Descargar la aplicación

Kedatangan Lina

Nia sedang sibuk membersihkan wajahnya dengan pelembab, malam ini rasanya Nia ingin tidur lebih awal agar besok bisa sampai di rumah Romeo lebih pagi. karena Nia ingin membantu ibu Devi untuk memasak beberapa makanan penutup.

Nia yang sudah selesai, lalu membuang kapasnya ke dalam keranjang sampah kemudian mulai merebahkan tubuhnya di atas kasurnya yang empuk, ahhhh rasanya hari ini pekerjaan begitu banyak..

Tapi semua tergantikan dengan dinginnya AC dan juga empuknya bantal..

Nia memainkan sebentar handphonenya untuk melihat sosial media, meng-scroll semua story' teman temannya dan sedikit tersenyum saat beberapa temannya membuat video lucu..

Kemudian Nia tanpa sengaja melihat teman barunya di Instagram yang membuat status tentang lamarannya. Nia memang tidak tau siapa dia, karena saat dilihat ke profil Perempuan tersebut. Perempuan ini juga berteman dengan Romeo dan Surya, apa dia saudara Surya atau Romeo?

Karena wajahnya memang pernah ada di status Surya beberapa hari yang lalu.

Besarnya rasa ingin tahu Nia menjadi-jadi, Karena perempuan yang Instagramnya bernama Lina_Na ini membuat story lamaran yang begitu indah. Memang Nia tidak bisa melihat wajah laki laki yang menjadi calonnya, Tapi Nia tetap mencoba untuk mencari tau lebih lanjut.

Tapi sia-sia, Nia tetap tidak bisa melihat siapa calonnya. Mencoba membuka profil Mas Surya, tapi untungnya di story Surya tidak ada story apapun, Nia sedikit bernafas lega.. walaupun tidak benar benar bernafas saat dirinya melihat story baru dari Romeo..

Nia tidak ingin membuka, tapi dengan perlahan Jempol Nia mulai menekan story terbaru Romeo..

Dan...

Untungnya hanya sebuah cerita tentang Karangan Bunga yang indah, Nia menghela nafas lega lagi..

Kemudian menutup sosial medianya dan menatap langit-langit kamar..

Kenapa perasaan Nia tidak enak ya?

Seperti ada sesuatu yang akan terjadi, Tapi Nia bingung apa itu.. Story yang dibuat Perempuan bernama Lina itu membuat pikiran Nia sedikit terganggu.

Akhirnya Nia menutup matanya dan berharap esok hari akan menjadi lebih baik, Rasa kantuk menghampiri dan Nia terlelap di dalam tidur panjangnya..

Di lain tempat, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Pintu rumah Romeo terbuka dan Ibu Devy langsung tersenyum senang melihat siapa yang datang berkunjung.

"Ibu.. Surya". Ibu Devy langsung memeluk Surya dan ibu Devy berganti. kemudian melihat ke arah belakang mereka, dimana sudah ada Lina dan Ibunya. "Ayo ayo masuk".Ujar ibu Devy yang langsung menyuruh mereka ber-empat untuk masuk ke dalam rumah.

Lina yang disambut dengan hangat menyalim sebentar punggung tangan ibu Devy, kemudian langsung masuk mengikuti Surya dan Nenek.

Ibu Devy menyuruh mereka ber empat duduk di sofa, supir yang menjemput Surya mendorong beberapa koper secara bersamaan dan menaruhnya di dekat sofa.

"Makasih kang". Kata Surya yang melihat sang supir ingin pergi, supir keluarga Romeo itupun mengangguk dan tersenyum.

Ibu Devy menyuruh beberapa pelayan membawakan minuman hangat dan cemilan. senyum terus muncul di bibir Bu Devy melihat kedatangan Surya dengan calonnya.

"Nak Lina apa kabarnya?". Tanya Bu Devy berbasa-basi.

"Lina baik Bu, Terimakasih karena sudah ijinkan Lina main kemari". Kata Lina sopan. Bu Devy yang mendengar itu hanya bisa tertawa dan disambut tawa yang lainnya.

"Lina boleh kok sering sering main kemari, Ibu pasti senang menerima Lina di rumah ini". Kata Bu Devy dengan lembut. Lina mengangguk malu-malu..

"Bu Devy saya juga mau ucapkan terimakasih ya, maaf malam malam jadi merepotkan karena harus menyambut kami". Ujar Bu Wulan yang berkata tak kalah lembut.

"Bu Wulan ini seperti sama siapa aja, kita ini dulu tetangga loh.. Masa iya aku merasa kerepotan saat kamu kemari". ucap Bu Devy, para pelayan datang membawakan coklat hangat dan beberapa potong buah serta biskuit. "Ayo mari di minum, coklat hangat bagus untuk lambung. Kalian baru saja naik pesawat dan merasakan perbedaan cuaca.. Jogja sama Jakarta kan cuacanya beda jauh toh". Kata Bu Devy yang mencairkan suasana.

Bu Wulan menyentuh gelas minumannya begitupula Lina, Surya yang mengikuti.. mereka bertiga meminum coklat hangat, sedangkan Nenek sudah diberikan teko keramik kecil beserta gelasnya. Berisi teh hijau hangat tanpa gula.. Nenek langsung menuangkan teh ke dalam gelas dan meminumnya.

"Dimana suamimu Devy?". Tanya Nenek yang memang belum melihat ayah Romeo itu.

"Davi sedang ada makan malam dengan klien Bu, mungkin sekitar satu jam lagi akan segera pulang". Kata Devy yang berkata pada ibunya.

"Lalu Romeo?". Tanya Nenek.

"Romeo sedang mandi, dia baru saja naik sebelum ibu dan yang lain datang. Mungkin akan segera turun". Kata Devy lagi. Nenek kemudian mengangguk dan meminum lagi teh nya.

"Lancar acara kemarin Nak?". Tanya Devy pada Surya.

"Alhamdulillah Lancar Mom, Terimakasih doanya.. Surya juga kemari untuk meminta doa dan persetujuan dari Mommy dan Daddy". Kata Surya dengan sopan.

"Kamu ini, selalu saja Merasa sungkan begitu sama Mommy dan Daddy. Mommy pasti setuju siapapun pilihanmu, Daddy juga.. Kamu ku suruh kemari juga karena Mommy ingin kita berkumpul sebelum melepas masa lajangmu". Ledek Bu Devy agar Surya tidak terlalu tegang. Surya itu memang begitu, walaupun sudah terbiasa hidup dengan Devy, dia masih saja suka malu dan sungkan..

"Terimakasih Mom". Surya sedikit tertawa dan menggaruk rambutnya tak tak gatal. Lina yang melihat calon suaminya salah tingkah, hanya bisa tersenyum maklum..

Itu kenapa Lina sejak dulu begitu menganggumi sosok Surya, laki-laki yang selalu menghormati lawan bicaranya dan orang orang yang ditemuinya. Sikap dewasa dan juga senyumnya yang membuat Lina selalu merasakan rasa cinta itu.

Lina menutupi senyumnya dengan meminum kembali coklat hangat yang disediakan, lalu memakan buah mangga yang sudah di potong-potong..

Lina tidak pernah bermimpi akan berada di Jakarta dan dalam situasi yang menyenangkan seperti ini. Dirinya dan Surya akan menjadi pasangan suami istri dalam satu bulan ke depan..

Ya, Kami memang tidak menunda terlalu lama acara pernikahan..

pernikahan yang akan diadakan secara sederhana dan kekeluargaan, Lina berharap acara akan berjalan lancar..

"Lina.. Bu Wulan, Langsung masuk saja ke kamar yang sudah saya sediakan ya.. Kasihan, kalian pasti sangat lelah. ini juga sudah malam". Suara Bu Devy membuat Lina tersadar dan kemudian mengangguk. "Mari ku antar". Lina dan Ibunya berjalan mengikuti Bu Devy, Satu pelayan mendorong koper milik Lina dan Bu Wulan.

Kamar yang di tempati Lina berada di dekat kolam renang, Kamarnya cukup luas dan bernuansa modern. Lina yang melihat itu langsung tersenyum dan kagum akan semua yang ada di rumah ini.

"Saya tinggal ya, kalau butuh sesuatu bisa memanggil pelayan". Kata Bu Devy yang langsung meninggalkan Lina dan Ibunya. Bu Devy bukan tidak ingin berbicara lama-lama dengan mereka. Tapi Devy tau mereka berdua pasti ingin segera beristirahat dibandingkan harus berbasa-basi. Besok masih ada waktu mengobrol. Pikir Devy..


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C49
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión