Descargar la aplicación
58.37% My Teacher My Husband / Chapter 108: Ch. 108

Capítulo 108: Ch. 108

"Astaga Bae Suzy!! Berapa banyak lagi musuhmu?!" Heran Sehun. Menggetuk kepala Suzy dengan sedotannya yang hanya dibalas oleh delikan mata dari yang bersangkutan.

"Ya,, berapa banyak musuhmu hah?!" Jiyeon ikut-ikutan. Mengambil muka di depan orang kaya tak ada ruginya bukan, mana tau Jiyeon mendapatkan traktiran makanan mewah begitu.

"Tiada hari tanpa berkelahi hah?" Sekarang Baekhyun ikut-ikutan menyudutkan Suzy. Membuat sang ibu hamil hanya mampu mendengus kesal.

"Dasar teman-teman sialan!" Maki Suzy dalam hati. "Kalian ada dipihak siapa hah?!" Kesal Suzy. Melempar Jiyeon dan Baekhyun dengan tomat yang ada di dalam piringnya. Jengah juga lama-lama jika diperlakukan tidak adil seperti ini.

"Sehun saja, mana tau mendapat traktiran begitu." Asal Jiyeon. Setidaknya dia jujur. Berada dipihak Suzy itu terkadang selalu menyusahkan. Lihat saja tadi contohnya, tidak hanya tadi, hari-hari yang lalu juga termasuk. Dimanapun Suzy mengibar atau pun melayani bendera perang yang telah berkibar, pasti mereka juga terkena impas. Jika tidak jambak-jambakan ya tampar-tamparan. Itu saja.

"Dasar pengkhianat ulung!" Sungut Suzy.

"Pengkhianat asal kenyang tak apa." Ujar Baekhyun.

Hening.

Suzy merasa ingin sesuatu, bukan Suzy tapi bayinya. Maklum ya ibu-ibu hamil. "Sehun." Panggil Suzy.

"Ya?"

"Ingin kembang gula." Adunya.

"Ok." Tentu saja Sehun menyanggupi. Itu mudah, hanya gulali bukan? Steak mouth to mouth saja Sehun memyanggupi.

"Yang sebesar guling dengan bentuk seperti telinga caplang milik Chanyeol."

"Sialan!" Chanyeol memaki. Diantara mereka semua hanya Chanyeol yang diam dan sekarang? Lihatlah! Urusan penistaan masih tetap dengan objek dirinya.

Keterlaluan.

Cih.

**

Sehun duduk diam di depan televisi, lelah teman-teman. Mencari tukang permen kapas yang rela membuat kembang gula sebesar guling dengan bentuk seperti telinga caplang milik Chanyeol.

"Sehun, ingin makan apa?" Tanya Suzy berbasi-basi. Cukup kasihan melihat suaminya tercinta kesusahan mencari tukang permen kapas. Tapi tak masalah, itu derita yang harus ditanggung oleh kepala keluarga.

"Daging singa!" Sungut Sehun. Pintar sekali istrinya ini berbasa-basi, kasihan huh? Sering-sering saja seperti ini. Kurus kering juga Sehun lama-lama.

"Uuuh Oh Sehuniii marah?" Goda Suzy.

"Enyah kau siluman kelinci liar!" Usir Sehun. Apa para suami juga mendapat efek dari yang namanya mood swing seperti ini?

"Eiiii apa kau tidak akan menangis?" Suzy duduk di pangkuan Sehun. Menarik pipi Sehun dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Hobi baru Suzy setelah hamil adalah 'mari kita menggoda sexy daddy Oh Seh.'

"Astaga! Manusia jejadian! Pergi kau astagaa!" Heboh Sehun. Menjauh untuk menuju kamarnya, jujur saja Sehun lelah. Tulangnya serasa akan tertanggal dari badan.

"Oh Sehuniiiii. Kenapa kau seperti ini? Ayo membuat anak kembar." Seru Suzy dari lantai dasar, menyusul Sehun dan tersenyum cerah. Entah kenapa dia jadi mesum seperti ini. Apa anaknya mesum? Oh jangaan! Bisa mendapat julukan 'setan kecil nyata' dari kakeknya nanti.

"Ada apa dengan gadis puber itu? Eh.. gadis? Dia bukan gadis lagi, aku lupa." Kekeh Sehun tanpa sadar. Biar saja istrinya itu berteriak dari luar, rasanya tidak aman jika membiarkan istrinya itu masuk ke kamar. Bisa-bisa terjadi adegan rawan anak kecil nanti.

"Oh Sehuuuuuun! Buka pintuu! Aku juga ingin tidur!" Pekik Suzy lagi menggedor pintu. Apa Sehun tuli mendadak? Menyebalkan sekali!

"Tidur saja di kamar tamu!" Balas Sehun berseru.

"Apa?" Pekik Suzy.

"Tidur di kamar tamu!"

Sialan!

"Apa? Tidur di kamar Myungsoo?" Pekik Suzy nyaring. Boleh juga, pelukan Myungsoo itu sangat nyaman ngomong-ngomong. Dingin-dingin wah bagaimana gitu ya. Suzy jadi merindukan Myungsoo.

Ceklek.

"Masuk kau siluman kelinci!" Desis Sehun, menarik lengan Suzy dan membantingnya di atas ranjang. Mau tak mau tentu saja Suzy tersenyum senang.

Sret.

Suzy duduk di atas pangkuan Sehun dan mengalungkan tangannya ke leher pria yang selama ini menjarah hatinya. "Jadi kita akan membuat anak kembar?" Tanya Suzt antusias.

Bruk.

"Tidak! Meski di dalam mimpimu!" Desia Sehun.

Sret.

Memakaikan selimut dan memeluk ibu-ibu hamil yang perutnya sudah mulai terlihat membucit itu.

"Ish."

"Kenapa perutmu semakin membucit?" Tanya Sehun heran. Apa bayinya berkembang secepat itu. "Pinggangmu juga semakin lebar." Komentar Sehun lagi.

Mata Suzy membulat tak percaya, apa yang baru saja berbicara ini adalah suaminya? Sialan sekali mulutnya!

"Apa lagi yang bisa dibanggakan dari istri jelek sepertimu?" Ujar Sehun pelan. Memejamkan matanya tanpa tau apa yang sedang di pikirkan istri mungilnya ini.

"Ya ya ya, katakan itu pada pria brengsek yang menghamiliku!" Balas Suzy tak mau kalah. Menepis tangan Sehun yang masih setia memeluk erat pinggang lebarnya ini.

"Siapa yang bodoh? Kenapa mau saja dihamili!" Sehun tak mau kalah. Kalah dari Bae- eh, maksudnya Oh Suzy itu tak akan terjadi lagi. Hamil tak hamil tetap saja menyebalkan!

"Pria sialan itu memaksaku. Bahkan saat aku berduka dan sakit sekali pun." Dengus Suzy dan menyikut keras perut Sehun. Ingin rasanya Suzy mengubur hidup-hidup manusia tampan di sampingnya ini.

"Lihatlah! Semua badanmu sudah melebar seperti badut!" Ujar Sehun santai. Tak peduli yang ia caci hina itu adalah istrinya, pembalasan dendam anggap saja.

"Bosan hidup? Ingin bertengkar? Ayo!"

**

"Weki Baekiiii!" Pekik Suzy nyaring. Akhirnya setelah perdebatan panjang yang ia lalui bersama si Sehun mesum tak tau diri itu, sekarang ia diperbolehkan untuk kembali masuk kuliah.

"Sujiiiiiiit! Kau sudah datang?" Baekhyun balas memekik antusias. Memeluk calon ibu satu anak itu dan mengusak rambutnya. Baekhyun kira calon ayah super overprotective itu tidak akan membiarkan istri kurang ajarnya ini keluar rumah.

"Tentu, Sehun membolehkanku. Hanya perlu sedikit jurus rahasia." Suzy mengedip lucu. Ah, rasanya bebas sekali saat keluar dari pintu rumah.

"Apa?" Tanya Baekhyun. Baekhyun sebenarnya tau, hanya saja sedikit ragu. Tau lah Sehun itu mesum-mesum tak tertahankan.

"Dimana Chanyeol?" Tanya Suzy. Tidak biasanya pasangan kekasih dalam dunia lain ini terpisah.

"Kelas pagi. Dan seratus persen dia sedang tidur sekarang. Kerbau jejadian itu perlu dimusnahkan!" Sungut Baekhyun menggebu-gebu. Semakin hari Chanyeol itu semakin tak terkendali saja. Dimanapun ada kesempatan dan tempat, maka dia akan tidur. Entah kenapa Baekhyun tak mau tau.

"Jiyeon? Kai?" Tanya Suzy lagi.

"Kau ini kenapa? Sudah jelas-jelas mereka satu jurusan! Masih bertanya?" Sungut Baekhyun. Ada apa dengan semua teman-temannya ini? Kenapa membuat kesal semua?

"Aku hanya lupa! Berhenti mencari masalah!" Sungut Suzy. Kenapa dengan Baekhyun ini? Kesal karena Chanyeol lebih memilih bantal guling dan kawan-kawannya?

"Hei, tidakkah itu Syomai?" Tanya Baekhyun seraya menunjuk kearah Somi yang ada di depan mereka. Sedang berjalan dengan tumpukan kertas di tangannya. Cih siswi teladan sialan!

"Kau ingin olah raga?" Bisik Baekhyun.

"Jangan macam-macam Baekyeonceeh! Ingat bayiku!" Desis Suzy. Baekhyun itu gila jika sudah menyangkut olah raga. Mau perempuan hamil sembilan bulan tiga hari juga akan dia ajak olah raga.

"Lihat saja!" Bisik Baekhyun dengan wajah polosnya.

Detik-detik Somi akan mendekati mereka, Baekhyun sudah memasang senyum sejuta wattnya. Bersedekap dan berbisik tak jelas pada Suzy. Entah apa tujuannya.

Dan dengan tiba-tiba saja bunyi bedebum terdengar sangat keras, membuat Suzy terkaget dan menoleh was-was. Perasaan akan alaram bahayanya sudah berbunyi. Dab benar saja, disana.. di depan mereka Somi sudah jatuh terduduk dengan kertas yang berserakan di dekatnya.

'Mati kau hari ini Byun Baekhyeon!'

"O.. ow,, maaf aku sengaja."

"Kau sialan Byun!" Somi mendesis berbahaya bagai ular kobra. Lihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Byun Baekhyun. Kau bosan hidup?" Bisik Suzy berbahaya.

"Hitungan ke tiga lari! Satu.. dua.. Lariiiiiiii!"

" MATI KAU BYUN BAEKHYUN!"

TBC

THANK U

DNDYP


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C108
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión