Pagi ini aku kembali belajar bersama todoroki.Sejak beberapa bulan yang lalu. Aku dan todoroki sering sekali bersama dan mungkin aku dan dia sudah memiliki rasa yang aneh.
Kami sering berciuman. Ciuman itu manis sekali. Rasanya aku mungkin mulai merasakan..namanya ..jatuh cinta...
_
_
"Pagi todoroki Kun", seru aku bersemangat. Aku melebarkan senyum ku pada todoroki yang cepat datang.
Ia tetap pada buku yang dipelajari nya. Kemudian tersenyum kecil menatapku.
Deg
Tidak lama deku dan bakugo datang dengan pertengkaran mereka. Deku itu pasrah saja dengan perlakuan bakugo.
Bakugo tetap saja bertingkah membenci deku. Padahal aku sendiri tau bakugo selalu ada bersama deku.
Kalau aku..apa aku ada di dalam todoroki, apakah aku bisa membantu todoroki seperti ia membantuku dulu?
Todoroki menutup bukunya dan perlahan tangannya mengarah ke keningku.
Aku membelalakkan mata dengan malu,
Todoroki hanya menatap dengan wajahnya yang tidak banyak berubah. Todoroki sangat dingin dan tidak memiliki emosi.
Aku tidak pernah melihat todoroki yang selalu terlihat sangat keren dan kuat, Terlihat rapuh dan menangis.
Tak,.."Jangan banyak bengong sana mau dimulai pelajaran", seru todoroki.
Aku segera tersadar dan segera ke tempat duduk.
_
_
_
"Todoroki , umh..kau mempunyai ibu ya?" tanya deku dengan suara pelan.
Bakugo dan todoroki menatap aneh pada deku karena pertanyaan tiba tiba itu.
"Kenapa sialan kau peduli banget sama ibunya,??" seru bakugo marah.
Deku mengatakan sesuatu dengan wajah polos. Todoroki perlahan membelalakkan matanya dengan besar.
Alisnya terangkat dan keringat dingin membasahi pipinya. Reaksi yang membuat diriku dan bakugo terkejut.
"Tadi aku melihat ibumu lalu lalang di gerbang tadi"
_
_
_
Brak, todoroki tiba tiba berdiri dengan cepat. Todoroki terlihat bergetar.
Aku yang sama sekali tidak tau apa apa. Reaksi todoroki yang sama sekali tidak pernah kulihat.
"Kau kenapa todoroki" tanyaku terlihat sangat khawatir.
Todoroki mengeleng, ia seolah mengatakan semuanya baik baik saja.
Bakugo dan deku berebut bertanya, tetapi Todoroki hanya terdiam . Rasanya hatiku sakit.
Todoroki apa kamu tidak mempercayai kami sebagai temanmu?
_
_
_
Selama sekolah , todoroki tetap diam. Bakugo dan deku heran dengan sikap todoroki yang begitu dingin.
Aku memandang dengan sedih. Walaupun aku selalu berada di sisi todoroki Kun. Tetapi Todoroki sama sekali belum mempercayai ku.
Todoroki sangat tertutup bahkan dengan ku.
_
_
Aku membereskan tas kemudian berangsur pulang. Kebetulan yang lain sedang ada Kel olahraga sehingga akan lama pulang.
Aku tidak dibutuhkan juga..
Aku sedikit terdiam melihat ada seorang wanita muda yang bermake up tebal menunggu seseorang.
Aku mendekati dan tersenyum, wanita itu ikut tersenyum.
"Maaf cari siapa?" tanya Lida. Sudah tugasnya sebagai ketua kelas untuk mengetahui kesulitan orang lain.
Wanita itu terlihat melihat ke kanan kemari, kemudian sedikit sayu melihat ku.
"Anakku"
_
_
Lida dan wanita itu duduk sambil menunggu seseorang. Lida berbincang bincang ramah dengan wanita itu.
"Oh ya kau sangat dewasa sekali ya, coba saja anakku bisa berteman denganmu" puji wanita itu.
Lida tersipu malu dan mulai kikuk bagaimana harus menanggapi.
Wanita itu mencubit pipi Lida dengan gemas.."Oh ya kurasa sudah lama dia gak muncul?"
"Iya juga, seharusnya sudah sedari tadi anak anda muncul" seru Lida mulai khawatir.
Wanita itu berdiri dengan sendu kemudian air mata mulai bermunculan.
Lida terlihat panik bagaimana pun ia sekarang berada bersama perempuan yang baru dikenal.
_
_
Wanita itu tersenyum melihat Lida yang tampak panik. Kemudian duduk.
"Anak anda siapa ya?" tanya Lida.
Wanita itu menatap Lida dengan mata berbinar sedih..
"Aku sudah lama meninggalkan anakku , aku tidak tau bagaimana kabarnya sekarang?" ucapnya bergetar.
Lida mengangkat alisnya, sebenarnya ia sama sekali tidak tau bagaimana mengurus masalah ini.
Lida adalah anak yang selalu kesepian. Ibu dan ayahnya selalu tidak ada di rumah sehingga ia kesulitan mencari teman.
"Aku sebenarnya juga tidak tau, orangtuaku sering pergi untuk pekerjaan mereka" sendu Lida tanpa sadar.
Wanita itu melebarkan senyum terkejut. Ia tidak menyangka anak manis nan dewasa ini akan mengalami masalah yang sama rumitnya.
"Apa menurutmu anakku itu akan menerimaku. Apa dia tidak akan membenciku,?" sendu wanita itu lagi.
Lida mengeleng dengan lembut dan tersenyum lebar menatap wanita itu. Senyum adalah cara paling efektif untuk meredakan kesedihan Seseorang.
"Aku memang tidak tau bagaimana perasaan anakmu. Tetapi anda tetaplah ibunya tentu saja anak anda mau tidak mau harus bertemu anda"
Wanita itu terpaku melihat sikap Lida yang begitu berwibawa Walaupun usianya masih terbilang remaja.
_
_
_
"A..apa yang anda lakukan.., hentikan !!" seru Lida mulai panik dan salah tingkah saat wanita itu memeluknya.
Lida merasa seperti anak kecil. Padahal usianya sudah remaja. Wanita itu terus menerus mencubit pipinya dengan gemas.
"Kau memang imut sekali ya, astaga seperti perempuan saja" seru wanita itu kini tidak lagi bersedih.
Lida terlihat cemberut tetapi ia tetap senang dapat membantu orang lain. Prinsip Lida adalah jangan membuat orang bersedih. Karena kesedihan itu jauh lebih berbahaya .
Biarkan Lida sendiri yang kesakitan dan bersedih dibandingkan orang lain.
"Itu sudah tugasku sebagai ketua kelas"
_
_
_