Descargar la aplicación
20% Recall [ Alin ] / Chapter 3: Episode 3

Capítulo 3: Episode 3

kali ini bukan sekedar senyum kamu yang membuatku bingung,

pelukanmu yang sangat erat membuat ku merasakan sesak yang luar biasa "lagi".

.

.

.

kelas sudah berjalan sejak sepuluh menit yang lalu . dengan rambut kribo yang luar biasa mengembang, dia menarik perhatian se isi kelas untuk memperhatikan nya .

ku edarkan pandangan ke penjuru kelas .  melihat beberapa teman teman ku memandang malas ke arah depan . memang jam jam setelah makan siang adalah jam jam rawan untuk berkonsentrasi . apalagi dengan ditambahnya pendingin ruangan yang tidak lagi bekerja seperti saat masih baru , hanya angin yang suhunya bahkan tidak lebih dingin dari kipas kecil pengusir lalat di rumah makan .

beberapa teman ku sibuk mencari kertas atau sesuatu yang bisa di gunakan untuk mengganti kipas .

seperti sedang memberikan kode kepada profesor agar mata kuliah ini cepat berakhir . tapi, profesor tidak ingin ada alasan untuk itu . dia tidak peduli . yang ada di kepalanya hanyalah Memasukkan-semua-kajian-kajian-kedalam-otak-mu !

barangkali jika profesor usil tiba tiba bertanya tentang kalimat terakhir yang dia ucapkan kepada salah seorang teman ku yang duduk paling depan, teman ku mungkin hanya bisa menyeringai dan menampilkan senyum tersirat dengan makna-"maaf, saya tidak tau prof"

walaupun begitu, profesor jepra bukan tipe pengajar yang hanya bisa memerintah untuk menyuruh memahami ini itu yang bahkan dia juga belum tau tentang perihal yang dia suruh . dia termasuk dosen terpintar di negaraku dengan bidang ilmu filsafat. bayangkan saja, dia mendapat gelar Ph.D nya di amerika serikat, padahal saat itu usia nya sekitar 23 tahun .

profesor masih saja semangat dan menerangkan dengan suara lantang di depan kelas. sesekali dia menulis kalimat kalimat yang dia rasa penting . logat melayunya tersangkut jika dia menekan kan sebuah kata yang harus kami pahami .

pintu ruang kelas tiba tiba terbuka . profesor berhenti bicara dan menoleh ke arah pintu . disana mira, dengan nafas ngos ngosan dan rambut berantakan berdiri kikuk menunggu profesor untuk- barangkali mengusir nya mengingat lima belas menit keterlambatan mira .

"nah, mirasantika"

logat melayunya tersangkut saat menyebutkan nama mira yang sudah di modifikasi layaknya judul lagu raja dangdut yang ada di kota ku dengan makna minuman keras dan narkotika . kulihat mira menahan wajah tidak suka kepada profesor akibat hasil modifikasi namanya .

"kamu terlambat lima belas menit"

dia berujar sambil melihat jam di tanganya .

teman teman yang lain mulai sedikit berisik . berkomentar tentang mira yang tetap saja nekat masuk ke dalam kelas dengan keterlambatan nya yang cukup lama.

"maaf prof, saya tadi sakit perut jadi perlu waktu sedikit lama di kamar kecil" jawab mira pelan .

suara cekikan mulai terdengar .

mira tertunduk malu.

"yasudah taruh tas mu"

"hanya itu ?!! aku fikir profesor akan meneriaki dia dan menyuruh nya pergi . beruntung nya kamu hari ini mir " bisiku dalam hati .

"terima kasih prof" jawab mira tersenyum .

mira kemudian berjalan ke arah ku, dengan muka yang lega karna tidak dimarahi profesor . di tariknya kursi ke sebelah ku dan di taruhnya tas di atas meja . belum sempat mira duduk, profesor kembali berbicara

"eehh siapa yang suruh kamu duduk?"

mira kembali bangkit . keningnya berkerut sambil meremas jari pertanda dirinya gugup.

"tadi profesor suruh saya taruh tas-kan?" jawabnya tak yakin

profesor menggelengkan kepala dan memasang senyum jail . dia kemudian berjalan ke arah meja dosen dan mengambil botol minum pink miliknya yang selalu dia bawa kemana mana .

"ya, tapi saya tidak menyuruh kamu duduk . mumpung kamu masih keringatan seperti itu dan sekaligus membayar keterlambatan kamu , tolong belikan saya es cendol di depan kampus"

"memang mirip kuda belang, seperti namanya" gumam mira .

"itu zebra mir" ku benarkan kalimat mira dengan gumaman juga .

mira menoleh ke arah ku . memasang wajah seakan berkata nah itu dia maksud ku kemudian kembali menghadap depan , menganggukkan kepala dan berkata dengan suara terpaksa.

"baik prof"

mira melangkah kembali ke arah profesor , mengambil botol minum pink yang telah di sodorkan kemudian pergi membeli cendol .

lima menit kemudian mira kembali, membawa satu botol penuh cendol  kemudian duduk kelelahan disebelahku .

kelas di ambil alih lagi oleh profesor . kali ini dia menjelaskan tentang dejavu dan hal hal yang menyangkut itu .

sama hal nya dengan teman ku yang lain . aku juga tidak tertarik dengan topik yang di bicarakan profesor sekarang . aku hanya berpura pura memperhatikan, sesekali         mencatat agar terlihat serius memperhatikanya. sampai akhirnya sesi kelas dengan profesor jepra  selesai .

"tiba tiba aku teringat satu hal mir"

mira yang sedang memasukkan perlatan nya menoleh kearah ku.

"ingat apa?" katanya .

"saat kamu disuruh beli es cendol tadi, uang mu diganti tidak?"

mira menggeleng kemudian berdecih pelan .

"enggak" balasnya jengkel .

"dia sengaja, biar kamu kapok kalau telat di kelas dia. ngomong ngomong tentang cendol , aku juga kepingin deh " suasana kelas yang panas membuatku benar benar merasa dehidrasi .

mira yang sudah selesai membereskan peralatanya mengangguk tanda setuju . kemudian kami pun berjalan ke tempat penjual cendol berada .

jalanan di luar kampus terasa gersang .  memang , saat ini sedang musim panas di kota ku . sudah tiga bulan tidak turun hujan . jika pun turun paling hanya beberapa menit saja . itu pun tidak deras .

kami tiba di tempat penjual es cendol yang sekarang terlihat ramai , beberapa pelanggan berdiri mengantri . kami mengambil kursi tepat di bawah pohon agar terlindung dari panas sambil menunggu antrian berkurang .

kulihat disamping ku seorang pemuda tengah menikmati cendol miliknya .

namun tiba tiba pemuda tersebut mengernyit tidak suka . dia kemudian mengaduk aduk es cendol dalam gelas yang dia pegang  seperti mencari sesuatu penyebab rasa tidak sukanya .

"ahh, kenapa harus ada susu??!! aku tidak suka susu" ujar pemuda tersebut dengan wajah tidak suka .

ngiiiiingggggg

serangan lagi .

kuping ku kembali berdenging dengan sakit kepala seperti serangan sebelumnya . ku sambar tangan mira secepat mungkin agar dia tau aku mendapat serangan .

mira terkejut dan panik, dia menepuk nepuk pipiku menjaga agar aku tetap sadar . beberapa orang di sekitar kami mulai mengerubungi .

"kok susu? kamu kan tau aku tidak suka susu "

ku buka mata ku, seorang pemuda yang lagi lagi tidak ku ketahui mukanya berbicara ke arah ku .

aku tidak lagi terkejut mendapati diriku sekarang berada di sebuah dapur minimalis bercat putih .

" kamu akhir akhir ini terlalu banyak mengkonsumsi kopi sayang"

sebuah suara yang ternyata berasal dari mulutku sendiri membuat aku terkejut dan bingung . karna aku bahkan tidak ingin mengucapkan kata itu .

"aku tidak suka susu sayang"

laki laki tadi berjalan ke arah gelas yang aku yakini berisi susu . dia menatap gelas tersebut sebentar , kemudian berbicara lagi namun yang ku dengar hanya dengungan .

"hey! apa yang terjadi sebenarnya? kamu siapa ? apa kamu juga mendapat serangan sama seperti ku?"

kali ini aku mencoba keras untuk bertanya mengingat dengungan di telinga ku yang semakin kuat .

hal yang ku harap kan dari pria ini adalah jawaban dari pertanyaan ku.  setidak nya dia menjawab tentang siapa dirinya.

tapi bukanya menjawab pertanyaan ku, dia justru malah mendekatiku, tersenyum, tangannya mulai mengusap usap kepalaku yang membuatku terasa tenang.

meskipun jarak pandang kami terasa sangat dekat, namun aku tetap tidak bisa melihat melihat raut wajahnya dengan jelas.

kemudian dia melepaskan usap-an tangannya lalu memelukku dengan erat.

~ mungkin hanya intuisi, persepsi yang masuk kedalam lubuk hati,panca indra yang berperan dalam empati, hingga mampu merasakan apa yang terjadi

~koyi


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C3
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión