Descargar la aplicación
94.05% My Teacher My Husband / Chapter 174: Ch. 174

Capítulo 174: Ch. 174

Jinyoung menghentakan kakinya kesal, rencana makan ice cream hanya benar-benar tinggal rencana sekarang. Hanya karena hal sepele tentang air beras dan air putih yang di tambah cat dinding. Dua manusia itu rela membatalkan janji suci mereka dengan Jinyoung. Dan lagi! Jinyoung harus pulang dengan naik bis saat ini!

Kurang perih bagaimana lagi hati Jinyoung?!

"Manusia terkutuk kalian! Lihat saja! Akan aku kadukan pada Chanyeol dan Baekhyun hyung agar hukuman kalian bertambah!" Jinyoung sudah bertekad dalam hati saat ia sampai di dalam kamarnya nanti, Jinyoung akan mengadukan nasib buruknya ini pada dua pamannya itu.

Dan lihat! Apa yang bisa kalian dapatkan. Muehehe.

Ceklek.

"Haowen, hyung pulaang." Menutup pintu dengan kakinya, Jinyoung masuk begitu saja saat tidak mendapat balasan apapun dari si kecil yang mungkin saja saat ini sedang hibernasi.

Dahi Jinyoung berkerut saat ia melihat ada manusia tinggi yang saat ini sedang menggunakan dapur rumahnya, apa daddynya sudah pulang? Tapi seingat Jinyoung ini bukan jam pulang si kepala keluarga.

"Chanyeol hyung?"

Sret.

Membalikan badan, Jinyoung setengah mati terkaget terpental-pental saat melihatnya.

Si manusia yang saat ini seharusnya masih berada di dalam penjara kenapa malah ada di sini? Di dapur rumahnya? Apa saat ini Jinyoung sedang berhalusinasi?

"Kerinduan macam apa ini?" Dengus Jinyoung. Menggelengkan kepalanya dan berlalu begitu saja meninggalkan dapur. Mengurungkan niatnya yang tadinya ingin minum karena melihat wajah buruk rupa milik si sulung Jasper.

Tuk.

"Shh."

Meringis.

Jinyoung mengusap kepala belakangnya yang ngilu karena rasanya sesuatu baru saja mendarat di tempurung kepala pintarnya.

"Kurang ajar sekali sambutanmu, Pendek!"

"Kau nyata?! Bagaimana bisa?!"

Bruk.

Tak peduli pada ocehannya yang sebelumnya belum mendapatkan balasan. Jinyoung langsung saja menubruk Jasper dengan pelukan koalanya, mengalungkan kakinya pada pinggang Jasper dan tangannya pada seputaran leher jenjang Jasper.

Tak mempedulikan Jasper yang sudah kewalahan menahan berat badannya yang kelewatan bertambah akhir-akhir ini.

"Jadi..."

Jasper masih berdiam diri duduk di dalam bus dengan pandangan mata yang mengarah pada jalanan.

Kenapa tidak menelfon Sehun? Jawaban Jasper tentu saja malas. Lebih baik dia berjalan kaki saja.

Uang naik bus dapat dari? Nah, itu Jasper dapatkan dari teman-temannya tentu saja.

"Oh Sehun. Kau harus membuatkan banyak makanan untukku. Jangan kau pikir makanan di penjara itu enak! Aku hampir kehilangan tenaga hanya untuk menelan bubur tanpa garam di sana." Omel Jasper tanpa sadar. Bahkan alisnya berkerut dengan bibir yang sedikit mengerucut. Jika Lucas dan Xukun melihatnya, yakin saja. Jasper pasti sudah habis dijadikan adonan kue oleh dua manusia itu.

Turun dari bus, Jasper berjalan santai dengan tangan yang bersemayam di dalam kantong celananya. Hanya perlu berjalan beberapa menit lagi dan, boom! Jasper sudah bisa memberi kejutan jantung pada adik kecilnya.

Ceklek.

**

Bruuush.

Haowen yang sedang sibuk berjalan sambil menyeruput susu coklatnya terpaksa harus menyemburkan lagi minuman kesukaannya itu keluar dari mulut.

Di depannya, tepat di belakang pintu utama sana. Jasper sedang berdiri dengan wajah angkuhnya yang tetap tanpa senyum. Datar.

"Dia manuthia atau bukan ya?" Gumam Haowen seraya menyeruput lagi susu coklatnya. Memperhatikan makhluk yang menyerupai Jasper di sana lalu berpikir sebentar.

Ini Jathper bukan?

"Heh! Jelek! Tidak ingin mendekat?"

"Thebentar! Napath dulu." Ujar Haowen masih dengan wajah datarnya. Menatap makhluk yang mirip Jasper ini dari ujung rambut hingga ujung kaki. Terus seperti itu hing-

"JaTHPER DETECTED!!!" Pekik Haowen melengking. Membuang gelas susu yang untungnya adalah plastik keatas lantai hingga cairan coklat manis itu berserakan mengotori lantai putih.

Bruk.

"Huwaaaa. Kau kemana thaja? Kenapa tidak pulang-pulang? Huwaaa." Menubruk Jasper dengan pelukan eratnya, Haowen mulai terisak kencang saat Jasper malah tertawa kecil tepat di atas puncak kepalanya.

"Aku sudah pulang sekarang." Hibur Jasper. Mengusap punggung si bungsu dan membawanya dalam gendongan ala koala yang berakhir dengan mereka yang duduk di atas sofa ruang keluarga.

"Tapi kau lama!" Sungut Haowen. Mencubit keras pinggang Jasper dan menubrukan kepalanya tepat pada dada Jasper.

"Ya sudah, aku memaafkanmu."

Haowen bersungut kesal, mengerutkan dahinya lalu menggigit puting Jasper yang entah kenapa bisa Haowen temukan begitu saja.

Sungguh, Haowen sekarang sedang terharu dan si tembok karatan ini malah mengajaknya gulat.

"Jangan mencoba untuk menjadi cabul, Haowen!"

"Huwaaa, akhirnya kau pulang." Jinyoung menangis haru. Menenggelamkan kepalanya pada ceruk leher Jasper yang hanya mengusap pelan tengkuk milik adiknya.

"Akhirnya aku tak perlu naik bus lagi, huwaaaa."

Jasper memutar malas bola matanya, melepaskan lingkaran tangannya pada pinggang Jinyoung lalu mendorong begitu saja tubuh kecil nan kurus kering milik adiknya. "Jangan harap kau bisa berangkat kuliah bersama denganku!"

Jinyoung melongo untuk beberapa saat, menatap punggung Jasper yang sudah berlalu hilang di balik anak tangga. "Kenapa dia sensitif sekali? Apa dia sedang berbuah?" Gumam Jinyoung.

"Aku tak akan pernah berbuah!"

"Siapa yang tau! Bisa saja kau punya rahim!"

"Sebelum itu terjadi, aku yang akan membuahimu!"

**

Sehun masih terdiam di dalam mobilnya, belum beranjak turun walau ia sudah sepuluh menit lebih memasuki pekarangan rumahnya. Ada sebagian hati Sehun yang belum bisa untuk melihat wajah para jagoan-jagoan kecilnya.

Menutup matanya, Sehun mulai memijat pelan pelipisnya saat ia mulai merasa jika pusing yang menggerayangi kepalanya.

"Jadi sekarang apa?" Gumam Sehun. Melonggarkan ikatan dasinya yang serasa mencekik sedari tadi, Sehun butuh pelarian sebenarnya.

Tok... tok... tok...

"Maaf, Tuan. Dilarang parkir di sini. Ini bukan tanah milik Nenek moyang Anda."

Sehun terkekeh saat suara Jasper yang menginterupsi acara merenungnya. Tuan? Nenek moyang? Ini tanah milik Sehun pribadi maaf saja.

Ceklek.

Blam.

"Welcome home, Son." Sambut Sehun dengan tangan yang merentang. Terkekeh saat Jasper hanya memutar malas bola matanya, tapi tetap menyambut pelukan yang Sehun berikan.

Lucu.

"Bagaimana kehidupan di penjara?" Canda Sehun.

"Makanannya buruk." Jawab Jasper.

Sehun tidak mengerti lagi, sungguh! Kenapa ketiga anaknya selalu saja protes tentang makanan? Jasper terlebih. Penjara mana yang menyediakan makanan enak?

"Kau harus mengganti semua nilai giziku yang hilang, Dad." Tuntut Jasper. Bersedekap dada dengan kaki yang mulai berjalan masuk kedalam rumah. Meninggalakn Sehun yang masih tergelak di halaman depan sana.

"Ini yang terbaik bukan?" Menatap punggung Jasper yang sudah berjalan di depan sana dan sedang adu mulut dengan dua adiknya.

"Ya, ini yang terbaik."

"DAD! AYO MASAK! NILAI GIZIKU HARUS TERPENUHI!"

**

Jasper, Jinyoung, dan Haowen sedang duduk manis di depan televisi. Menunggu Sehun yang sedang bergulat dengan wajan dan penggorengan. Sungguh, Sehun tampan sekali jika di lihat dari sini.

Lengan kemeja yang di gulung hingga siku, rambut acak-acakan, dua kancing teratas yang tidak terkancingi, dan belum lagi... wajah datarnya yang begitu mempesona.

"DAD! AKU MENDEDIKASIKAN DIRI SEBAGAI FANBOY NOMOR SATUMU!" Pekik Jinyoung membabi buta. Sungguh, jiwa perjaka Jinyoung menggelegar hingga sumsum tulang.

"Dad! Aku bersumpah jika kau terlihat sangat tampan kali ini. Jika aku wanita maka aku tak akan segan-segan mengajakmu untuk incest."

Sehun menggelengkan pelan kepalanya, apa itu tadi? Incest? Sehun tidak akan sebejat itu teman-teman. Walau hanya anak angkat, Sehun ini duda berkredibilitas tinggi. Dan lagi, Jasper kemasukan dimana? Kenapa aneh sekali setelah keluar dari kurungan?

"Daddy, daddy tampan thekali. Daddy hanya milik Haowen dan hyung. Tidak boleh menjadi milik orang lain." Si bungsu mulai mengikuti jejak para saudaranya. Menatap punggung kokoh Sehun yang hanya terkekeh pelan dengan kepala yang mengangguk-angguk kecil.

Membalikan tubuhnya, Sehun bersandar pada meja dengan tangan yang bersedekap di depan dada. Menyisir rambutnya kebelakang, Sehun menatap satu persatu para buah hatinya.

"Woah." Jasper, Jinyoung, dan Haowen berseru dengan tangan yang bertepuk kagum. Ledakan visual yang membuat mereka lupa bahwa visual mereka juga tidak mengecewakan.

"Kalian ini kenapa sebenarnya?"

"Perutku bergejolak, sepertinya sedang berusaha menumbuhkan rahim ini." Gumam Jasper.

"Hahahahaha." Tolong ini perut Sehun rasanya tidak baik-baik saja. Usus dua belas jarinya serasa terkocok.

Jasper? Si patung berjalan? Kenapa bisa seaneh ini sekarang, maksudnya bukan Sehun tidak suka. Hanya saja, ledakan karakter ini membuat Sehun terkaget terpental-pental.

"Hahaha, Jasper. Ayo kita incest saja." Sehun yang sudah mulai tergoda.

**

Tok... tok... tok...

"Baejin! Baejin! Baejin! Buka pintu! Kami minta maaf, sungguh!"

Tok... tok... tok...

"Baejin! Baejin!"

Jasper yang sedang sibuk dengan ayam goreng dan Sehunnya terpaksa harus mendecak kesal. Itu siapa yang dengan kurang ajarnya malah menggedor-gedor pintu?!

"Jas hyung. Buka pintu."

"Jathper hyung. Go, go open the door."

Jasper menghela nafas lelah. Baru juga Jasper pulang, tapi malah sudah di suruh jadi babu. Kurang ajar sekali bukan?

"Aku baru pulang. Kalian saja." Tolak Jasper. "Dan lagi, itu tamu milikmu, Baejinyoung."

Jinyoung menggeleng tak setuju, tulang ayamnya sedang tidak ingin di ganggu ini. Jadi... tolong jangan memerintah Jinyoung.

Tok... tok... tok...

"BAEJIIIIN!"

"Aaiish!" Jasper bangkit dari kursi lalu berjalan cepat menuju pintu utama. Sungguh dalam hati

terdalamnya saat ini, Jasper sudah mengutuk kedua adiknya yang benar-benar kurang ajar sekali.

Ceklek.

"Bae-"

Kedip.

Kedip.

Kedip.

Lucas dan Xukun yang sedari tadi ribut memanggil nama Jinyoung diam seketika. Yang di depan mereka ini siapa? Jasper? Asli atau hanya patung lilin?

"Baejin." Panggil Xukun pelan. Menatap patung lilin Jasper ini dengan seksama lalu menyenggol lengan Lucas yang hanya melongo dengan wajah bodohnya.

Sret.

Menyentuh hidung mancung makhluk di depannya ini, Lucas makin menganga tak percaya. Ini asli! Bukan patung lilin!

Bruk.

"KAPAN KAU KELUAR?!" Lucas dengan suara besarnya berteriak tepat di sebelah telinga Jasper yang saat ini berada dalam pelukannya.

"Kau bukan patung lilin?" Xukun masih dalam mode bodohnya. Saat gelengan dengan putaran bola mata yang ia dapatkan, Xukun sadar bahwa Jasper yang didepannya asli! Bukan patung lilin dingin tanpa nyawa!

Bruk.

"HUWAAAA! Jaspeeer! Akhirnya partai beruk-kingkong sudah lengkap!" Xukun berseru dengan bibir yang menyosor-nyosor pada pipi Jasper yang hanya bisa mengeryit menghindar.

Tolong, masa lalu kelam itu jangan di ulang lagi. Jasper yang statusnya sebagi korban sudah tidak kuat ini.

"Hentikan, Buntal!" Mendorong Xukun dan Lucas untuk menjauh dari tubuhnya, Jasper mengambil banyak udara untuk asupan paru-parunya. Sungguh, di peluk seerat itu oleh Kingkong dan Beruk benar-benar membuat tenaga Jasper terkuras lebih.

Sret.

Sret.

Bruk.

"Akh."

**

"Berniat menolong Jasper?" Tanya Sehun pada dua anaknya yang masih sibuk mengunyah ayam.

Gelengan Sehun dapatkan dan ya, mereka bertiga hanya menonton Jasper yang saat ini kesusahan untuk melepaskan diri dari dua manusia yang selalu mengaku menjadi masa depan Jasper itu.

"Andaikan Xukun dan Lucas itu perempuan, sudah pasti aku terima sebagai menantu mereka." Lirih Sehun dengan kepala yang menggeleng prihatin. Sungguh disayangkan sekali jenis kelamin dua manusia itu

THANK U

SEE NEXT CHAP

THANK U

DNDYP


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C174
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión