Tiba-tiba, Lu Yuchen memeluk Tang Xinluo dan menyandarkan kepalanya ke bahunya.
"Katakan, apa masih berani, ehm?" Lu Yuchen menunduk, lalu berbicara tepat di daun telinga Tang Xinluo. Suara tajam miliknya mengandung nada peringatan.
Otak Tang Xinluo sudah kekurangan oksigen saat mendengarnya. Dia mengira kalau Lu Yuchen marah, jadi tanpa berpikir panjang, dia menggelengkan kepala, "Tidak… Tidak berani."
Bagaimana mungkin Tang Xinluo berani, kurang ajar sedikit saja, dia sudah diciumnya sampai nyaris sesak napas. Kalau dia terus menggunakan identitas Nyonya Lu untuk mengancam, bukankah dia akan disiksa oleh Lu Yuchen. Kepahitan dalam hatinya semakin terasa, bahkan hidungnya sudah terasa perih karena ingin menangis.
"Tidak berani?" Tatapan Lu Yuchen perlahan menjadi berat. Di dalam matanya seolah terdapat rasa dingin yang menusuk tulang. "Sepertinya pelajaran tadi masih belum cukup."