 detik.

Machi : Kalian ini ada-ada saja. Tapi baiklah. 2.5 juta tepat 7 menit.

Shalnark : Feitan, Franklin ayo ikut taruhan! (tersenyum lebar)

Feitan : Tidak mau.

Franklin : Aku tidak ikutan.

Lucia : (Oi! Oi! Kalian ini. Aku masih di sini dan mendengarkan semuanya tahu! Dasar menyebalkan! Masa aku dijadikan bahan taruhan!) *tersenyum sambil menahan emosi*

Lucia yang malas berdebat dengan teman rekannya pun langsung turun ke bawah.

Uvogin : Zero, kalau kamu kesusahan, katakan ya. Aku akan segera turun membantumu! (berteriak)

Pada saat Lucia sudah berada di bawah, seluruh senjata pistol langsung diarahkan ke Lucia. Baik Lucia maupun semua teman rekannya tersenyum lebar. Lucia berjalan santai mendekati para mafia yang berkumpul di satu tempat.

Salah satu mafia langsung maju ke arah depan. Lucia dan mafia itu saling berhadapan satu sama lain. Sekarang jarak di antara mereka berdua hanya sekitar dua kaki saja. Mafia itu tersenyum sombong dan mengarahkan pistolnya ke kepala Lucia.

Mafia 1 : Apa kau orang yang menculik para pengunjung?!

Lucia hanya tersenyum dan mengabaikan pertanyaan mafia 1 tersebut. Dia malah memberikan sebuah pertanyaan.

Lucia : Tidak baik jika mengarahkan pistol ke arah gadis cantik seperti itu, paman. Dan kau mau jantungmu itu di ambil atau kepalamu itu terputus dari tubuhmu? Pilihlah. Mau yang mana? (tersenyum)

Shalnark bersiul lalu tersenyum lebar saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Lucia.

Mafia 1 : Ha?! Jawab pertanyaanku breng--

Tiba-tiba mafia 1 yang berdiri di hadapan Lucia langsung ambruk ke atas tanah. Terlihat tangan Lucia memegangi sebuah jantung milik mafia 1 itu.

Lucia : Time out! Sayang sekali. Waktu untuk memilih telah habis!

Lucia tersenyum sangat lebar. Semua mafia yang berada di sana terkejut dan refleks termundur sedikit ke belakang. Lucia berjalan maju ke arah depan sambil memegangi jantung milik mafia 1 tadi.

Lucia : Semua paman yang berada di sana tidak ikut memilih, hm?

Mafia 2 : Apa yang kalian lakukan?! Kenapa kalian diam saja?! Cepat temb-‐

Darah langsung berhamburan keluar dan tubuh mafia 2 itu juga langsung ambruk ke tanah.

Lucia : Lho? Putus ya? Hihihi...

Mafia lainnya : Hiii... (wajah pucat)

Nobunaga : Zero, jangan main-main! Cepatan habisin mereka sebelum lewat 5 menit. Nanti aku kalah taruhan! (berteriak)

Shalnark : Hahaha.. Lihat! Zero sungguh menikmatinya. Dari kita semua, dia yang paling sadis (tertawa)

Feitan : Dia selalu membunuh tanpa pandang bulu dan menikmati setiap sensasi ketakutan lawannya.

Franklin : Meskipun tubuhnya tidak sekuat Uvo, tapi kelincahannya itu sangat luar biasa.

DOR!

Tiba-tiba salah satu mafia menembakkan satu peluru ke arah Lucia. Lucia yang menyadari hal itu langsung melompat salto ke belakang lalu tiba-tiba berlari cepat ke arah semua mafia dan semua kepala mafia terpenggal tidak bersisa.

Semua kepala berceceran di atas tanah. Lucia menoleh ke arah belakang lalu tersenyum menampilkan giginya sambil menunjukkan dua buah jari tanda peace ke arah teman rekannya.

Nobunaga : Oh? Masih ada yang datang!

Franklin : Mereka datang ke sini hanya ingin dibunuh.

Shalnark : Karena semakin banyak yang berdatangan, taruhan dibatalkan ya. Lalu jika hanya melihat begini saja tidak akan menyenangkan. Mau main kartu? (tersenyum lebar)

Machi : Benar juga. Aku setuju.

Nobunaga : Cih! Apa boleh buat.

Shizuku : Aku bantu kocok kartunya ya.

Lucia tersenyum saat melihat semakin banyak mobil mafia berdatangan dan juga dari kejauhan tampak munculnya para injuu. Dia melirik ke arah Uvogin yang dari tadi berdiri di atas bebatuan untuk menunggu Lucia memanggilnya.

Lucia : Uvoooo!

Uvogin pun langsung melompat turun ke bawah.

Uvogin : Kerja bagus, Zero! (menepuk-nepuk pelan kepala Lucia)

Tiba-tiba Lucia menyadari ada seorang sniper dari kejauhan. Sniper itu sedang membidik melalui lensa tembak ke arah kepalanya Uvogin.

Lucia : Uvo, ada sniper di sebelah sana.

Lucia menunjuk ke arah bebatuan yang cukup jauh dari tempatnya dan Uvogin. Sniper yang melihat melalui lensa tembak pun terkejut. Sniper itu langsung meluncurkan sebuah tembakan ke arah kepalanya Uvogin.

Uvogin berhasil menghindari tembakan tersebut. Lalu dia mengambil satu buah batu ukuran kecil yang ada di sekitar dan melemparkannya ke arah yang ditunjuk oleh Lucia tadi. Sniper itu tidak sempat menghindar dan batu itu langsung menembus ke kepala sniper itu.

Lucia : Nice shot, Uvo! (tersenyum)

Uvogin : Ya! Tepat sasaran! (menyeringai)

Tiba-tiba ada seorang mafia datang membawa senjata super bazooka dan meluncurkannya ke arah Uvogin. Kurapika tiba di tempat tujuan. Pada saat dia dan rekannya turun dari mobil, dia mendengar ada suara ledakan yang cukup dahsyat pun langsung berlari ke arah sumber suara itu.

Dari kejauhan Kurapika menggunakan sebuah teropong kecil untuk melihat apa yang terjadi. Dia melihat ada banyak sekali mafia sedang berlarian ketakutan karena di kejar oleh Uvogin.

Kurapika : Sepertinya musuh menggunakan Nen dan...

Tiba-tiba Kurapika tidak melanjutkan kata-katanya. Dari balik teropongnya, Kurapika membelalakkan matanya. Dia sangat terkejut, saat melihat Lucia sedang tersenyum sinis memandang ke arahnya. Setelah itu, tampak Lucia melihat ke arah lain.

Kurapika berpikir tidak mungkin Lucia mengetahui dirinya berada di sini. Dia melihat Lucia dikelilingi banyaknya mayat yang berceceran di atas tanah bersama dengan seseorang (Uvogin) yang tidak dia kenal sedang membunuh para mafia.

Dalzollene : Dan apa?

Kurapika : (Lucia? Kenapa dia berada di sana?)

-Bersambung-


Load failed, please RETRY

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C96
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión