Leorio memasuki ruangan dengan kesal. Sedangkan Lucia dan lainnya sudah mulai berdebat di dalam sana.
Leorio : Hei, hei sekarang apa lagi?!
Semua mengabaikan Leorio yang kebingungan.
Lucia : Migi (kanan).
Gon : Eh? Bukannya Hidari (kiri) ya?
Lucia : Aku bilang kanan ya berarti kanan. Tapi kalau kamu mau pilih kiri ya silakan (tersenyum)
Gon : Kalau Killua dan Kurapika pilih apa?
Killua : Kalau Luci bilang kanan berarti kanan.
Gon : Ehhh... (murung)
Kurapika hanya tersenyum lalu menepuk bahu Gon sekali dengan pelan.
Leorio yang kebingungan pun kembali sewot.
Leorio : Hei, kalian dari tadi bahas apaan sih?!
Lucia : Bacalah itu, paman.
Leorio mulai membacanya.
Leorio : "Pilih jalan yang kalian inginkan? Bulat untuk kanan. Silang untuk kiri"
Leorio langsung melihat ke arah kanan lalu melihat lagi ke arah kiri.
Leorio : (Ke kanan... Atau ke kiri ya...?)
Semua mulai menekan jam tangannya. Dan hasilnya langsung muncul dengan tanda (O -> 5 dan X -> 1). Pintu besi langsung terbuka ke arah kanan.
Leorio : HAH?! (kaget) Ke-kenapa kalian semua memilih kanan?! Bukannya seharusnya pilih kiri ya?! Biasanya kan kita harus pergi ke arah kiri! (protes)
Kurapika menjawabnya dengan santai.
Kurapika : Memang benar. Penelitian mengatakan bahwa orang-orang yang tersesat atau tertahan di persimpangan biasanya pergi ke arah kiri. Tapi kali ini berbeda, tadi Lucia bilang kita harus ke kanan. Aku rasa pada ujian kali ini, kita terpaksa memihak dan lebih mendengarkan Lucia karena Lucia mempunyai kekuatan yang unik.
Leorio : Eh? Ah... Aku lupa soal itu.
Killua : Ah, yang tentang itu aku juga pernah mendengarnya.
Lucia : Aku tidak pernah dengar hal itu sih, tapi ayo jalan!
Mereka berempat mulai berjalan mengikuti Lucia dan meninggalkan Tonpa yang sibuk dengan pemikirannya.
Tonpa : (Ternyata benar dugaanku. Peserta nomor 100, dia ada sesuatu. Kalau mau memisahkan dan memecahkan kerjasama mereka. Aku harus memikirkan cara dan lebih berhati-hati lagi)
Dari kejauhan Lucia menggunakan telepatinya ke arah Tonpa.
Lucia : "Paman, aku mendengar semuanya loh. Kuperingatkan sebaiknya kau urungkan niat jahatmu itu karena semua yang kamu lakukan akan percuma saja. Tapi ya lakukan sesukamu"
Tonpa yang kebingungan melihat ke sekeliling dengan panik karena tiba-tiba terdengar ada suara Lucia tapi Lucia tidak ada disekitarnya. Dia pun terpaku diam di tempat beberapa menit.
Tonpa : Eh? Apa?
Tonpa tersadar dan langsung bergegas mengejar mereka berlima.
Di sepanjang lorong menuju ke tempat pintu berikutnya, Gon mulai membahas pintu yang tadi.
Gon : Leorio, tadi sebenarnya awalnya aku mau memilih kiri sih, tapi karena semua pada pilih kanan...
Leorio : Haa? Ya kita berdua hanya berpikir seadanya!
Gon : Kita?
Tiba-tiba Kurapika bertanya sesuatu yang tidak ada sangkut pautnya dengan ujian.
Kurapika : Ah, sebenarnya kamu itu perempuan atau laki-laki?
Lucia : Kamu bertanya ke aku?
Kurapika hanya mengangguk.
Leorio : Nice Kurapika! Aku juga penasaran. Hahaha...
Gon : Ah, Lucia itu... Hmphh...
Killua langsung menutupi mulut Gon.
Killua : Gon!! Ssstt!! Kau lupa dengan taruhan kita yang sebelumnya?
Gon : Maaf, aku lupa. Hehe..
Lucia hanya terkekeh. Kurapika dan Leorio saling pandang sejenak.
Gon : Kurapika, Leorio coba kalian tebak! (menyeringai)
Leorio langsung melihat ke arah Lucia dengan teliti dan sesakma. Lucia hanya berjalan tanpa memerdulikan tatapan Leorio.
Leorio : Ummm... Kamu mirip sekali dengan Killua, bisa jadi kamu laki-laki, benarkan?
Kurapika : Jangan melihat dari covernya. Kita bisa saja tertipu dengan penampilan luar. Aku rasa Lucia itu perempuan.
Leorio yang meragukan jawaban Kurapika, seolah-olah langsung berubah menjadi om-om genit yang menggoda anak SMA.
Leorio : Kalau begitu biar kuperiksa langsung! Sini Lucia kupegang sedikit, kamu tidak usah takut! (menyeringai)
Killua : Aku akan membunuhmu sekarang juga di sini, kalau kau berani menyentuhnya!
Killua langsung menggeluarkan aura membunuhnya. Semua hanya tertawa karena melihat Leorio ketakutan.
Lucia : Ah, kita sampai!
Seketika mereka semua kembali fokus dan serius.
Leorio : T-tempat apa ini? (melihat ke sekeliling)
Killua : Lihat lurus kedepan sana.
Gon, Kurapika dan Leorio melihat ke arah depan. Tonpa yang barusan tiba pun langsung melihat ke arah depan.
Lucia : Ternyata kita sudah di sambut dengan baik ya (tersenyum licik)
Mereka berenam disambut oleh lima orang narapidana yang muncul dari arah berlawanan di depan sana. Para narapidana memakai jubah hitam untuk menutupi seluruh tubuh mereka.
Narapidana 1 : Para peserta sudah tiba, lepaskan borgolnya.
Borgol yang terkunci di tangan salah satu narapidana itu pun terbuka dan borgol tersebut langsung terjatuh ke lantai. Narapidana itu langsung maju ke depan dan membuka jubah hitamnya.
Narapidana itu bernama Bendot. Hukumannya adalah 199 tahun penjara dikarenakan melakukan perampokan dan pembunuhan. Selain itu, tidak ada yang bisa diketahui tentang Bendot. Dia tampaknya hanya seorang pejuang berotot normal.
Bendot : Ya ampun...
Bendot melakukan stretching.
Bendot : Akhirnya aku terbebas juga. Hehe..
Bendot tersenyum meremehkan menatap ke arah Gon dan teman-temannya. Gon dan teman-temannya hanya melihat tanpa ada yang berkomentar. Tiba-tiba terdengar suara Lippo melalui speaker yang menggema pada ruangan kecil ini.
Lippo : Perkenankan aku untuk memperkenalkan. Dihadapan kalian adalah beberapa tahanan dari menara Trick ini.
Kurapika : Tahanan?
Lippo : Komite ujian Hunter memperbolehkan mereka untuk menjadi penguji dalam ujian ini. Kalian akan bertarung melawan mereka berlima. Pertarungannya satu lawan satu. Atau tergantung dari lawan yang akan menentukan peraturannya. Dan setiap orang hanya bisa bertarung satu kali. Kalian bebas bertarung dengan cara apapun. Tidak ada kata seri. Pemenangnya ditentukan jika lawannya mengaku kalah atau mati.
Bendot : Kalian boleh menentukan urutannya. Ini adalah aturan dari pilihan suara terbanyak. Jika tiga dari kalian yang menang, kalian bisa pergi dari sini. Peraturannya mudah, kan? (tersenyum meremehkan)
Leorio : Cih! Lagi-lagi aturan suara terbanyak.
Killua : Yah, aku mengerti peraturannya sih tapi kita berenam lho dan mereka hanya berlima, sudah pasti kita yang akan menang (tersenyum meremehkan)
Diruangannya sendiri, Lippo yang menonton mereka lewat TV monitor hanya tersenyum licik dan meremehkan.
Lippo : Tetapi, pertarungan sebenarnya tidak akan semudah itu. Masa tahanan setiap napi akan dikurangi satu tahun untuk setiap satu jam mereka menahan para peserta di sini. Dengan kata lain, tujuan mereka adalah untuk mengulur waktu.
Kurapika : Sekarang aku mengerti... Kita harus mencapai garis finish dalam waktu 72 jam. Jadi masalah waktu sangat penting dalam pertarungan ini.
Kurapika melihat ke arah jam tangannya. Sekarang jam menunjukkan waktu 70 jam 05 menit. Lima menit lagi, maka mereka akan menghabiskan waktu selama dua jam di dalam menara Trick ini.
Lucia : Benar. Tapi bolehkan aku bertanya?
Bendot : Silakan.
Lucia : Kalian hanya berlima, sedangkan kita berenam. Itu bagaimana cara mainnya?
Bendot : Seperti yang kukatakan tadi. Ini adalah aturan dari pilihan suara terbanyak. Jadi silakan kalian berenam memilih dua orang dari kalian dan lakukan voting (suara terbanyak), lalu satu orang yang menang dengan suara terbanyak yang akan maju melawanku. Karena aku yang pertama. Siapa yang kalian pilih?! Tidak usah terburu-buru, aku bisa menunggu. Jadi, diskusikan saja secara pelan-pelan dan baik-baik. Waktu kalian masih banyak, bukan? (tersenyum licik)
Sesuai yang dikatakan Lippo, Bendot sengaja mengatakan hal itu untuk mengulur waktu para peserta. Semakin banyak waktu yang diulurkan, maka semakin menguntungkannya.
Lucia : Lalu, bagaimana dengan orang yang tidak terpilih? Apa akan dinyatakan gugur atau kalah juga?
Bendot : Tidak. Dua orang dari kalian hanya boleh satu orang saja yang maju untuk melawanku. Jika salah satu yang kalian pilih kalah atau mati saat melawanku, maka satunya lagi yang tidak terpilih hanya akan dianggap gugur/kalah saja dan kalian tidak usah takut poinnya akan menjadi dua. Kami cukup memberi satu poin dari dua orang kalian, begitu juga sebaliknya. Bagaimana? (tersenyum licik)
Lucia : Baiklah, tidak masalah. Kalau begitu saya yang akan maju duluan. Tidak masalah, kan? (tersenyum licik)
Bendot : Tidak masalah asalkan yang lain setuju dan lakukan dalam suara terbanyak (tersenyum licik)
Lucia menoleh ke arah Gon dan teman-temannya.
Lucia : Baiklah, bagaimana dengan kalian? Apa dari kalian ada yang mau maju melawannya atau aku saja? (tersenyum)
Killua : Kau pasti punya rencana ya? (tersenyum)
Lucia mendekatkan dirinya ke teman-temannya dan mulai berbisik, dia tidak ingin Lippo atau napi mendengarkan perkataannya.
Lucia : Benar (tersenyum licik) Kalau aku yang maju, cukup satu menit saja, ah tidak tapi kurang dari 30 detik aku akan menyingkirkan orang itu. Hehe...
Gon dan lainnya pun mendekatkan diri mereka ke Lucia karena Lucia berbicara dengan suara kecil.
Killua : Ah, aku tahu kau pasti sudah tidak sabar ingin membunuhnya, ya? (menyeringai)
Lucia : Benar. Hehe...
Leorio : Tu-tunggu, sebaiknya aku atau kurapika saja yang maju. Kau lihat sendiri, dia terlihat berbahaya! Kau bisa saja--
Lucia langsung memotong perkataan Leorio.
Lucia : Tidak. Aku akan baik-baik saja. Apa kau lupa siapa aku, paman? (tersenyum)
Leorio : Eh? Ah! Ya sudah kalau gitu, cepat sana maju. Jangan mengulurkan waktu lebih lama lagi. Hahaha..
Kurapika : (Aku juga penasaran bagaimana caranya Lucia mengalahkan orang itu dalam waktu 30 detik?) Tapi kenapa kau berbisik begini, Lucia?
Lucia : Itu karena aku tidak mau Lippo mendengarkan rencana kita. Di menara ini sudah terpasang alat penyadap suara dan CCTV. Dia sekarang sedang melihat kita melalui TV monitor di ruangannya dan mendengarkan semua perkataan kita. Jadi kita harus berhati-hati.
Gon : Kalau aku sih, tidak masalah siapa yang mau maju.
Lucia : Gon, kau akan maju setelah aku. Dan ingat nanti pilih yang pendek. Mengerti?
Gon : Eh? Apa maksudmu?
Lucia : Kau pasti akan tahu nanti (tersenyum)
Gon : Baiklah...
Bendot yang duduk di atas lantai kebingungan melihat gerak gerik Gon dan teman-temannya yang sedang berdiskusi. Akan tetapi dia tidak perduli asalkan bisa mengulur waktu selama mungkin.
Sedangkan Lippo yang dari tadi memantau pun penasaran. Dia memutarkan volumenya ke maksimum karena tidak bisa mendengarkan suara apa-apa dan bertanya ke salah satu napi yang berdiri disampingnya.
Lippo : Peserta yang memakai baju sailor merah itu (Lucia), apa yang dibicarakan pada mereka (Gon, dkk)? Apa kalian bisa mendengarkannya?
Napi 1 : Tidak. Sepertinya dia tahu menara Trick ini sudah dilengkapi penyadap suara dan kamera tersembunyi, tuan.
Lippo sengaja mengzoomkan kameranya ke arah Lucia.
Lippo : Peserta nomor 100 ya. Ternyata begitu, jadi ini yang dikatakan ketua Netero untuk memerhatikannya. Dia benar-benar menarik (tersenyum licik)
-Bersambung-