"Lu Yuchen, jangan seperti ini…" Yue Xinluo melihat ke arah pria di depannya dengan sorot mata yang sangat hangat dan lembut. "Aku menyukaimu, kita sudah melalui begitu banyak hal hingga akhirnya bisa bersama. Walaupun saat ini kakak sedang mengujimu, dan kelak ayah serta ibu juga akan mengujimu, tapi semua itu hanyalah rintangan kecil bagi kita."
"Pria yang aku inginkan dan aku akui sejak dulu hingga sekarang hanyalah dirimu, hanya Lu Yuchen, jadi jangan seperti ini… Jangan merasa bersalah kepadaku. Aku tidak merasa bersalah kepadamu, jadi kamu juga tidak perlu merasa bersalah kepadaku karena… kita berdua seharusnya adalah satu tubuh."
Kami berdua seharusnya adalah satu kesatuan. Tuan Lu dan Nyonya Lu, orang lain adalah 'mereka', tapi dia dan aku adalah 'kami'. Di antara 'kami' tidak perlu ada yang saling berutang atau merasa bersalah, batin Yue Xinluo.