Serefina mengangkat kedua alisnya ketika ia mendengar hal itu. "Kau memeluknya?" dan sebuah senyuman sinis seketika tersungging di bibir merahnya. "Berapa kali aku harus memperingatkanmu sampai kata-kataku ini mampu menembus ke dalam tengkorakmu yang tebal itu?"
Serefina sudah berkali-kali mengingatkan Lana untuk tidak membiarkan perasaannya terhadap Kace menyebar layaknya sebuah penyakit di hatinya, meski pada akhirnya, siapa yang bisa mengendalikan perasaan yang ada di hati seseorang?
"Aku hanya memeluknya, tidak lebih." Lana menjadi keras kepala dan merasa tetap tidak adil atas reaksi keras yang ditunjukkan oleh Serefina dan Kace. "Memangnya kenapa? Apa kau tidak pernah memeluk Kace sebelumnya?"