Descargar la aplicación
7.74% ADAKAH AKU DI HATIMU / Chapter 11: TIDAK MENYANGKA

Capítulo 11: TIDAK MENYANGKA

Tubuh Ayunda masih merinding duduk berhadapan dengan pria yang ada di depannya ini.

entah apa yang sedang ada di pikiran pria tua itu, ketika berada satu kamar bersama gadis muda seperti.

semua laki-laki itu brengsek, mata keranjang. pria baik bisa di hitung menggunakan jari, tapi adapun yang baik hanya di depan saja, ketika di belakang mereka bagaikan singa lapar yang mencari mangsa lain sekedar memuaskan rasa lapar mereka.

" bisakah saya meminta sesuatu ? "

kata Ayunda yang sedikit gugup saat mengatakan hal itu.

" katakan. "

" Seharusnya, tuan tahu bahwa aku masih kuliah, aku ingin terus kuliah . "

ucap Ayunda pada pria itu.

" Tidak. "

Ayunda tampak terkejut ketika jawaban lantang dan sedikit menakutkan terdengar dari pria itu.

" Aku memintamu untuk menemaniku, Jika kau bersih keras untuk kuliah. kau bisa kuliah online dari rumah. tidak ada alasan atau pun membantah perkataan ku, karena kau sendiri yang mau menikah denganku . "

ucap pak Danuarta, lalu ia berdiri memanggil sekertaris Jemy , membantunya keluar dari kamar itu.

" Mulai hari ini, ini adalah kamarmu, jika butuh sesuatu katakanlah pada Jemy. "

setelah itu mereka keluar dari kamar Ayunda.

Ayunda tidak tahu apakah ia harus senang ataukah sedih saat itu.

karena pak Danuarta tidak sekamar dengannya, tapi disisi lain, pria tua itu membatasi aktivitas Ayunda termasuk kuliah.

hari semakin larut, tapi mata Ayunda tidak bisa di pejamkan, ia takut bahwa pria tua itu akan menerobos masuk dan tidur bersamanya saat ia terlelap nantinya.

" aaahh, sungguh bisa gila aku jika seperti ini. mengapa kisah cintaku tidak semanis, kisah cinta dalam novel romantis. tapi malah menjadi kisah tragis yang menyedihkan. "

padahal dulu, begitu banyak pria tampan dan kaya yang tergila-gila padanya , namun Ayunda menolak mereka semua.

Ayunda juga tipe wanita yang pemilih soal pasangannya, tapi nyatanya ia malah kena zonk karena terlalu banyak memilih. yaitu bertemu dengan pria brengsek seperti rehan, yang meninggalkannya saat ia sedang sayang-sayangnya.

sungguh mengorek luka lama jika memikirkan pria itu dan membuat mood Ayunda semakin down.

ia juga tidak bisa membantah atau melawan perkataan pria tua itu, dan benar apa yang ia katakan bahwa, ia menikah atas kehendaknya sendiri.

perlahan mata Ayunda mulai terlelap sangking lelah dengan beban pikirannya sendiri dan akhirnya tertidur pulas.

Ayunda menjalani rumah tangganya dengan pak Danuarta, telah seminggu lamanya.

hari berganti dan Ayunda melewati dengan berjalan-jalan dari kamar ke taman.

ia berputar-putar hanya di sekitaran rumah saja. tapi ada yang menarik perhatian Ayunda yaitu tembok besar yang berada di samping rumah namun itu bukan sekedar tembok tapi juga mempunya pintu yang cukup besar.

" apa ini ?? "

tanya Ayunda pada salah satu pelayan.

" itu rumah nyonya Lina, rumah itu dan rumah ini merupakan satu bangunan namun di pisahkan oleh tembok itu. "

jawab pelayan yang Ayunda tanyai.

Ayunda memperhatikan semenjak beberapa hari yang lalu, rumah ini tersambung dengan rumah lainnya tapi terhalang tembok itu.

" siapa nyonya Lina itu.? " tanya Ayunda lagi.

" Itu anak dari tuan Danuarta, rumah itu untuk anak serta cucu-cucunya, sedangkan rumah ini khusus untuk tuan Danuarta, tuan tidak suka keributan, sebab itulah tembok itu di buat dan tanpa seijinnya tidak ada yang bisa membuat pintu itu. "

Ayunda semakin bingung dengan kehidupan orang kaya seperti mereka, keluarga tapi saling membatasi.

menurut Ayunda itu adalah hal aneh, ia harus terkurung di rumah ini mungkin untuk selamanya.

Ayunda kembali ke kamarnya setelah selesai jalan-jalan di taman.

pak Danuarta mengetuk pintu kamar Ayunda lalu masuk kedalam.

" Tuan. " sapa Ayunda dengan sedikit terkejut.

" duduklah. " ucap suaminya.

Ayunda duduk seperti perintah dari suaminya itu.

" Dua hari lagi, akan ada acara keluarga dan aku ingin memperkenalkan mu secara langsung pada mereka. "

Ayunda meremas tangan karena gugup.

" tidak apa-apa. kau cukup hadir sebentar, setelah itu kau bisa beristirahat. "

Ayunda hanya bisa menganggukkan kepalanya mengiyakan perintah pria tua itu padanya.

biar bagaimanapun dia adalah suaminya dan sampai saat ini, pria itu tidak menyetuh atau pun berbuat buruk padanya.

mungkin benar apa yang ia katakan sejak awal, bahwa ia hanya membutuhkan teman saja karena merasa kesepian.

" jika kau Jenuh, aku akan mengijinkan mu keluar untuk berbelanja tapi harus di temani pengawal. "

Ayunda sangat senang mendengarnya, walaupun harus di ikuti, tapi ia cukup senang karena bisa keluar.

" terima kasih tuan. "

Pak Danuarta keluar dari kamar Ayunda, selama ini Ayunda selalu saja memanggil suaminya itu dengan sebutan tuan. namun pak Danuarta tidak marah akan hal itu.

ini salah satu berkah untuk Ayunda karena suaminya bukanlah pria tua yang genit atau mesum seperti kebanyakan pria tuan lainnya.

Ayunda pun pergi ke mall dengan di temani seorang pengawal dan juga pelayan yang membantu dirinya membawa belanjaan miliknya.

Ayunda pergi ke toko yang menjual make up wanita, setelah dari situ pergi ke toko baju.

setelah selesai semuanya dan akan pulang, tanpa sengaja Ayunda bertemu Brian.

Brian yang melihat Ayunda langsung berlari menghampirinya.

Brian sendiri cukup lama mencari Ayunda, karena ia tidak kuliah selama seminggu, ia juga merindukan Ayunda.

" Ayu, akhirnya aku bertemu denganmu juga. "

kata Brian sambil menggenggam tangan Ayunda.

Ayunda mencoba melepaskan, karena ia sadar bahwa itu tidak baik.

" untuk apa kau mencari ku ? " tanya Ayunda pada Brian.

" Aku merindukanmu. "

Ayunda begitu terkejut mendengar pengakuan Brian.

" A,, Apa yang kau katakan . "

" Ayo kita bicara di tempat yang nyaman. " ajak Brian pada Ayunda , namun Ayunda menolaknya karena pelayan yang ada disampingnya itu, menggelengkan kepalanya.

" Tidak Brian, aku harus kembali, dan tolong jangan mencari ku lagi. "

Brain tercengang mendengar perkataan Ayunda yang sangat tiba-tiba, meminta dirinya untuk menjauh.

Brian mencoba mengejar Ayunda namun di halangi oleh seorang pengawal yang menjaga Ayunda.

" biarkan, Nyoya kami pergi, "

setelah mengetakan hal itu, pengawal itu ikut menyusul Ayunda ke tempat parkir.

sementara Brian masih bingung dengan apa yang sedang terjadi.

padahal ia berencana untuk mengutarakan perasaannya pada Ayunda.

tapi belum juga maju, ia sudah di minta mundur seperti itu.

Namun ia adalah pria sejati yang akan memperjuangkan cintanya.

" Kau pikir aku akan mundur. Aku akan membuatmu menjadi milikku Ayu. "

gumam Brian dengan penuh semangat.

Setelah masuk di mobil, Ayunda merasa tidak enak karena pelayan uang biasa cerewet itu, tiba-tiba saja diam membatu.

" apa yang sedang kau pikirkan ? "

tanya Ayunda pada pelayannya itu.

" Nyonya kenal dengan Tuan muda Brian ? "

pertanyaan pelayan itu, cukup membuat hey kha terkejut.

" Tu, Tuan muda ? "

" iya. " jawab pelayanya itu.

" Tuan muda Brian, merupakan Cucu bungsu dari Tuan Danuarta. "

Ayunda lebih tercengang lagi mengetahui, bahwa Brian adalah Cucu dari suaminya dan dirinya Adalah Nenek dari Brian.


REFLEXIONES DE LOS CREADORES
ikhaqueen ikhaqueen

HALO SEMUA

AUTHOR MENGUCAPKAN TERIMA KASIH ATAS DUKUNGANNYA UNTUK NOVEL INI

JANGAN LUPA

* REVIEW BINTANG 5

* KOMENTAR DI BAWAH BAB

MAKASIH ??

Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C11
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión