Descargar la aplicación
10.34% My version, Lucia [Hunter x Hunter] / Chapter 15: 15 - Hisoka x Itu x Misterius part 3

Capítulo 15: 15 - Hisoka x Itu x Misterius part 3

Gon : Ha.. Ha.. Ha (terengah-engah) Syukurlah aku tiba tepat waktu... Ha.. Ha.. Ha.. Ha..

Hisoka : Ah~ (menoleh ke arah Gon) Yaru ne, Bouya (Lumayan juga, bocah) *tersenyum lebar* Apa itu alat pancing? Senjata yang menarik.

Hisoka berjalan mendekati Gon dengan perlahan-lahan.

Hisoka : Bolehkah aku melihatnya?

Gon memegang dengan erat alat pancingnya.

Leorio : Lawan bertarungmu adalah... AKU! Aaaaaaaaaa!!

Leorio berlari dan hendak menyerang Hisoka dari belakang. Hisoka langsung membogem wajah Leorio dengan keras sampai Leorio terpental.

[BOOOOOM!]

Leorio tergeletak di tanah dan pingsan. Gon melihat ada kesempatan dan langsung menyerang dengan pancingnya, akan tetapi berhasil di hindari oleh Hisoka.

Hisoka : Kau datang untuk menolong temanmu?

Hisoka sudah berada dibelakang Gon sambil berjongkok. Gon tersentak dan langsung mundur melompat ke belakang untuk menjaga jaraknya dengan Hisoka. Tapi, Hisoka sangat cepat sudah berada di belakang Gon lagi.

Hisoka : Kau anak yang baik, ya (tersenyum)

Gon mengarahkan pancingnya dan memukul ke samping, Hisoka menghindarinya dan dia sudah berada di belakang Gon. Gon mulai kebingungan dan panik.

Hisoka : Hmm, ekspresi itu... Bagus (tersenyum)

Gon langsung mundur ke belakang menjaga jaraknya dengan Hisoka sambil mengayun-ayunkan alat pancingnya ke kiri dan ke kanan. Tapi dengan santainya Hisoka terus maju berjalan mendekati Gon sambil menghindari serangan Gon. Dan Gon terus mundur dan mundur sambil mengayunkan pancingnya menyerang Hisoka dan terus dihindari oleh Hisoka.

Hisoka : Ah~ Bagus... Bagus sekali... Sekarang aku mulai berdebar-debar dan tertarik... (tersenyum)

Gon terus menyerang dan Hisoka juga terus menghindari, lalu tiba-tiba Gon mendapat ide germilang.

Gon : Ah, baiklah...

Dengan sekuat tenaga Gon menyerang dengan melemparkan pancingnya ke arah Hisoka.

[Wooossssh...]

Hisoka tersenyum lebar melihat alat pancing itu datang ke arahnya dengan lebih cepat. Hisoka tidak menyangka alat pancing itu bukan menyerangnya melainkan menyerang ke arah tanah, sehingga tanah di hadapannya bersembur ke atas, tiba-tiba Gon sudah berada di belakang Hisoka dan hendak menyerangnya dari belakang.

Gon : Aaaaaaa!!!

Hisoka yang mengetahui triknya Gon hanya bersikap sangat tenang dan berhasil menangkap Gon lalu langsung mencekik leher Gon dengan erat. Gon tidak bisa bergerak sama sekali.

Gon : Ah.. Ugh..

Hisoka mengangkat tinggi tubuh Gon ke atas, sehingga dia susah bernafas dan kakinya meronta-ronta. Gon berusaha melepaskan tangan Hisoka yang sedang mencekik lehernya dengan erat. Hisoka tersenyum lebar. Dia senang menyiksa dan melihat reaksi Gon yang kesusahan bernafas.

Hisoka : Hehehe... Ah~ Menakjubkan sekali...

Gon : Ah.. Ugh..

Hisoka semakin tersenyum lebar. Dia merasakan sensasi yang luar biasa. Dia senang melihat wajah Gon yang tersiksa.

Hisoka : Ah~ Aku suka wajah seperti itu... Ah~

Gon tidak meronta-ronta lagi, perlahan-lahan dia melemas, wajahnya mulai membiru, dia yang memegangi tangan Hisoka mulai menjatuhkan tangannya. Hisoka tersentak, dia melihat Gon yang hampir mati karena kehilangan nafas, langsung melepaskan cengkraman tangannya. Gon pun terjatuh di tanah dan terbatuk-batuk tanpa henti.

Gon : Uhuk, uhuk, uhuk, uhuk...

Hisoka : (berjongkok) Jangan takut. Aku tidak akan membunuh temanmu.

Hisoka tersenyum. Gon menatap Hisoka dengan tajam dan masih terbatuk-batuk.

Hisoka : Karena dia lulus dari ujianku. Hehe..

Gon hanya menatap Hisoka dengan bingung.

Hisoka : Dan ya, kau juga lolos (tersenyum lebar) Tumbuhlah dan jadilah Hunter yang hebat.

Tiba-tiba terdengar suara berbunyi. Bip Bip Bip. Hisoka mengambilnya dari sakunya dan terlihat sebuah ponsel yang sangat unik bentuknya. Hisoka mengangkatnya. Terdengar suara Illumi, meskipun suaranya berbeda.

Illumi : Hisoka, kau harus segera kembali ke sini. Kami sudah dekat ke tempat ujian tahap kedua.

Hisoka : Oke, aku segera ke sana.

Hisoka mematikan ponselnya dan bangkit. Lalu berjalan ke arah Leorio. Gon masih menatap Hisoka dengan hati-hati.

Hisoka : Selalu menyenangkan jika memiliki teman.

Hisoka mengangkat dan meletakkan Leorio yang pingsan itu di bahu kirinya.

Hisoka : Kau bisa menemukan jalan kembali sendiri, kan?

Gon masih terpaku diam menatap Hisoka. Dan hanya bisa mengangguk.

Hisoka : Anak baik (tersenyum)

Setelah mengatakan itu, Hisoka pergi meninggalkan Gon sendirian di sana dan menghilang ke dalam kabut asap itu.

Gon yang masih terduduk di tanah dan masih belum mengalihkan pandangannya ke arah perginya Hisoka, tapi dia sudah bisa merasa lega sekarang dan nafasnya yang tertahan tadi sudah kembali, dia pun bernafas sambil terengah-engah. Gon bercucuran keringat, dan sedikit gemetaran. Gon berusaha mengatur nafasnya dengan tenang.

Kurapika : Gon!! (berteriak) Apa kau baik-baik saja?

Terlihat Kurapika berlari ke arah Gon. Gon menoleh ke arah Kurapika.

**********************************

Di bagian Lucia dan Killua. Lucia dan Killua berhasil tiba di tempat tujuan, terlihat banyak peserta yang beristirahat di bawah pohon. Lucia berdiri tidak jauh dari Illumi. Dia melihat Illumi barusan menelepon Hisoka dan menyuruh Hisoka kembali.

Killua berjalan untuk mencari Gon dan dia tidak mengenal atau menyadari kehadiran Illumi yang tidak jauh darinya dikarenakan penampilan Illumi yang sangat berbeda. Illumi memasangkan banyak jarum di wajahnya sehingga wajahnya berubah menjadi aneh.

Killua : Duh? Gon ternyata tidak ada di sini... (melihat sekeliling)

Lucia mendekati Illumi, lalu tersenyum. Illumi pura-pura tidak mengenal Lucia karena dia sudah berjanji padanya untuk tidak merusak rencananya. Lucia berdiri di samping Illumi lalu menggunakan telepatinya.

Lucia : "Aniki, tadi Hisoka kan?"

Illumi : "Benar."

Lucia : "Begitu? Berarti Gon dan lainnya selamat ya?"

Illumi : "Gon? Ah... Anak yang selalu berada di sampingmu dan Killua itu?"

Lucia : "Benar."

Illumi : "Hisoka, dia membawa seseorang yang lulus bersamanya."

Lucia hanya tersenyum mendengar Illumi berkata begitu.

Lucia : (Itu pasti Leorio, karena di cerita aslinya. Leorio pingsan karena mendapat bogem dari Hisoka. Dan Hisoka bertanggung jawab untuk membawanya sampai ke tujuan)

Killua : Luci?

Lucia : Oniichan! Gon sudah ketemu?

Killua : Belum, sepertinya Gon masih belum kembali.

Lucia : Mungkin sebentar lagi (tersenyum)

Illumi sedang bersandar di sebuah pohon besar di samping Lucia dan menatap Killua dengan tajam. Killua menyadari tatapannya itu.

Killua : Dia siapa? Kau kenal?

Lucia : Ah, tidak. Aku hanya kebetulan berdiri disamping orang itu (tersenyum)

Killua : Hmm... (melihat Illumi sekilas tapi tidak perduli) Baiklah, aku akan berkeliling sekali lagi untuk mencari Gon. Kau tetap di sini ya.

Lucia : Iya! (tersenyum)

Killua pergi. Lucia melihat Killua yang sudah pergi cukup jauh dari hadapannya mulai kembali berbicara pada Illumi tanpa menggunakan telepati.

Lucia : Aniki, kau hebat! (mata berbinar-binar) Oniichan sampai tidak bisa mengenalimu. Aku jadi penasaran dengan reaksinya, jika dia tahu selama ini kau ada di dekatnya, oniichan akan gimana ya? Hihihi..

Mendengar hal itu, Illumi tersenyum licik dan tanpa sadar, mulai mengeluarkan sedikit hawa nafsu bloodlustnya (bloodlust adalah haus darah dan juga bisa dibilang nafsu yang sangat ingin membunuh orang). Lucia yang menyadari hal itu langsung menyadarkan Illumi.

Lucia : Aniki, nafsumu mulai keluar tuh. Daijoubu? (Apa itu tidak apa-apa?) *tersenyum polos*

Illumi : . . . .

Lucia : Dasar, kau sudah berjanji padaku, kan?! Kau harus lebih bisa menahan dirimu. Kalau oniichan sampai menyadari kehadiranmu dan merusak rencanaku, aku akan marah padamu ya!

Illumi : Pffft *menatap Lucia tajam*

Lucia : (tidak perduli dengan tatapan Illumi) Aniki, kau tidak pernah menunjukkan sosokmu yang seperti ini padanya ya?

Illumi tahu, Lucia tidak akan pernah terpengaruh dengan nafsu membunuh atau serangan tekanan mendadak seperti ini, makanya itu Illumi sangat menyukai Lucia karena di samping itu Lucia juga tidak takut padanya, dan selalu bisa membuatnya tenang dan menahan dirinya, sekarang Illumi kembali normal dan tenang.

Illumi : Ya, hanya kau dan Hisoka yang tahu.

Lucia : Eh? Bahkan ayah maupun kakek juga tidak ada yang tahu?

Illumi : Mungkin. Tapi kau lebih hebat bisa mengenaliku.

Lucia : Tentu dong! Hehehe...

***********************************

Terlihat Satotz yang berdiri di tengah jalan dan terus melihat ke arah jam tangannya. Sepertinya ujian tahap pertama akan segera selesai.

Di bagian Gon dan Kurapika. Gon terus berlari sambil mengendus-endus untuk mencium baunya Leorio. Kurapika hanya mengikutinya dari belakang.

Gon : Lewat sini.

Kurapika : Apa kau benar-benar tahu jalannya?

Gon : Ya. Minyak wangi Leorio sangatlah unik. Aku bisa menciumnya dari jarak beberapa kilometer.

Kurapika hanya diam dan tidak merasa kaget dengan tindakan dan perkataan Gon.

Gon : Hei Kurapika, apa yang Hisoka maksud dengan mengatakan kalau kita lulus dari ujiannya?

Kurapika : Hisoka bertingkah seperti juri.

Gon : Juri?

Kurapika : Ya. Dia pasti memiliki alasan untuk menguji kekuatan kita. Mungkin saja, dia ingin menguji kekuatan setiap peserta. Mungkin kau dan Leorio memenuhi standar yang ditentukan olehnya.

Gon : Begitu, ya. Tapi aku tidak memiliki kekuatan apapun untuk melawannya.

Kurapika : Tapi kau berhasil mendaratkan serangan pertamamu padanya, kan?

Gon : Itu hanya serangan kejutan. Dan juga, Leorio lulus meskipun dia kalah...

Kurapika : Hmm... Mungkin dia merasakan bahwa kau memiliki aura yang sama dengannya.

Gon : Aura?

Kurapika : Aku benar-benar ragu Hisoka menguji kita sebagai seorang Hunter. Bagaimanapun, aku harus mengakui kalau dia menekanku dengan kemampuan manusia super dan teknik yang dimilikinya. Sudah pada umumnya, bila mempunyai kemampuan istimewa, akan dianggap oleh orang lain sebagai sebuah karunia. Mungkin, insting dan pengalaman Hisoka mengatakan padanya bahwa kau memiliki kemampuan dan potensi untuk menjadi seorang Hunter. Dia berpikir membunuhmu sekarang hanya akan sia-sia... Itulah mungkin menurut pandangannya.

Gon tidak memberikan respon apa pun.

Kurapika : Oh, maaf! Apa aku menyinggungmu?

Gon : Tidak.. (menggelengkan kepala) Tapi waktu itu aku sangat gemetaran dan terkejut.

Kurapika : Eh?

Gon : Aku sangat takut, dan ingin lari. Tapi aku tidak bisa. Dan di waktu yang sama, aku juga sangat senang. Aneh, kan? (tersenyum lebar)

Kurapika hanya diam dan tidak memberikan tanggapan apapun. Dia mungkin mengerti tapi tidak merasa yakin. Mereka sibuk pada pemikiran mereka masing-masing dan terus berlari mentelusuri ke dalam hutan dalam keadaan diam.

-Bersambung-


Load failed, please RETRY

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C15
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión