Kegelapan malam kembali menguasai kota. Gedung gedung pencakar langit mulai memancarkan gemerlap cahaya nya. Jalanan di kota sangat ramai. Banyak kendaraan yang lalu lalang.
Keramaian malam yang biasa di kota. Tak ada tanda tanda kejahatan akan muncul.
"Apa?! Wong Shu dibunuh?", kata pria botak yang memakai setelan jas mahal dan berdiri melihat ke luar jendela ruang kantor nya yang berada di lantai dua puluh itu.
"Kalian cepat cari pembunuh nya!, aku tak terima teman ku dibunuh gitu aja!!", pria botak itu memarahi orang yang sedang menelepon nya.
"Pastikan kalian menemukan pembunuh itu!", ujar pria botak itu lalu menutup telepon nya.
Dengan wajah kesal pria itu kembali duduk di belakang meja kantor pribadi nya. Pria botak itu ternyata adalah pemilik perusahaan tambang yang terkenal. Pantas saja ruang kantor sebesar itu hanya untuk diri nya sendiri.
Tapi ketika pria botak itu hendak mengambil sepuntung rokok yang ada di meja nya. Lampu di ruangan nya tiba tiba padam.
"Sial! kenapa lampu nya tiba tiba mati gini?!", gumam pria itu kesal.
"Apa kau mencari orang yang membunuh teman mu?", suara seorang laki laki yang tiba tiba ada di dalam ruangan itu.
"He?! siapa kamu?!"
Duar!!!
Suara tembakan sebuah pistol yang terdengar sangat keras. Dan disaat yang sama lampu di ruangan itu kembali menyala dan terlihat lah laki laki tadi adalah Kazura yang memakai jubah yang sama saat ia membunuh pria bernama Wong Shu.
Pria botak itu tergeletak di lantai dengan kepala yang mengeluarkan darah. Tanpa rasa bersalah, Kazura meletakan pistol nya di samping pria yang sudah tewas itu. Ia melepas sarung tangan hitam nya dan memasukan nya ke dalam saku celana.
Disaat yang sama dua orang bodyguard dengan badan yang tinggi berotot masuk ke ruangan itu setelah mendengar suara tembakan.
"Ekhem ... kayak nya kalian gak dapet gaji deh bulan ini", ucap Kazura dengan duduk santai di atas meja.
"Siapa kau?!", tanya salah seorang bodyguard itu sembari menodongkan pistol ke arah Kazura.
"Siapa atau apa aku ... itu tak penting ...", ujar Kazura seraya menarik sebilah pisau dari lengan kiri nya.
"Tembak saja dia!!", teriak salah satu bodyguard itu.
Duar!! Duar!!! Duar!!!
Kedua bodyguard itu menembaki Kazura dengan pistol yang ada di tangan mereka. Semua tembakan itu berhasil merusak kaca dan tembok di ruangan itu. Tapi tidak dengan Kazura.
Sebelum kedua bodyguard itu menyadari nya. Kazura sudah berada di belakang mereka dengan gerakan nya yang seperti bayangan.
"Jangan buang buang peluru!", kata Kazura lalu menusuk kedua bodyguard tepat di kepala nya secara bergiliran.
Kedua bodyguard itu pun tewas seketika dengan kepala yang mengucurkan darah. Lantai ruang kantor itu berubah menjadi lautan darah malam ini. Dan tanpa merasa berdosa, Kazura hanya keluar dari ruangan itu dengan berjalan santai.
Tapi Kazura sadar akan ada sesuatu yang menghadang nya. Saat dia melewati sebuah lorong, Kazura melihat empat orang membawa senjata laras panjang dan mengenakan baju pelindung serta helm anti peluru.
"Berhenti nak!! atau kami terpaksa menembak mu!", ucap seorang pria lalu menodongkan senapan nya ke arah Kazura.
Ketiga pria lain nya pun ikut menodongkan senapan nya ke arah Kazura. Tanpa sepengetahuan pasukan bersenjata itu, Kazura menjatuhkan tiga bola kecil di belakang kaki nya. Jubah nya yang hampir sampai ke lantai itu menutupi semua yang ia lakukan.
"Maaf pak ... tapi besok saya masih sekolah", kata Kazura dengan wajah datar nya.
Tepat saat itu juga kepulan asap mulai keluar dari bola bola kecil yang dijatuhkan Kazura. Kepulan asap itu menutupi seluruh bagian lorong itu.
Pasukan bersenjata itu pun menghujani Kazura dengan peluru yang keluar dari moncong senapan nya itu. Tapi pengelihatan pasukan bersenjata itu dihalangi oleh asap buatan Kazura.
Tepat saat peluru terakhir di tembakan. Asap yang menutupi lorong itu perlahan menghilang.
"Apa kita membunuh nya?", tanya salah seorang anggota pasukan itu.
"Mana ku tau", jawab seorang lainnya.
Saat asap itu menghilang sepenuh nya. Betapa terkejut nya pasukan bersenjata itu ketika melihat hanya jubah Kazura yang tergeletak di lantai.
"Mungkin baju pelindung itu melindungi kalian dari peluru ... tapi sayang ... aku menggunakan pisau ...", suara Kazura yang tiba tiba ada di belakang empat orang pasukan bersenjata itu.
Dengan gerakan secepat kilat, Kazura menusuk leher pasukan bersenjata itu satu per satu tanpa ampun. Empat orang tewas hanya dalam waktu hitungan detik.