Descargar la aplicación
4.13% My version, Lucia [Hunter x Hunter] / Chapter 6: 06 - Ujian x Tahap Pertama x Dimulai

Capítulo 6: 06 - Ujian x Tahap Pertama x Dimulai

Gon mulai meminum minuman kalengnya dan langsung memuntahkannya. Tonpa yang awalnya tersenyum licik, raut wajahnya berubah menjadi bingung.

Gon : Tonpa-san, minuman ini sepertinya sudah kadaluwarsa, rasanya aneh dan baunya basi.

Leorio yang mendengar ucapan Gon tersentak kaget dan langsung menyemburkannya keluar.

Leorio : Yang benar? (mulai marah) Hampir saja!

Tonpa mulai keringatan dingin. Dia masih bingung. Dan langsung pura-pura berakting bego.

Tonpa : L-lho? Itu aneh... (Tidak mungkin... Obat pencuci perut itu seharusnya tidak berasa dan berbau)

Tonpa melirik sekilas ke arah Kurapika. Dia melihat Kurapika membuang isi minuman kaleng itu dengan cara menuangkan minuman itu ke lantai dengan santainya. Tonpa yang merasa misinya sudah gagal, langsung bertindak cepat.

Tonpa : Aku sangat-sangat minta maaf! (berlutut) Aku tidak tahu kalau minuman itu sudah rusak (tidak berani melihat ke arah Gon, Leorio dan Kurapika)

Gon : Tidak apa-apa, kau tidak perlu meminta maaf sampai segitunya. Apa perut Tonpa-san baik-baik saja? (khawatir)

Tonpa : E-eh? Y-ya (gugup dan merasa canggung) Baik-baik saja.

Gon : Karena aku sudah mencoba semua jenis rumput-rumputan dan tanaman gunung. Jadi, aku bisa merasakan jika ada sesuatu yang aneh (tersenyum polos)

Tonpa : Be-begitu kah? Ha ha (tertawa kaku) Itu menakjubkan, hehe... (Sial... Kenapa aku harus bertemu dengan bocah gunung ini?)

Tonpa : Aku minta maaf soal itu ya (bangkit) Kalau begitu, sampai nanti lagi ya (kabur)

Tonpa segera pergi meninggalkan Gon, Leorio dan Kurapika di tempat.

Leorio : Orang tua yang pandai bicara... (masih merasa tidak senang)

Tonpa berjalan menjauhi Gon, Leorio dan Kurapika dengan ekspresi kesal. Tiba-tiba Killua datang menyapa Tonpa.

Killua : Hei, hei, Tonpa-san!

Tonpa mendengar ada seseorang yang memanggilnya dengan suara yang cukup keras langsung menoleh ke arah sumber suara itu. Dilihatnya Killua melambai-lambaikan tangannya sambil tersenyum lebar. Semua peserta ujian yang ada disekitar sana langsung melihat ke arah Killua.

Killua : Boleh aku minta lebih banyak lagi minuman kaleng yang tadi kau tawarkan kepadaku? Aku merasa gugup sehingga membuatku menjadi haus.

Tonpa : Eh?! (tersentak kaget) Oh, boleh saja... (merasa bingung dan aneh)

Lucia tertawa tanpa suara. Dia merasa lucu saat melihat reaksi Tonpa yang merasa bingung dan mulai merasa takut itu. Killua dan Lucia datang mendekati Tonpa dan sudah berada di depannya.

Tonpa : (Ada apa dengannya? Obat pencuci perut yang dia minum tadi seharusnya sudah berpengaruh sekarang. Apa yang terjadi?)

Lucia bisa mengetahui semua yang ada dipikiran Tonpa, dia mendengar dengan jelas suara isi hatinya Tonpa yang muncul di kepalanya. Lucia tersenyum. Tonpa memberikan sekaleng minuman yang tadi lagi ke Killua.

Killua membuka minuman kalengnya dan langsung meminumnya dengan cepat. Tonpa tercengang. Dia melihat Killua dengan horror. Dia bingung dan bertanya-tanya. Lucia yang berdiri di samping Killua hanya tersenyum. Tonpa yang menyaksikan itu semua menunjukkan ekspresi geram.

Tonpa : (Itu mungkin hanya obat pencuci perut. Tapi jika dia minum sebanyak itu, dia bisa mati karena dehidrasi)

Killua : Khawatir?

Tonpa : Eh?

Killua : Aku akan baik-baik saja. Aku sudah terlatih. Racun tidak akan berpengaruh padaku (tersenyum meremehkan)

Setelah mengatakan itu, Killua langsung pergi dari hadapan Tonpa. Sekali lagi Tonpa tercengang, pupil matanya bergetar. Terlihat dengan jelas kekagetan dan rasa kebingungan yang besar di wajahnya. Dia bertanya-tanya.

Tonpa : (Racun? Dia tahu apa yang ada di dalam minuman kaleng itu? Tapi diam tetap meminumnya dan terlihat baik-baik saja. Kok bisa?)

Lucia : Biar aku menjawab rasa kebingunganmu itu, Tonpa-san (tersenyum)

Tonpa melihat ke arah Lucia.

Lucia : Sebanyak apapun oniichan meminum minuman kaleng itu darimu, dia tidak akan mati ataupun dehidrasi. Jadi Tonpa-san, kau tidak usah khawatir dan berpikir terlalu panjang. Obat pencuci perut atau racunmu itu tidak akan berpengaruh apa-apa terhadap oniichan karena sudah terlatih (tersenyum)

Tonpa : Eh?! *kaget* (Ke-kenapa dia bisa tahu apa yang kupikirkan semuanya tadi?!) *bingung dan merasa takut*

Lucia : Tentu saja aku tahu apa pun yang kau pikirkan, karena semua terdengar dengan jelas di telingaku (tersenyum)

Killua : Luci, kau kenapa? Cepat kemari!

Lucia : Ah, iya! Kalau begitu, aku pergi duluan ya, oniichan sudah memanggilku. Semoga kau beruntung, Tonpa-san (tersenyum)

Lucia pergi meninggalkan Tonpa yang terpaku diam di tempat, Lucia berlari ke arah Killua. Killua tersenyum.

Killua : Apa yang kau bicarakan dengannya? Apa kau membaca pikirannya? (tertawa kecil)

Lucia : Iya. Dia pasti kebingungan. Hehe... Niichan, aku mau coba minum (memelas)

Killua : Kalau kau tidak boleh (tertawa)

Lucia : (cemberut) Sedikit saja!!

Killua tertawa melihat reaksi Lucia yang dianggapnya sangat lucu dan menggemaskan.

Tonpa : . . . . . (masih terpaku diam melihat kepergian Lucia dan Killua)

Tubuh Tonpa bergemetaran hebat.

Tonpa : (Nomor 99, Killua dan nomor 100, Lucia. Para pemula di tahun ini, semuanya gila...)

Meskipun dia merasa takut akan tetapi dia masih berusaha terlihat tenang lalu tersenyum licik.

Tonpa : (Ah, baiklah. Itu bukan masalah. Itu berarti menghancurkan mereka akan membutuhkan usaha lebih)

*********************************

Terdengar suara alarm berbunyi dengan cukup keras, semua peserta ujian menoleh ke arah sumber suara itu. Suasana kembali tegang dan mencengkram. Satotz mematikan alarmnya.

Tiba-tiba pintu yang berbentuk dinding besar yang terbuat dari batu terbuka secara perlahan-lahan ke atas dan terlihat sosok yang berdiri di balik pintu. Sosok itu adalah Satotz. Dia adalah penguji di fase pertama untuk ujian Hunter kali ini. Satotz berdiri tegak tidak jauh dari peserta ujian dan menatap semua peserta ujian. Dengan suara lantang mengatakan sesuatu.

Satotz : Mohon maaf sudah menunggu. Waktu pendaftaran peserta ujian Hunter telah berakhir. Sekarang ujian Hunternya akan dimulai!

Lucia tersenyum, sedangkan Killua menunjukkan ekspresi membosankan dan menatap dengan malas. Hampir semua peserta ujian terlihat tegang, tentunya ada beberapa yang tersenyum. Gon, Leorio, dan Kurapika tersenyum. Mereka merasa bersemangat. Hisoka tersenyum licik. Illumi tidak bereaksi apupun.

Satotz : Saya ingatkan untuk terakhir kalinya. Jika kalian hanya punya sedikit keberuntungan dan kemampuan, kalian mungkin akan berakhir dengan luka serius atau bahkan mati. Siapa yang berani menerima resiko tersebut, silakan ikuti saya. Jika tidak, silakan pergi lewat elevator di belakang kalian.

Satotz menatap semua peserta ujian dengan tajam. Dilihatnya semuanya tidak ada yang mundur atau pulang.

Satotz : Cukup Sekian. Sebanyak 406 peserta akan ikut serta dalam ujian tahap pertama.

Satotz membalikkan badannya membelakangi semua peserta ujian dan menggerakkan tangan dan kakinya untuk siap-siap bergerak. Satotz mulai berjalan melangkah. Semua peserta ujian mengikuti Satotz dari belakang. Awalnya berjalan dengan lambat dan tanpa sadar mulai berjalan sedikit lebih cepat.

Leorio : (melihat sekeliling) Tentu saja, tidak ada yang berbalik dan pergi. Padahal aku berharap ada yang beberapa yang menyerah meskipun sedikit.

Gon merasa aneh, dilihatnya Satotz hanya berjalan tapi jaraknya dengan peserta ujian yang ada di depan terlihat sangat jauh. Satotz mulai melangkah dengan lebih lebar lagi, dan terlihat semua peserta ujian yang mengikuti Satotz dari belakang mulai berlari kecil.

Peserta ujian lainnya mulai kebingungan.

Peserta 1 : Eh?

Peserta 2 : A-apa?

Gon : Sepertinya orang-orang yang di depan mulai berlari.

Kurapika : Pengujinya, tapi dia terlihat hanya berjalan.

Satotz : Mohon maaf. Saya lupa memperkenalkan diri. Saya Satotz, penguji di tahap pertama. Saya akan mengantar kalian ke tempat ujian tahan kedua.

Hanzo : Kedua? Lalu, ujian tahap pertamanya apa?

Satotz : Sudah dimulai.

Semua peserta ujian kebingungan

Semua peserta : Eh? Sudah dimulai? Jadi ini bagian dari ujiannya?

Satotz melangkah dengan sangat lebar sambil menoleh ke belakang. Semua peserta berlari dengan cukup cepat.

Satotz : Kalian hanya harus mengikuti saya sampai ke tahap kedua. Ini adalah ujian tahap pertama.

Hanzo : Hanya mengikutimu? Jadi, hanya itu saja, kan?

Satotz : Ya. Saya tidak bisa mengatakan dimana atau kapan kalian akan sampai. Kalian hanya perlu mengikuti saya.

Kurapika : Oh, begitu ya. Sepertinya aku mengerti.

Gon : Ujiannya aneh.

Leorio : Aku yakin ini pasti ujian ketahanan.

Leorio tersenyum dengan penuh percaya diri.

Leorio : Ini tak apa-apa buatku. Kemanapun itu, akan kuikuti! (tersenyum)

Kurapika menanggapi perkataan Leorio dari dalam hati.

Kurapika : (Tapi ada yang membuat pikiran kacau, karena tidak tahu sejauh mana kita harus berlari. Dan dia juga menguji kekuatan mental kami)

-Bersambung-


Load failed, please RETRY

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C6
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión