Descargar la aplicación
48% Aku Bukan Pilihan Hatimu / Chapter 84: Flashback 1

Capítulo 84: Flashback 1

Wina yang sempat melihat siapa yang melakukan VC langsung pergi ke dalam kamar mandi, dia tidak mau mendengar VC mesum itu. Dia sering mendengar gadis-gadis melakukan VC mesum dengan Revan tanpa diminta. Dan Revan dengan bodohnya meladeni mereka. Wina sengaja memperlama berendam di bath upnya karena dia tidak mau menambah parah rasa sakit di hatinya. Kenapa gue nggak bisa lepas dari cengkeraman dia? Gue benci cinta ini! batin Wina yang marah pada rasa cintanya kepada Revan yang sangat besar. Sedangkan laki-laki itu tidak sekalipun memperlihatkan jika dia juga memiliki perasaan yang sama dengan Wina.

Winona Alvaro adalah putri satu-satunya dari Ben Alvaro, asisten Valen yang menikah dengan Manda, teman Tata. Winona sejak kecil sangat mengagumi Revan sebagai laki-laki yang tampan. Dan kebetulan mereka sejak TK sampai SMA selalu sama-sama.

Flashback On

Revan bersama teman-teman SMAnya merayakan perpisahan dengan pergi ke villa orang tuanya. Mereka berpesta hingga pagi hari jam 4 dini hari. Pesta itu bersifat pribadi dan hanya khusus untuk orang-orang tertentu saja. Revan dan teman-temannya yang terdiri dari 20 laki-laki dan 25 perempuan termasuk Wina malam itu berpesta dengan minum-minuman keras sampai banyak sekali dan membuat semua mabuk. Kebetulan saat itu juga dirayakan ulang tahun Revan dan Wina yang kebetulan juga teman Revan diundang juga. Wina tidak menyukai alkohol dan dia tidak terbujuk oleh rayuan teman-temannya untuk ikut menikmatinya. Selain itu dia di suruh papanya untuk mengawasi Revan agar tidak berbuat sesuatu yang memalukan. Saat di sekolah Revan selalu menjaga jarak dengan Wina, karena dia menganggap Wina hanya anak pegawai papanya.

" Selamat ulang tahun sayang!" kata Kitty, kekasih Revan. Kitty langsung mencium bibir Revan dengan rakusnya di dance floor. Revan yang sedang bergerak sambil membawa gelas minuman membalas ciuman Revan.

" Gue akan memberi lo hadiah yang istimewa malam ini!" bisik Kitty.

" Apa...? Bukannya lo ...udah nyerahin keperawanan... lo... ke gue?" ucap Revan sedikit mabuk dan suskses membuat wajah Kitty memereh karena malu.

" Revan sayang!" panggil seorang perempuan yang tidak kalah cantik. Kitty yang mendengar langsung memutar tubuhnya.

" Happy Birthday baby!" kata Cathy lalu mencium bibir Revan dengan mesra di depan Kitty. Wajah Kitty memerah menahan amarah dan Revan tahu itu.

" Gue... nggak suka ...pertengkaran! Kalo ada... yang bertengkar,,, kalian boleh... pergi!" kata Revan memperingatkan semua yang datang.

" Siapa dia, Van?" tanya Kitty.

" Pacar gue...!" jawab Revan santai.

" Apa? Lalu gue?" tanya Kitty kecewa.

" Pacar juga...! Kenapa? Lo ...marah? Pergi aja...!" kata Revan mulai mabuk.

" Nggak! Gue nggak pa-pa! Yang penting gue masih lo anggep pacar!" kata Kitty memeluk Revan. Sementara Cathy memeluk Revan juga.

" Van!" panggil seorang gadis lagi, dia terlihat dewasa dan seumuran dengan Reva kakaknya.

" Lo?... Dateng?" kata Revan tersenyum pada gadis itu.

" Tentu saja, sayang! Nggak mungkin aku nggak datang!" kata gadis itu. Lalu gadis itu mencium Revan sambil melingkarkan kedua tangannya ke leher Revan. Revan melempar gelasnya dan membalas ciuman dengan sangat lama dan tangan gadis itu sudah berkeliaran ke dalam jas Revan.

" Tunggu gue di kamar atas, sayang!" bisik Revan merasa bagian bawahnya perlahan memberontak akibat pilinan gadis itu pada dadanya.

" Kamu sudah menonjol, sayang! Jangan terlalu mabuk! Aku nggak suka!" ucap gadis itu menggoda dengan menggosok-gosokkan lututnya ke selangkangan Revan.

" Lo selalu...bisa membuat...gue tegang!" kata Revan mencium kembali bibir seksi gadis itu.

" Gue akan menunggu tanpa kain diseluruh tubuhku!" bisik gadis itu dan menjilat telinga Revan. Lalu gadis itu meninggalkan Revan dengan birahinya yang mulai naik ke ubun-ubun. Revan berjalan ke arah mejanya dan meminum minuman untuk menawarkan sedikit rasa mabuknya. Kitty dan Cathy terdiam melihat aksi genit kekasih Revan yang lain. Wina yang memperhatikan semua adegan itu hanya menahan rasa sakitnya. Dadanya terasa sesak dan ingin rasanya dia meninggalkan tempat terkutuk itu, tapi dia tidak bisa. Wina berjalan kelantai atas dan pergi ke balkon villa.

" Kalian boleh melakukan apa aja disini!" teriak Revan.

" Wowwwwwww!" teriak semua teman-temannya senang.

" Ada banyak kamar disini!" kata Revan lagi. Kitty dan Cathy duduk di meja Revan.

" Kamu mau kemana, Van?" tanya para perempuan yang pernah dipacari Revan.

" Tidur sama Indah!" jawab Revan santai. Semua perempuan yang duduk disana terdiam tanpa ada yang berani bertanya. Mereka semua sudah tahu resiko menjadi pacar Revan. Revan naik ke lantai atas untuk menemui Indah dengan sedikit berlari, pusakanya telah meminta sarungnya. Langkahnya terhenti karena melihat seorang gadis sedang berdiri di balkon dengan rambut yang dipermainkan angin.

" Bos!" panggil seorang laki-laki.

" Jim? Ada apa?" tanya Revan yang terkejut melihat kehadiran Jimmy, asisten pribadinya. Jimmy membisikkan sesuatu di telinga Revan. Revan mengepalkan tangannya dengan sempurna, wajahnya menggelap.

" Singkirkan dia dari hadapanku!" kata Revan menahan amarah. Revan berjalan mendekati Wina yang berdiri di pinggir balkon.

" Apa kekasih lo nggak datang?" tanya Revan yang berdiri bersandar di pintu balkon. Wina tersentak mendengar ucapan Revan, dia memutar tubuhnya.

" Wina? Hahaha! Serius itu lo?" tanya Revan tertawa, dia tahu jika itu Wina karena ada lesung di pipi kanannya. Wina hanya tersenyum saja menanggapi ucapan Revan. Revan terdiam dan menatap tajam Wina. Malam itu Wina memang terlihat beda, Wina yang selama ini berpakaian longgar dan memakai kaca mata di sekolah, sekarang memakai pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuhnya dan memakai softlens. Sejak kapan gadis pembantu ini jadi cantik dan...seksi gitu? batin Revan. Revan mendekati Wina, jantung Wina berdetak sangat kencang dan tubuhnya bergetar. Revan seperti tersihir, dia menangkup pipi Wina dan mencium gadis itu dengan lembut. Wina memejamkan kedua matanya dan menikmati rasa pahit di bibir Revan akibat alkohol. Mereka berdua merasa ribuan kupu berterbangan di dalam perut dan menggelitik dengan lembut. Revan merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya yang susah untuk dijabarkan. Jantungnya berdetak tak beraturan dan sebentar pelan sebentar kencang.

" Bibir lo...manis banget dan kenyal!" ucap Revan setelah merasakan sejenak bibir Wina dan menatap gadis itu dengan mata membulat. Lalu di menekan tengkuk Wina dan satu lagi memegang dagu gadis itu. Revan mencium lembut dan dalam bibir Wina lalu menggigit hingga Wina membuka mulutnya.

" Ak!" Revan menjilat seluruh isi mulut Wina dan gadis itu mencoba untuk mengimbanginya dan saling membelit lidah hingga bertukar saliva.

" Gue mau lo, Win!" ucap Revan sambil melepas bibir Wina karena gadis itu terengah kehabisan nafasnya. Wina menatap Revan sedih dan matanya terlihat sendu, tapi Revan tidak perduli apa yang dipikirkan Wina, dia harus mendapatkan apa yang dia mau. Revan mengangkat tubuh Wina ala bridal style dan Wina melingkarkan tangannya ke leher Revan. Revan tersenyum smirk, jalang! batin Revan. Lo sama aja sama yang lain! batin Revan. Revan membuka pintu kamar dan meletakkan Wina ke atas ranjang.


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C84
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión