Hari demi hari terus berlalu,namun Ayunda begitu sulit untuk bertemu dengan Tuan El.
sebenarnya, Ayunda sempat curiga bahwa tuan El sengaja menghindari dirinya. namun ia tidak tahu karena hal apa, hingga tuan El bersikap seperti itu.
"Apakah mungkin, karena lamarannya belum aku jawab?!"gumam Ayunda dengan penuh kebingungan.
"Laura, tolong bangunkan aku jika aku tertidur saat tuan El kembali ke rumah. aku ingin membicarakan hal yang penting dengannya." kata Ayunda pada seorang pelayan yang selalu menemaninya.
"Baik nona," jawab pelayan tersebut.
Malam pun tiba, dan kali ini tuan El pulang lebih awal.
Ayunda sangat senang melihat mobil Tuan El yang telah berhenti tepat di depan rumah. Ia berlari menuruni tangga, untuk menyambut tuan El saat masuk kedalam rumah.
Tuan El yang melihat hal itu segera bergeser menghampiri Ayunda.
"Apa yang kau lakukan?!" tanya tuan El dengan raut wajah yang kurang senang akan tingkah Ayunda.
"Maafkan saya, karena terlalu senang, saya tidak memikirkan akibatnya." ucap Ayunda sambil menunduk.
Tuan El menghela nafas panjangnya.
"Apakah kamu telah makan?"tanya tuan El dengan lembut dan penuh perhatian.
wajah Ayunda merona mendengar suara lembut itu.
"Belum,tuan." jawab Ayunda yang sedang tersipu malu. Tuan El yang melihat hal itu Marasa sangat puas.
"Siapkan makan malam," ucap tuan El memberikan perintah pada para pelayan.
"Aku akan ke kamar untuk mengganti pakaianku, kau tunggulah di meja makan. ingat untuk tidak berlarian lagi," ucap tuan El pada Ayunda sambil mengelus kepala Ayunda.
Ayunda pun mengaggukkan kepalanya.
tuan El naik ke atas untuk pergi ke kamarnya. sedangkan Ayunda dengan patuh pergi menuju ke ruang makan. langka kaki Tuan El terhenti dan berbalik melihat kearah Ayunda yang tampak berjalan dengan senang saat itu.
"Sebenarnya, mana wajah aslimu?"gumam tuan El.
beberapa saat kemudian,tuan El turun dan makan bersama dengan Ayunda.
Ayunda mulai menatap tuan El untuk memberanikan diri bicara dengannya.
"Bicaralah," ucap tuan El yang membuat Ayunda cukup terkejut.
"Aku dengar dari para pelayan bahwa kau selalu menungguku, maaf karena beberapa hari ini aku sibuk dengan urusan kantor."
Ayunda merasa lega mendengar perkataan dari tuan El. karena nyatanya tuan El tidak menghindarinya. terlebih lagi hari ini tuan El pulang lebih awal untuk bertemu dengannya.
"Sebenarnya, ada yang ingin aku bicarakan dengan tuan." ucap Ayunda dengan masih ragu-ragu.
"hmm....,"gumam tuan El menatap Ayunda.
"pertama, saya ingin meminta maaf karena belum bisa menjawab lamaran tuan malam itu. berikan saya waktu untuk itu, itupun jika tuan masih memerlukan jawaban saya. dan yang kedua, saya ingin kembali pulang ke rumah. saya ingin meminta bantuan tuan sekali lagi, agar saya dapat pulang ke kota J."
Tuan El terdiam mendengar hal itu. ia tahu cepat atau lambat Ayunda pasti akan memintanya untuk kembali ke kota J. tapi jika Ayunda kembali, akankah ia kembali lagi.
sebenarnya tuan El masih sangat bimbang, karena di satu sisi ia mulai tertarik dengan Ayunda sejak awal bertemu. tapi, di sini lain ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya yang membuat ia harus melawan hati nuraninya.
"Tuan...," panggil Ayunda pada tuan El, saat melihat pria itu sedang melamun.
"Apakah kau akan kembali dan menjawab lamaran ku?" tanya tuan El pada Ayunda.
"Ah, itu. Jika tuan masih membutuhkan jawabanku. aku akan kembali dan menjawab lamaran tuan, tapi aku harus kembali untuk menyelesaikan semua masalahku." ucap Ayunda.
"Baiklah, kapan kau berencana untuk kembali?"
"lebih cepat, lebih baik tuan." jawab Ayunda.
" bagaimana jika besok? agar masalahmu lebih cepat selesai dan kau cepat kembali. sebenarnya, bukan karena aku tidak sabaran, tapi aku takut kau lupa akan janjimu setelah kau kembali." ucap tuan El sambil menatap sedih kearah Ayunda.
"Ma...mana mungkin saya lupa. saya akan terus mengingat hal itu,bahkan hati saya...," ucap Ayunda dengan gugup.
Tuan El merasa senang mendengar ucapan Ayunda, dengan begitu ia yakin bahwa Ayunda mulai tertarik padanya.
Makan malam pun selesai. karena waktu baru menunjukkan pukul 20:30 malam atau jam setengah sembilan malam. Tuan El pun mengajak Ayunda untuk berkeliling di kota B. ia ingin menarik simpati Ayunda akan hal itu, membuat Ayunda tidak bisa melupakan momen indah bersamanya.
Ayunda sangat senang mendengar ajakan dari Tuan El. ia pun bergegas untuk pergi mengganti bajunya.
"Kau sudah siap?" ucap tuan El saat melihat Ayunda menuruni tangga.
(Aku akui, gadis ini sungguh cantik.)gumam tuan El dalam hatinya.
Ayunda pun mengaggukkan kepalanya.
"Ayo pergi," Ajak tuan El sambil mengulurkan tangannya.
Ayunda meraih tangan tuan El dengan malu-malu dan hal itu membuat tuan El senang.
seorang supir menawarkan diri untuk mengantar mereka. namun tuan El menolak, karena ia ingin berjalan berdua saja dengan Ayunda.
hati Ayunda berdetak kencang mendengar perkataan dari tuan El.
mereka pun pergi keluar dari Villa tersebut. tuan El terbilang cukup kaya, walaupun ia hanyalah seorang manager di sebuah perusahaan.
Ayunda begitu takjub melihat keindahan kota B saat malam hari. gemerlap lampu yang menerangi jalan dan juga bangunan yang tinggi hingga hampir menjulang ke langit.
"Ternyata kota ini, lebih indah saat malam hari." ucap Ayunda dengan senang.
"Apakah kau senang?" tanya Tuan El.
Ayunda pun mengaggukkan kepalanya.
"Baguslah, jika kau senang." ucap tuan El sambil mengelus kepala Ayunda.
Ayunda menundukkan kepalanya karena merasa malu.
mereka pun berhenti di sebuah tempat.
"Dimana ini?" tanya Ayunda pada tuan El.
"Taman," ucap Tuan El.
tuan El mengajak Ayunda untuk turun dan masuk kedalam taman tersebut.
dari jalan memang terlihat bukan seperti taman, karena tidak ada orang yang sedang berjalan atau duduk bersama. tapi setelah berjalan sekitar 3 menit, mulai tampak gemerlap lampu dan juga air mancurnya yang jatuh dari sebuah patung naga yang begitu tampak indah dan menakjubkan. Ayunda terpesona melihat keindahan semua itu. disana juga begitu banyak orang yang yang lalu lalang.
"Tempat ini sungguh cantik, hhmm..., sangat sayang aku tidak memiliki ponsel untuk mengabadikan momen indah ini." ucap Ayunda.
Tuan El pun memberikan ponselnya untuk Ayunda.
"Gunakan, hp milikku."
"Apakah tidak apa-apa jika aku mengambil gambar dengan hpmu?"
"tidak, lakukan apa yang ingin kau lakukan. aku ingin melihat senyum mu malam ini." ucap tuan El.
Ayunda pun mengambil beberapa foto, ia pun meminta tuan El untuk memotret dirinya saat berdiri di dekat air mancur.
"Apakah hasilnya bagus?"tanya Ayunda yang berjalan perlahan menghampiri tuan El dengan senyum senang di wajahnya.
Ayunda melihat semua foto yang telah ia ambil. Ayunda tampak senang akan hal itu.
"Ini terlihat begitu cantik dan indah," ucap tuan El sambil menunjuk foto Ayunda saat berdiri di depan air mancur.
"Tuan...," Ayunda menatap tuan El. mereka saling bertatapan dan bahkan Wajah mereka semakin dekat. jantung Ayunda berdetak sangat kencang, terlebih lagi tuan El tiba-tiba menutup mata Ayunda dengan tangannya.
"Tu...tuan," panggil Ayunda.
"Diamlah, sebentar saja." ucap tuan El.
Ayunda cukup terkejut akan hal itu. namun yang lebih membuat Ayunda terkejut, bibir tuan El kini menempel di bibir.
(Ci...ciuman?dia menciumku?)batin Ayunda.
dan yang membuat Ayunda tidak kalah terkejutnya, saat tuan El menjulurkan lidahnya kedalam mulut Ayunda.
(Lidah?)