Descargar la aplicación
47.42% Aku Bukan Pilihan Hatimu / Chapter 83: Misteri Hadiah

Capítulo 83: Misteri Hadiah

" Kau selalu saja bisa membela dirimu! Apa dia tidak capek dan aus kamu gesek terus?" tanya Tata sekenanya.

" Bahasamu membuat dia tersinggung dan ingin sembunyi di dalam rumah, sayang!" kata Valen.

" Huh! Kamu selalu saja mencari kesempatan dalam kesempitan! Dasar pengusaha!" kata Tata pasrah. Tanpa menunggu lama, Valen kembali mencumbu istrinya yang telah pasrah dengan berbaring lagi di ranjang. Tua-tua Keladi...makin tua makin jadi...xixixi!!!

Reva mengantar asistennya dahulu baru pulang ke rumah orang tuanya. Saat dalam perjalanan dia mengambil buku yang dibelinya tadi. Dia membuka halaman pertama, betapa terkejutnya saat dia melihat ada sebuah kartu kecil terjatuh dari dalam buku itu. Reva mengambil kartu tersebut yang jatuh dalam pangkuannya.

" Terima kasih telah menyukai karya-karyaku

Aku harap kita bisa saling mengenal dan kamu suka hadiahku

0888 1111 4444"

Reva tidak percaya dengan apa yang dibacanya, dia membaca sekali lagi tulisan itu dan melihat tanda tangan di tengah bawah, sama dengan tanda tangan di dalam buku yang di belinya. Bahkan buku itu ada tulisan " My gift for smart lady"

" Dia memberikan buku ini khusus untukku? Dan dia menghubungiku? Tapi bagaimana bisa?" tanya Reva ambigu.

" Apa ada yang Nona ucapkan?" tanya Denny.

" Apa? Ah! Tidak! Apa masih jauh?" tanya Reva.

" Sudah di depan, Nona!" kata Anzel. Mobil mereka memasuki sebuah mansion yang mewah dan sangat luas beberapa menit kemudian. Valen sengaja membangun mansion itu untuk keluarga besarnya agar dapat menampung mereka semua. Penjagaan di mansion itu sangat ketat, karena Valen tidak mau ada yang mengganggu privasi keluarganya. Reva turun dari mobilnya dan berjalan ke lantai 2 mansion tersebut. Setelah sampai di depan sebuah pintu berwarna biru, dia membuka pintu itu menggunakan kartu. Reva meletakkan tas tangannya di meja setelah mengambil ponselnya dan duduk di sofa dekat jendela kamarnya. Dia menyalakan ponsel tersebut lalu di masukkannya nomor Lunar. Dia membuka WA miliknya dan mencari nomor Lunar. Nggak ada? apa dia tidak memiliki WA? Aku coba kirim SMS aja! batin Reva. Jantungnya berdetak kencang, jarinya gemetar menekan huruf demi huruf, lalu dikirimkannya SMS tersebut. Cringggg! Bunyi SMS yang terkirim. Reva menunggu dengan hati was-was dan penuh harap. Reva menatap intens ke arah ponselnya, satu menit, 2 menit, 3 menit, 4 menit, Reva berdiri untuk mengganti pakaiannya. Dia merasa jika Lunar hanya membohongi diriny. Cringggg! Reva terlonjak, dia meraih ponselnya dan terbelalak seakan tak percaya.

Lunar

Hai juga

Reva mengetik lagi sesuatu di ponselnya. Cringgg! Suara pesannya terkirim. Cringgg!

Lunar

Saya tidak suka sosmed

Reva kembali mengetik dengan jarinya. Cringgg! pesan itu kembali terkirim

Lunar

Saya akan menelpon kamu jika saatnya tiba

Reva sedikit kecewa, tapi dia tidak mau hubungan yang baik ini akan terputus akibat ketidaksabarannya. Cringgg! Reva hampir menjatuhkan ponselnya saat ada pesan masuk ke ponselnya, padahal dia belum membalas pesan Lunar.

Lunar

Secepatnya, karena kamu gadis yang cerdas

Reva tersenyum membaca pesan dari Lunar, dia merasa sangat senang karena bisa menjadi temannya. Reva memang sangat suka membaca, dia ingin sekali bertanya-tanya tentang bagaimana dan kesulitan apa dalam membuat suatu karya tulis. Reva beranjak dari duduknya dan meletakkan bukunya di atas meja. Dia berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri karena lelah seharian kerja. Saat akan membuka pakaian, ponselnya berdering dilihatnya nama Cintaku tertera disana.

" Halo, sayang! ( Sayang! Sudah pulang?)

" Iya sudah! Kamu sedang apa? (Masih meeting, sayang!)

" Jangan terlalu lelah! Jaga kesehatan! ( Iya, sayang! Kamu juga!)

" Papa akan datang lusa! ( Apa ada sesuatu?)

" Nggak ada, sayang! Cuma liburan aja! ( Ok! Relasiku sudah datang, sayang!)

" Ok! ( I love you!)

" Me too! Bye!

Reva mematikan panggilan dari tunangannya dan melepaskan pakaiannya. Reva memang sudah bertunangan dengan pria bernama Andra Putra Nugroho. Dia adalah anak satu-satunya dari Nugroho, pemilik berbagai perusahaan kosmetik di dunia. Andra sangat mencintai Reva meskipun mereka jarang sekali bertemu karena Andra bekerja di Negara Y. Reva berendam di air hangat untuk melepaskan segala kepenatan di tubuhnya.

Sementara itu di sebuah apartemen di kota yang sama, seorang laki-laki sedang memacu tubuhnya di belakang seorang gadis.

" Ahhhh!" desah seorang gadis yang berada dibawah seorang pria, mereka dalam keadaan toples.

" Tahan, Win! Gue masih belum! Jangan bikin gue kecewa!" kata laki-laki itu.

" Iya!" jawab gadis itu menahan sesuatu di ujung perutnya. Laki-laki itu mempercepat goyangannya.

" Sebentar lagi, Win! Ahhhh!" ucap laki-laki itu, lalu melepaskan dirinya dan membalik tubuh gadis itu. Dengan cepat dia menghujamkan pusakanya kembali dan menambah kecepatan goyangan tubuhnya.

" Akhhhhh!" teriak mereka berdua. Laki-laki itu lemas diatas tubuh gadis itu lalu menjatuhkan tubuhnya disamping gadis itu.

" Lo emang selalu bisa ngebuat gue puas, Win!" ucap laki-laki itu tersenyum. Gadis itu memeluk laki-laki itu dan berbantal lengannya. Tapi kamu masih saja mencari gadis lain diluar sana, Van! batin gadis itu. Dia menahan airmatanya sekuat tenaga agar tidak jatuh dan membuat marah laki-laki itu. Dia sangat mencintai laki-laki itu, walaupun dia tahu jika laki-laki itu hanya memanfaatkan tubuhnya saja untuk kesenangannya.

" Minum ini! Gue nggak mau lo hamil!" ucap laki-laki itu dan memberikan pil untuk diminum gadis itu.. Egois banget! Ya! Dia memang egois, tapi aku mencintainya dengan gila! batin gadis itu sambil menganggukkan kepalanya dan meminum pil tersebut. Tidak lama kemudian terdengar dengkuran halus dari bibir laki-laki itu. gadis itu menarik selimutnya dan menutupkan pada mereka berdua.

" Revan! Sudah jam 3 pagi!" panggil gadis itu sambil menyentuh pipi Revan. Revan membuka matanya, lalu meminum air di gelas yang telah disiapkan gadis itu di atas nakas.

" Lo sudah bersih?" tanya Revan dan gadis itu menganggukkan kepalanya. Tanpa menunggu lama, dia menarik gadis itu dan menjilat serta menggigit telinga gadis itu.

" Ahhh! pusaka gue sudah tegak, Wina!" ucap Revan, lalu dia langsung membuka liang gadis itu dan menghujamkan kedalamnya.

" Ahhh!" desah gadis itu, dia menggigit bibirnya dan menahan rasa perih akibat permainannya tadi malam dengan Revan. Revan selalu mencumbu Wina saat malam dan meminta dibangunkan jam 3 dini hari untuk melakukannya lagi. Setelah beberapa kali melakukannya, dia meninggalkan Wina untuk membersihkan diri di kamar mandi.

" Ponselmu bergetar!" kata Wina yang telah berdiri di depan pintu kamar mandi untuk bergantian dengan Revan. Revan meraih ponselnya dan melihat VC dari Kelly. Digesernya gambar telpon yang berwarna hijau.

" Revan baby!" sapa Kelly di layar Revan.

" Kelly, baby!" jawab Revan tanpa mengabaikan perasaan Wina.

" I miss you so much, baby!" kata Kelly, dia telah naked di layar ponsel Revan. Revan tersenyum melihat Kelly yang seperti itu.

" Dance baby!" kata Revan. Kelly langsung menurut dan menari erotis di depan layar ponselnya.

Hadewwww...anak Valen dan Tata yang satu ini kayaknya perlu di ketok pake palu kepalanya...


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C83
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión