Descargar la aplicación
21.37% My version, Lucia [Hunter x Hunter] / Chapter 31: 31 - Pertarungan Anita x Dan x Killua

Capítulo 31: 31 - Pertarungan Anita x Dan x Killua

Anita menyerang Lucia dan belatinya pun tertancap ke tembok. Dia menghunuskan belatinya dari tembok. Lalu mengayunkan belatinya lagi ke arah Killua.

Anita : Hiyyaaatt!!

Killua menghindar dengan mudah lalu menghilang ke dalam kegelapan. Anita langsung tersentak kaget. Dia mulai panik dan melihat ke kiri dan ke kanan untuk mencari Killua.

Lucia tiba-tiba berada di belakang Anita. Anita langsung mengayunkan belatinya ke belakang.

Lucia : Pfft. Tidak usah panik begitu.

Anita : DIAAAM!! HIYAAAAAA KENA KAUUU!!!

Anita merasa belatinya mengenai tubuh Lucia dan dia pun tersenyum, ternyata itu hanya bayangannya Lucia.

Lucia tertawa dengan kepanikan dan kebingungan Anita. Jantung Anita berdetak sangat cepat.

Anita : Diam kau pengecut! Jangan menghindar saja! Kenapa tidak memperlihatkan wajahmu!

Padahal baik Killua maupun Lucia sejak tadi ada berada di dekatnya, mereka berdua terus melihat Anita dari belakang. Tetapi, Anita tidak menyadarinya, Anita terus melihat sekelilingnya dengan panik.

Killua : (Tekanan psikologis karena tidak tahu di mana musuhmu berada akan membuat mentalmu lelah lalu merasa takut)

Anita : Ha.. Ha.. Ha.. (nafas mulai terengah-engah)

Anita terus merasa kebingungan dan ketakutan karena tidak bisa menemukan Killua maupun Lucia. Meskipun dia terus melihat dengan teliti dan hati-hati ke arah belakang lalu ke depan dan ke belakang lagi.

Akan tetapi nihil, tidak ada siapapun kecuali seseorang yang sudah mati tergeletak di lantai. Lucia tidak merasa kasihan sedikit pun terhadap Anita. Dilihatnya wajah Anita memucat. Dia juga bisa merasakan rasa ketakutan yang luar biasa pada diri Anita serta detak jantungnya Anita berdetak sangat cepat diluar batas normal.

Lucia : (Ah, wajahnya memucat. Dia pasti menderita. Hihihi.. Apa sebaiknya kubunuh saja langsung ya? Tapi...)

Lucia melihat ke arah Killua yang masih memandang Anita dengan tatapan kosong. Lucia tidak mendengar suara hati Killua sepertinya Killua tidak memikirkan apapun sekarang dan hanya menunggu kesempatan untuk memangsa mangsanya.

Lucia : "Oniichan, sekarang bagaimana?"

Killua : (Aku akan membunuhnya! Aku pasti membunuhnya, hanya memotong lehernya seperti memotong leher seekor kelinci dengan mudah)

Killua tidak menjawab pertanyaan Lucia, dia mengabaikan pertanyaan Lucia dan sibuk dengan pemikirannya sendiri.

Lucia mendengar suara hati Killua lalu dia pun tersenyum, dia menganggap suara hati Killua adalah jawabannya. Lucia mengerti dan tahu dengan keinginan Killua.

Lucia : "Baik, aku mengerti"

Tiba-tiba Killua dengan sengaja menggeluarkan hawanya. Anita langsung menyadari kehadirannya dan langsung mengayunkan belatinya ke arah Killua.

Anita : Disana kau rupanya!

Killua dengan mudahnya menepis belatinya sehingga belatinya langsung terlempar jauh dan Anita pun ikut sedikit terhempas dan terjatuh ke lantai, saat Anita mau membalikkan tubuhnya. Tanpa aba-aba, Killua langsung mengarahkan kuku tajamnya ke leher Anita.

Anita tersentak. Dia pun tidak berani bergerak. Matanya membelalak dan pupil matanya juga bergetar. Dia melihat tidak ada ekspresi apapun dari Killua. Mata Killua sangat gelap dan kosong. Anita sangat ketakutan.

Lucia mulai menampakkan dirinya, dia muncul dari samping yang tidak jauh dari tempat Anita terbaring di lantai.

Lucia : Kalau kau tidak ingin mati, sebaiknya kau diam saja dan jangan bergerak. Kuperingkatkan, kukunya oniichan lebih tajam dari belati kecilmu itu.

Killua : (Mati kau! Kematian yang sepenuhnya!)

Lucia : Pfft. Kasihan sekali, sekarang kau seperti seekor kelinci yang diambang kematian (tersenyum licik)

Anita menutupkan matanya, tubuhnya gemetaran.

Lucia : Ah, kau gemetaran? Pffft. Kau bisa merasakan takut juga sekarang? Hahaha...

Lucia melihat Anita yang sudah pasrah, tiba-tiba teringat dengan Gon yang sedang mati-matian bertarung untuk menyelamatkan Anita.

Lucia : Oniichan, sudah lepaskan dia. Kalau kau membunuhnya, maka Gon akan marah padamu. Apa itu tidak apa-apa?

Killua : Gon?

Anita membukakan matanya, dilihatnya Killua mulai ragu-ragu dan secara perlahan-lahan jauhkan kukunya dari lehernya.

Lucia : Benar. Gon! Apa kau sudah lupa padanya?

Killua kembali tersadar sepenuhnya lalu berlari meninggalkan Anita dan Lucia untuk mencari Gon ke ruangan yang dimana Netero mengajak mereka bermain bola tadi.

Killua : Gon!!

Anita langsung merasa lega dan bangkit sambil memegangi lehernya.

Lucia : Kau beruntung! Kalau tidak kuhentikan, kau mungkin sudah mati di sana (tersenyum)

Anita merasa tersinggung. Dia tidak senang karena sudah ditolong oleh musuhnya. Dia pun langsung marah dan membentak Lucia.

Anita : Apa maumu?! Kenapa tidak membunuhku saja?!

Lucia hanya menatap Anita dengan muak.

Lucia : (Dasar wanita menyebalkan! Padahal sudah kutolong. Bukannya berterima kasih. Apa kubunuh saja dia sekarang? Tidak, tidak. Bisa-bisa Gon dan Killua akan membenciku. Sebaiknya aku abaikan saja dia)

Anita : Hei, apa kau bisu?! Kenapa tidak menjawabku, hah?! (marah)

Lucia menghela nafas dengan pelan dan menahan emosinya, lalu menjawab pertanyaan Anita dengan sedikit geram.

Lucia : (Dia memang menyebalkan!) Itu karena Gon masih bertarung demimu! Kau tidak mungkin tidak tahu tentang hal itu, kan?!

Anita : Memangnya kenapa dengan itu?!

Tiba-tiba Anita ambruk dan tergeletak di lantai. Lucia tidak kaget sedikitpun, dia malahan tersenyum senang.

Lucia : Aniki, terima kasih, aku sungguh tertolong. Wanita ini sungguh keras kepala dan menyebalkan. Kalau kau tidak membuatnya pingsan dengan jarummu itu, aku pasti sudah menebasnya tadi (tersenyum)

Lucia menyandarkan tubuhnya ke dinding sambil melihat ke arah Illumi dan Hisoka yang tiba-tiba muncul dari arah belakang, dimana Anita berdiri membelakangi Illumi dan Hisoka tadi.

Illumi : Aku tidak bermaksud menolongmu, kebetulan saja aku berada disekitar sini.

Illumi mencabut jarumnya yang berisi nen dari kepala Anita.

Lucia : Ah, apa dia mengganggumu dengan Hisoka? (menyeringai)

Illumi mengabaikan pertanyaan Lucia. Dia tahu Lucia sedang mencoba memancingnya, tapi dia tidak terprovokasi dengan mudah.

Hisoka hanya tersenyum licik sambil membasahi bibirnya dengan lidahnya. Lucia merasa jengkel, dia pun marah sambil menunjuk-nunjuk ke arah Hisoka.

Lucia : Hisoka kau juga menyebalkan! Aniki bilang ke Hisoka, jangan menyuruhnya memandangku seperti itu! Dasar menjijikkan! (mulai marah)

Illumi : Luci, kau pasti tahu ujian pada tahap ketiga itu tentang apa, kan?

Lucia : Ah, jadi kau mencariku hanya untuk itu?

Illumi hanya menatap Lucia dengan tanpa ekspresi apapun. Lucia langsung mengerti maksud dari tatapan itu dan mengambil sebuah botol kecil kosong yang berukuran 50cc dari dalam tasnya, lalu memberikannya ke Illumi.

Lucia : Darah.

Tanpa protes maupun membantah, Illumi langsung menggoreskan tangannya dan mengisi darahnya ke botol kecil itu.

Lucia : Pada ujian tahap ketiga, kita akan diberikan waktu 72 jam untuk masuk dan turun sampai ke dasar paling bawah dalam keadaan hidup-hidup dari sebuah menara yang sangat tinggi. Nama menara itu aku tidak tahu. Lalu, di dalam menara itu akan ada banyak sekali jebakan untuk menghambat kita sampai kita tiba di lantai dasar paling bawah dari menara itu. Infonya segini cukup, kan?

Illumi memberikan botol kecil yang sudah terisi penuh dengan darahnya ke Lucia.

Lucia : Wah, terima kasih (senang)

Lucia membuat sebuah tanda dengan menuliskan nama Illumi dengan spidol pada botol kecil itu. Illumi yang sudah mendapatkan informasi yang dia inginkan pun hendak pergi dari sana.

Illumi : Aku akan menemuimu lagi di bawah sana.

Lucia : Hmm, iya! Ah, tunggu sebentar.

Illumi dan Hisoka menghentikan langkah kaki mereka. Illumi menoleh ke arah Lucia, sedangkan Hisoka tidak menoleh sama sekali.

Lucia : Hisoka, apa ada kabar atau sesuatu dari mereka? Mereka tidak menanyai keberadaanku sekarang, kan?

Hisoka : Tidak.

Seperti biasanya, Hisoka selalu menjawab pertanyaan Lucia dengan singkat, padat dan jelas. Setelah itu, Hisoka dan Illumi pun pergi dan menghilang di dalam kegelapan. Tidak lama kemudian, dari kejauhan tampak Kurapika dan Leorio berjalan mendekati Lucia.

Kurapika : Lucia, sedang apa kau sendirian disini?

Leorio : Dimana Killua dan Gon?

Lucia : Ah, Kurapika! Paman!

Lucia tidak menjawab pertanyaan Kurapika maupun Leorio. Ketika mereka berdua tiba tepat berada di depan Lucia, mereka berdua tersentak kaget saat melihat Anita tergeletak di lantai, lalu dengan curiga melihat ke arah Lucia.

Lucia : Bukan aku yang membuatnya pingsan (tersenyum)

Kurapika : Ah, begitu ya.

Kurapika dan Leorio tersenyum lega. Leorio pun memindahkan tubuh Anita dengan hati-hati, lalu menyandarkan tubuh Anita ke sebuah bangku panjang yang berada disana.

Lucia : Aku haus, bagaimana kalau kita minum teh, yuk? (tersenyum)

Setelah itu, Lucia, Kurapika dan Leorio berjalan menuju ke cafe.

-Bersambung-


Load failed, please RETRY

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C31
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión