Gotoh sangat arogan, dia begitu percaya diri. Dia masih menatap dingin dan meremehkan ke arah mereka dari balik kacamatanya itu. Gon, Kurapika dan Leorio sedang berpikir, tiba-tiba Gotoh menceritakan sesuatu.
Gotoh : Saya mengenal Killua-sama sejak lahir. Jadi saya merasa seperti saya ini adalah orang tuanya sendiri. Itu lah perasaanku.
Tiba-tiba Gotoh mengeluarkan aura Nen dan hawa bloodlustnya yang kuat. Dia yang sejak tadi menahan rasa emosi, pada akhirnya rasa emosinya itu pun pecah dan tanpa sadar urat-urat yang ada didahinya pun telah keluar.
Gotoh : Saya membenci kalian karena membuat Killua-sama pergi lagi. Nyonya besar tidak sanggup menghadangnya, dia sangat kecewa karena harus melihatnya pergi lagi. Itu tidak bisa dimaafkan.
Gon, Kurapika dan Leorio merasa sangat tegang, dikarenakan Gotoh mengeluarkan hawa membunuh miliknya dan menekannya ke arah mereka.
Gotoh : Saya akan menguji kalian dengan caraku sendiri, apa kalian pantas menemui Killua-sama atau tidak. Kalian tidak punya pilihan.
Tiba-tiba pengawal lainnya mengeluarkan belati pisau dan salah satu dari mereka mengarahkan belatinya ke arah leher Canaria. Gon, Kurapika dan Leorio pun langsung tersentak kaget.
Leorio : Hey, kepala pelayan, ini tidak ada hubungannya dengan Canaria!
Gotoh : Itu adalah hukumannya karena sudah lancang telah membawa kalian ke sini! Saya akan jelaskan aturannya, kalau salah satu dari kalian salah menjawab, saya anggap keluar. Jika keempat dari kalian salah menjawab, saya akan mengatakan kepada Killua-sama, kalau kalian bertiga sudah pergi dan kalian tidak akan pernah mau menemuinya lagi.
Gon : Killua itu...
Gotoh : Damare! (Diam!)
Gon : Ugh! (merasa kaget)
Gotoh : Jadi jawab! Sebelah mana koinnya?!
Gotoh masih menggenggam koin emas yang tadi dengan erat, dia sedikit menaikkan tangannya ke atas, lalu menunjukkan kedua tangannya dan mendesak mereka untuk menjawab. Gon, Kurapika dan Leorio merasa ragu untuk menjawab.
Leorio dan Kurapika : (serentak) kiri!
Gon : Kalau begitu aku yang kanan!
Lucia : Pfft. Hehe.. Meskipun Gon dan lainnya hanya bisa menebak dimana koinnya berada, tapi kau terlalu meremehkanku, Gotoh. Koinnya sudah pasti ada di sebelah tangan kanan. Apa tidak ada yang lebih seru? (tersenyum meremehkan)
Gotoh menahan emosinya, dia menggenggam erat koin emas yang ada di tangan kanannya, seketika itu juga koin emas tersebut langsung terbengkok. Gotoh menunjukkan koin emas tersebut lalu melemparkannya ke atas meja.
Gotoh : Baiklah dua orang itu telah gugur, kali ini khusus untuk anda, Lucia-sama. Kalau anda salah menjawab maka dari itu saya anggap permainan ini selesai dan tentunya... Hei yang di sebelah sana, potong leher orang itu!
Salah satu pengawal langsung mengiyakan perintah Gotoh yang arogan dan bersiap untuk memotong leher Canaria jika Lucia salah menjawab.
Gon : Canaria!
Gon refleks berdiri dan menoleh ke belakang melihat ke arah Canaria.
Leorio : Oi! Jangan bercanda! (menahan amarah)
Kurapika : Itu curang, kan?!
Lucia : Kalian bertiga tenang saja (tersenyum)
Gotoh langsung berdiri dari sofanya lalu melemparkan lagi koin emasnya ke atas, kali ini bukan hanya Gotoh seorang melainkan dua orang pengawal yang sejak tadi berdiri di belakang Gotoh pun mengikuti gerakan Gotoh. Mereka bertiga pun mengerakkan tangan mereka secara tidak beraturan dengan sangat cepat.
Gerakan tangan yang lebih cepat dua kali lipat sehingga gerakan tangan mereka sama sekali tidak bisa terlihat dengan mudah. Setelah itu secara bersamaan juga mereka bertiga pun langsung menangkap koin emas tersebut dan mengepalkan erat tangan mereka.
Gotoh : Docchi? (Yang mana?)
Tanpa aba-aba orang yang berdiri tepat di belakang Gon pun tangan kanannya langsung terpotong dan darah segar pun langsung berhamburan keluar.
Pengawal itu langsung berteriak kesakitan sambil memegangi lengan tangan kanannya yang terpotong. Seketika itu Gon, Kurapika, dan Leorio pun terkejut dan refleks berdiri dari sofa mereka.
Lucia : Pffft. Hahahaha..
Semua orang kecuali Gotoh yang berada di sana refleks melihat ke arah Lucia yang tertawa keras. Terlihat Lucia memegang sebuah pedang darah yang sangat panjang.
Lucia : Ah, maaf maaf. Hihihi.. Tapi Gotoh, benar tidak koinnya ada di tangan yang tergeletak di lantai itu?
Lucia tersenyum licik. Gotoh terpancing dengan senyuman Lucia yang meremehkan dirinya. Dia yang merasa tersindir pun langsung mengeluarkan auranya dan kali ini auranya semakin kuat sehingga Lucia juga terpancing dengan aura Nen milik Gotoh pun mengeluarkan sedikit hawa blootlustnya.
Lucia : Gotoh, cukup main-mainnya (bergumam)
Tiba-tiba sebuah ruangan pintu terbuka dan terlihat Killua berdiri di ambang pintu.
Killua : Gotoh, Gon mada ka (Gotoh, Gon masih belum datang, kah?)
Gon yang menyadari kehadiran Killua pun langsung berdiri dari sofanya lalu menoleh ke arah belakang dan berteriak senang.
Gon : Killua!
Killua : Gon! Ternyata kau sudah tiba ya! Dari kapan kau disini?!
Seketika itu juga, permainan terhenti dan suasana yang memanas dan tegang pun langsung sirna tanpa jejak. Kurapika dan Leorio menghembuskan nafas lega.
Mereka berdua pun langsung berdiri dari sofa mereka dan bersama-sama dengan Gon berlari mendatangi Killua. Gotoh pun langsung terdiam. Baik Lucia maupun Gotoh masih enggan selesai, mereka saling menatap tajam dan serius.
Killua : Eh? Luci, kau di sini juga ya? (tersenyum lebar)
Lucia : Iya, oniichan.
Killua : Kalau kau ada di sini kenapa tidak langsung menghubungiku, sih? (cemberut)
Lucia memaksakan dirinya untuk tersenyum. Dia berusaha setenang mungkin dan menahan harsatnya untuk membunuh.
Killua : Hm, kalau tidak salah kau Kurapika, kan? (menunjuk ke arah Kurapika)
Kurapika : Apa maksudmu, hah? Aku cuma numpang lewatkah? (tersenyum kaku)
Killua : Terus Liorio! (menyeringai sambil menunjuk ke arah Leorio)
Leorio : LEORIOOOO! (menahan emosi)
Gon tertawa kaku. Killua tersenyum sangat lebar.
Killua : Hisashiburi! Yoku kita naa! (Lama tidak berjumpa! Kalian datang dengan baik ya!)
Gon : Ngomong-ngomong, Killua wajahmu hancur ya? (tertawa)
Killua hanya tersipu malu lalu ikut tertawa. Gotoh yang melihat Killua tertawa senang pun refleks ikut tersenyum bahagia.
Killua : Gotoh, tadi aku bilang kasih tahu aku jika mereka sudah tiba, kan?! Apa yang kau lakukan, sih?! (mengomel)
Gotoh tersenyum, dia menundukkan kepalanya dan membungkukkan badannya.
Gotoh : Maafkan saya, tapi saya harus memberi mereka sedikit permainan kecil.
Killua : Geemu? (Permainan?)
Gotoh : Hanya saja, saya merasa candaan saya sedikit berlebihan. Saya memohon maaf (tersenyum ramah)
Lucia : (Tsk! Sedikit permainan kecil apanya dan lagi pula candaan, katanya?!) *merasa kesal*
Gotoh : Semoga kalian menikmatinya (tersenyum ramah)
Leorio : Itu... Aku rasa aktingmu itu bagus sekali (mengarukkan kepalanya yang tidak terasa gatal)
Killua yang penasaran pun bertanya apa yang telah dilakukan Gotoh. Gon hanya menjawab seadanya sambil tersenyum seolah-olah tidak ada hal aneh atau apapun yang telah terjadi.
Setelah itu, Killua langsung mengajak Gon dan lainnya keluar dari sini secepat mungkin karena tidak ingin mendengar ocehan dari sang ibu. Killua melihat Lucia yang masih duduk santai di sofa pun mengajaknya.
Killua : Luci, ikou ze! (Luci, ayo pergi!)
Lucia : Ah, oniichan dan kalian semua duluan saja, aku ada sedikit urusan. Nanti aku akan segera menyusul kalian kok (tersenyum)
Killua : Baiklah, tapi jangan lama-lama ya! Pokoknya kalau sudah datang, cepat hubungi aku. Harus ya! Terus aku titip tasku ini. Ayo Gon!
Killua langsung melemparkan tasnya ke arah Lucia dan Lucia menangkapnya.
Killua : Hey, Gotoh! Dengar ya! Aku sama sekali tidak perduli dengan semua ucapan kaasan. Apa pun itu yang dia katakan, ngerti?! Terus jangan pernah mengikutiku ya!
Gotoh : Shouchi shimashita (Saya mengerti.)
(承知しました (shouchi shimashita) kata-katanya lebih sopan 了解です (ryoukai desu). Biasanya digunakan oleh orang yang jabatan/statusnya lebih rendah dari dirinya. Pada umumnya digunakan oleh seorang bawahan kepada atasannya.)
Gotoh membungkukkan badannya. Setelah itu tanpa berbasa basi lagi Killua, Gon dan lainnya pun berjalan ke arah pintu keluar, akan tetapi tiba-tiba Killua membalikkan badannya.
Killua : Luci, inilah jawabanku dari pertanyaanmu yang sebelumnya. Aku memilih untuk mengikuti Gon! Kau masih ingat, kan? (tersenyum)
(Buat Readers yang lupa, silakan kilas balik baca di episode 66.)
Lucia tidak menjawab, dia hanya membalas senyuman Killua.
Gon : Eh? Apa?
Killua hanya tertawa.
Killua : Nandemonai! Gon Ikou ze! Jaa na (Tidak ada apa-apa! Gon ayo pergi! Bye.)
Setelah itu Killua keluar dari rumah besar dan mewah itu, tempat kediaman para pelayan utama. Killua diikuti oleh Gon dan lainnya, dia melewati Canaria begitu saja, Canaria hanya menunduk dan membungkukkan badannya. Pada saat Gon hendak keluar, Gon menghampiri Gotoh sekali lagi.
Gon : Gotoh-san, setelah Killua pergi, kau akan merasa kesepian ya?
Gotoh : . . . . Tidak. Sebagai pelayan, kami tidak berhak mempunyai perasaan khusus apapun itu kepada majikan kami.
Gon mengulurkan lidahnya terus berkata, "Usotsuki! (Pembohong!)"
Gotoh : Gon-kun...
Gotoh menunjukkan sebuah koin emas, lalu melemparkannya sepelan mungkin dan menangkapnya lalu bertanya, "Yang mana?" Gon pun menjawab, "Sudah pasti tangan kiri, kan?"
Pada saat itu, Gotoh menunjukkan koinnya berada disebelah kanan bukannya disebelah kiri. Gon yang tertipu oleh sebuah trik tipuan kecil yang dibuat oleh Gotoh pun merasa kebingungan dan bertanya-tanya.
Lalu Gotoh memberikan sebuah nasihat kecil padanya, "Di dunia ini, ada banyak hal yang salah, jadi berhati-hatilah. Saya mempercayakan Killua-sama kepada anda." Setelah itu Gotoh kembali membungkukkan badannya.
Gon melambaikan tangannya ke arah Lucia yang masih duduk santai sambil mengunyah cookiesnya. Setelah Gon sudah pergi, tiba-tiba Lucia berdiri dari sofanya.
Tiba-tiba Lucia menghilang dari sana, bagaikan secepat halilintar yang menyambar, semua para pengawal yang berada di sana, kepala mereka pun terpenggal kecuali kepala Canaria dan Gotoh. Pedang darah Lucia berhenti tepat di samping leher Gotoh yang masih berdiri tegak.
Lucia : Gotoh, kau tahu kenapa aku membunuh mereka semua kecuali dirimu? (tersenyum menyeramkan)
Gotoh tidak menjawab. Dia hanya menatap lucia dingin. Lucia menurunkan pedang darahnya. Lalu berjalan santai menuju ke arah pintu keluar. Lucia mendorong pintu, lalu sedikit menoleh ke belakang dan tersenyum licik.
Lucia : Itu karena yang akan membunuhmu nanti adalah...
Tiba-tiba Lucia menghentikan perkataannya sejenak. Dia juga tersenyum lalu kembali melanjutkan kata-katanya.
Lucia : Sudahlah, dasar menyedihkan.
Lalu Lucia melihat ke arah Canaria.
Lucia : Canaria, aku percaya padamu (tersenyum)
Canaria : Terima kasih, Lucia-sama (membungkukkan badannya)
Dibalik semua itu, Canaria pun tersenyum dengan tulus dan merasa lega.
Lucia : Oh ya, sampaikan pesan ini kepada kaasan "Baka! (Dasar Bodoh!)"
Setelah itu, Lucia pun pergi dari kediaman itu dan meninggalkan Gotoh dan Canaria begitu saja yang masih membungkukkan badannya.
-Bersambung-
☆Seperti biasa, Author tunggu Comment dan Votenya ya☆