Kurapika dan Leorio terus berlari di dalam kabut asap yang semakin menebal. Pandangan di depan sudah tidak terlihat dengan jelas karena tertutup oleh kabut asap putih.
Kurapika : Kita bahkan tidak tahu jalan mana yang kita tuju.
Leorio : Tidak apa-apa, tenang saja. Selama kita tidak kehilangan jejak orang-orang di depan kita...
Tiba-tiba orang-orang yang berada di depan mereka menghilang satu persatu. Leorio dan Kurapika tersentak kaget. Mereka pun berhenti melangkah dan mulai panik.
Leorio : Eh?! Apa yang terjadi, oi?!
Tiba-tiba muncul seperti buah stoberi yang sangat besar melayang-layang diudara.
Leorio : A-apa itu?
Seorang peserta ujian mencoba melangkah maju dengan perlahan-lahan ke depan. Tiba-tiba seorang peserta ujian itu seperti terjatuh dan berteriak keras. Kurapika yang melihat itu mundur ke belakang secara perlahan-lahan.
Peserta : Aagghhhhh!!!!!!
Ternyata peserta ujian itu bukan terjatuh melainkan di makan oleh seekor kura-kura raksasa yang aneh karena hewan ini terdapat cangkang di tubuhnya. Dan di cangkangnya tumbuh banyak sekali buah stoberi.
Seketika para peserta ujian yang menyaksikan itu yang berada di sana semuanya langsung berlari berbalik arah dengan ketakutan. Leorio dan Kurapika hanya diam ditempat
Kurapika : Ga-gawat...
Ternyata kura-kura raksasa ini tidaklah hanya seekor saja. Sekarang Kurapika dan Leorio terjebak di antara banyaknya kura-kura raksasa ini.
***********************************
Sementara itu, peserta ujian lainnya yang berada di barisan terdepan masih aman dan terus berlari mengikuti Satotz dari belakang.
Sedangkan tiga bersaudara Imori, Amori dan Umori mulai kebingungan karena kehilangan jejak Satotz. Mereka menghentikan langkah mereka lalu melihat sekeliling dan mencari-mencari.
Imori : SIAL! Jalan mana yang harus diikuti?
Amori : Apa kita kehilangan jejaknya?
Tiba-tiba terdengar suara yang menyerupai suara Satotz.
"Mengerti, kan? Pastikan kalian semua tetap berada dekat di belakang saya."
Umori : Sebelah sana!
Seketika semua peserta yang kehilangan jejak beserta ketiga bersaudara itu tertipu dan berlari mengikuti arah sumber suara itu. Ternyata suara itu bukan lah dari suara Satotz, melainkan suara burung gagak aneh yang bisa meniru suara Satotz.
Akan tetapi, ketiga bersaudara itu sangatlah beruntung, mereka tidak termakan jebakan karena mendengar ada suara peserta lainnya yang berteriak. Ketiga saudara itu memperlambat langkahnya dan berhenti di ujung tebing dan melihat peserta lainnya mati terjatuh dari atas tebing dan tertusuk batu tajam.
Burung aneh itu mengulangi perkataannya kembali dengan menggunakan suara Satotz.
"Mengerti, kan? Kaaak! Pastikan kalian semua tetap berada dekat di belakang saya. Kaaak!"
Amori : Hewan itu meniru suara manusia?
Umori : Hampir saja...
Imori : Iya...
************************************
Sedangkan di bagian Lucia, Killua dan Gon yang masih berlari ke arah depan.
Gon : Aku mendengar ada suara orang-orang yang berteriak di sekeliling kita.
Lucia : Abaikan itu semua, terus maju ke depan saja.
Killua : Benar yang dikatakan, Luci. Tetaplah fokus pada penjagaanmu.
Gon : Apa Leorio dan Kurapika akan baik-baik saja, ya...
Lucia : (Seperti yang kuduga, Gon pasti mengkhawatirkan mereka berdua. Dan seperti di cerita aslinya, sebentar lagi, Gon akan menyusul ke tempat mereka dan di saat itu juga aku harus memilih dan membuat keputusan yang tepat, apakah aku harus mengikuti Gon dan membantunya menyerang Hisoka atau...)
Tiba-tiba Lucia berhenti melangkah. Killua juga menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Lucia.
Killua : Luci, ada apa?
Lucia : Gon berhen--
Sedangkan Gon yang tidak berhenti langsung terjebak di dalam mulut kodok raksasa, dan di makan oleh kodok raksasa itu.
Gon : Hm? Eehh?! Aaaaaa!!!!
Lucia : ti... (sambungan dari kata berhenti)
Killua : . . . .
Killua tersentak, dan hanya terdiam di tempat melihat Gon dimakan oleh kodok raksasa itu.
Lucia : Ah, terlambat. Hehe...
Killua : Pfftt.. Pantasan aku merasa aneh, kenapa kau tiba-tiba berhenti, Luci. Hahaha...
Lucia : Ah! Kodoknya kabur ke arah sana! Apa Gon baik-baik saja?
Killua : Aku rasa tidak begitu...
**********************************
Kembali di bagian Leorio dan Kurapika. Leorio sedang bertahan dengan sebatang kayu yang ada di mulut kura-kura raksasa itu. Kura-kura raksasa itu mengoyangkan Leorio yang memegangi kayu itu ke kiri dan ke kanan dan berusaha untuk mematahkan kayunya.
Leorio : Uwaaaa!!!
Kurapika : Leoriooo!!
Kurapika melompat tinggi dan mengeluarkan senjatanya lalu menusuk ke arah sebelah mata kura-kura raksasa itu. Leorio terjatuh ke tanah.
Leorio : Aduh..
Kurapika : Leorio, ini kesempatan kita untuk pergi dari sini.
Leorio : Y-ya (bangkit)
**********************************
Killua dan Lucia masih mengejar kodok raksasa itu dari arah belakang.
Lucia : (Sepertinya aku harus menolongnya)
Lucia mengeluarkan belati kecil dari dalam tas.
Killua : Luci, tunggu. Jangan-jangan kau...
Lucia : Iya, kalau tidak begitu, Gon tidak akan bisa keluar dan bisa mati didalam perut kodok raksasa itu.
Killua : Biar aku saja. Aku bisa langsung membunuhnya.
Lucia mengabaikan Killua dan menggoreskan telapak tangannya dengan belati kecil itu, tangannya menggeluarkan darah. Lalu Lucia melempar belati kecil itu ke arah Killua, dan Killua menangkapnya.
Lucia : Oniichan, aku pergi dulu (tersenyum)
Darah di telapak tangan itu langsung berubah menjadi sebuah benda tajam yang berwarna merah seperti katana yang berukuran sedang dan sangat beracun. Lucia mempercepat larinya dan mengejar kodok raksasa itu yang diikuti oleh Killua dari belakang.
Lucia : KODOK SIALAN, KEMBALIKAN GON DAN TERPOTONGLAH!!!
Kodok raksasa itu langsung terbelah menjadi dua bagian. Seluruh tubuh Gon dipenuhi lendir yang menjijikan.
Gon : Hahaha... Terima kasih sudah menyelamatkanku, Lucia.
Lucia : Tentu saja! (tersenyum)
Gon : (bangkit) Uwoo!! Jadi kau mengunakan pisau ini untuk mengeluarkanku dari perut kodok raksasa itu?
Lucia : Benar. Hehe..
Gon : Tapi pisau itu bentuknya aneh.
Killua : Itu darah Lucia.
Gon : Darah?
Lucia membuangnya ke tanah. Gon mendekati pisau itu.
Lucia : Jangan menyentuhnya, itu lebih tajam dari sebuah katana dan sangat beracun.
Killua : Baiklah, sekarang ayo cepat pergi dari sini dan menyusul yang lainnya.
Gon : Ternyata aku masih mengkhawatirkan Leorio dan Kurapika.
Killua : Sudahlah. Kita harus cepat-cepat. Kita masih bisa mengejar pengujinya. Ayo, Luci!
Killua pergi.
Lucia : Ah, tunggu oniichan!
Gon hanya melihat Killua yang sudah pergi menjauhinya.
Lucia : Gon...
Gon merasakan hal buruk dan memutuskan untuk pergi ke tempat Leorio dan Kurapika.
Gon : Maaf Lucia, sepertinya aku harus ketempat Leorio dan Kurapika. Kamu pergilah duluan ke tempat Killua. Aku akan menyusul bersama Leorio dan Kurapika nanti! *pergi*
Lucia : Baiklah! Sampai jumpa di depan!! (berteriak)
Gon : Ok! (berteriak)
Lucia berlari menyusul ke tempat Killua.
Lucia : (Benar, ini bukan urusanku. Lagian dengan kekuatanku yang sekarang masih sangatlah kurang jika mau menyerang Hisoka. Dan juga kalau aku mencampurinya, bisa saja alur cerita aslinya berubah menjadi berantakan)
-Bersambung-