"Gimana kamu suka bajunya
"Emma suka cuman ini Tante di bagian dadanya kayak gak ada kain lagi buat nutupin (maklum aku dari desa jadi liat pakaian kayak gini rasa gak nyaman)
"Hahahaha tenang aja bisa di atur kok sayang
"Emma habis ini kita ke mana Tante (tanya Amira dengan antusias)
"Kamu ikut ke rumah aja dulu yah .sekalian makan siang di sana
"Oh ok Tante (dengan perasaan bimbang )
Nih orang gimana sih aku kan bakalan nikah sama suaminya masa ia dia sebaik ini atau jangan2 dia lagi mau nyulik aku lagi 'batin Amira''
***
"Pak balik ke rumah ya
"Baik Bu (jawab pak sopir)
"Tante baik baik aja (tanya Amira di perjalanan menuju rumah )
"Baik dong sayang memangnya kenapa??
(Tanya ibu kita pada Amira )
"Kenapa Tante baik sama aku (dengan wajah serius)
"Ya karena kamu calon menantu
"Hah menantu ,bukanya aku bakalan nikah sama pak Anton ya
"Siapa yang bilang ,memangnya kamu mau sama bapaknya Syarif hahahaha
"Serius Tante aku kira sama pak Anton
"Jadi pertanyaan baik-baik aja itu karena nak Amira berfikir bakalan nikah sama pak Anton dan kasian sama aku yang sebagai istri dari pak Anton hahahaha ..siapa yang bilang sayang
"Ibu yang bilang
"Hahaha ibu kamu ada-ada aja
*†**
Tak terasa mereka sudah memasuki halaman rumah .milik pak Anton
"Rumahnya gede ya Tante
"Ia ini adalah rumah calon suamimu nanti
Ayo kita masuk .
"Wow ini tuh namanya istana bukan rumah gimana bersihinnya nih istana pasti kelarnya bakal berhari-hari.dasar emang holang kaya mah bebas .kalau gini baru di sebut rumah lah terus yang selama ini aku tempati dengan keluarga ku pantasnya di sebut apa ya..
Masih juga ia berlalu tanpa dalam pemikirannya sendiri tanpa ia sadari kalau sejak tadi ia sudah jadi bahan perhatian banyak orang sampai salah seorang memecah keheningan dan lamunan dari keluarga dan juga Amira.
"Amira sini duduk dulu bibi masih siapin makan Bentaran lagi selesai.
"Hah aa ia ia ..maaf saya jadi pang Ling maafkan hamba tuan maafkan hamba (seketika ia pun sujud dan mohon ampun )
Sontak semua orang yang menyaksikan kanya tertawa hingga nyaring ke seluruh ruangan.dan Amira masih dengan sujud yang segan untuk bangun
"Hahaha dia lucu sekali
"Ia mas sangat lucu
Tiba-tiba seseorang mengangkat tubuh nya berdiri dan beranjak dari tempat ia sujud ke tempat duduk
"Kamu ngapain sembah sembah papa kamu kira ini jaman kerajaan Majapahit pahit hahaha,Nemu di mana sih pah yang kaya gini iii lucu banget (sambil mencubit pipi tembem Amira)
"Tuh kan Renata aja tuh yang jarang banget ketawa jadi gak bisa berhenti hahaha
"Hai namaku Renata kamu (dengan menyodorkan tangan)
"Aku Amira non (dengan menyalami tangan Renata)
"Haha gak usah panggil non panggil aja aku Renata ,pah ini pembantu baru pribadi aku aja yah (pinta Renata pada papanya)
"Enak aja kamu dia itu calon Kaka ipar kamu calon buat Syarif.
"Ha seriusan pah ,aduh maaf ya mir enggak tau jangan mikir yang macem-macem ya (sambil memeluk Amira)
"Maaf pak Bu..non. makanannya udah siap
"Ia makasih buat.( Ucap kita pada bibi)
"Nah sekarang ayo kita makan pasti kalian semua sudah lapar (ajak sang ayah pada semuanya)
"Pah Syarif mana kok enggak makan (tanya Renata pada papanya)
"Kamu lupa kamu kan sekarang jadi guru yah biarpun papah sebenarnya gak suka cuman kalo di paksain bisa bisa dia kabur lagi ke luar negri ,yang ada bapak bisa repot kalo dia sampai kabur ke luar negri.
"Ah papa jangan sampailah nanti dia di iket lagi sama Natasha dan ~belum sempat ia lanjutkan tiba" tangan dari lita memegang pundak Renata yang langsung di tepis Renata pertanda ia tak suka pada lita .
"Ah aku mau ke kamar (membanting pintu dan berlari ke kamarnya)
"Maaf mas (ucap kita pada suaminya )
"Gak papa kamu gak salah sabar ya ..maafkan Renata
Amira yang menyaksikan nya penuh dengan kebingungan dan bertanya"Kenapa nyonya 'sontak yang membuat tawa kita pun pecah akibat pertanyaan dari Amira
"Kamu gak usah panggil nyonya atau tuan lagi karena kamu sebentar lagi bakal masuk dalam keluarga ini.jadi kamu panggil kamu papa dan mama ya karena kami adalah mertua kamu (ucap dari pak Anton)
"Ia papa mertua dan mama mertua (dengan seulas senyuman)
Lantas keduanya tertawa bersama tanpa mereka sadari kalau Renata memandang dari pintu kamarnya .
" Mama atau papa gak usah pake embel-embel mertua ya nak (ucap pak Anton)
"Ok kalo gitu papa dan mama tanpa embel-embel
"Ihhh lucu banget sih (ucap lita)