Descargar la aplicación
63.63% RESTART / Chapter 14: [RE]START 5.5

Capítulo 14: [RE]START 5.5

-___-___-___-___-

Huff ... huff ... huff ...

Naya tetap berlari mengelilingi gedung sekolah karena hukuman yang ia terima. Ia menjalani nya dengan sangat jujur tanpa mengurangi satu putaran pun. Beberapa saat kemudian, waktu yang paling melegakan bagi Naya.

Ia berhasil menyelesaikan putaran ke tiga puluh nya. Rambut dan seragam Naya basah karena keringat nya setelah berlari mengelilingi gedung sekolah. Karena kelelahan Naya duduk di kursi kayu panjang di pinggir lapangan sepak bola.

Saat Naya berusaha mengatur nafas dan detak jantung nya yang sangat cepat, naya melihat sebotol air mineral dan secarik kertas di bawah nya.

"He?, minum siapa ini?", ucap Naya lalu mengambil botol beserta kertas yang ada di bawah nya.

{Jangan bilang ke pak Baki ya?}, tulisan yang ada di secarik kertas itu.

Seketika Naya tau bahwa botol itu adalah pemberian dari Kazumi yang tadi duduk di sini.

"Kazumi ... kau memang tak pernah berubah", gumam Naya lalu meminum sebotol air mineral dari Kazumi.

Kriiinggg!!!

Suara bel istirahat pertama keluar dari speaker yang terpasang di setiap sudut sekolah.

-----____----------____-----

Kazumi

"Akhirnya jam pelajaran guru menyeramkan itu selesai", gumam ku lalu berdiri dari bangku yang aku duduki.

Aku bersembunyi di dalam perpustakaan yang sangat sepi in selama sisa jam pelajaran pak Baki. Setelah mendengar bel istirahat berbunyi hati ku sangat bahagia. Aku bebas dari pelajaran sejarah yang sama sekali tak ku mengerti.

Aku yang hendak keluar dari perpustakaan pun terkejut karena Rui sudah terlebih dahulu masuk ke dalam perpustakaan. Saat melihat ku, Rui langsung berlari ke arah ku.

"Ano ... makasih, berkat kamu aku bebas dari hukuman", kata Rui seraya mengembalikan ponsel ku.

"Hmm ... aku cuma ingin kabur dari pelajaran tadi", ucap ku dengan wajah cuek sembari menerima ponsel ku kembali.

"Tu-tunggu ... ini!", ujar Rui memberikan aku sebotol air mineral.

"He?, buat apa?", tanya ku bingung.

"Kamu habis lari ... jadi ...",

"Simpen aja, kamu pikir aku bakal lari beneran?", kata ku menepuk pundak nya lalu keluar dari perpustakaan.

Setelah keluar dari pintu perpustakaan aku pun menuruni anak tangga untuk kembali menuju ke kelas. Rui mengikuti langkah ku dari belakang dan masih memeluk botol air mineral tadi.

"Ngomong ngomong ... maaf soal pagi tadi", ucap ku saat sampai didepan pintu kelas.

Aku kembali melangkah masuk ke kelas dengn wajah malas ku.

"Oi Kazumi? ... ngapain kabur?", tanya Takumi dari bangku nya.

"Males aja ...", jawab ku seraya duduk di bangku ku yang ada tepat di belakang bangku Takumi.

"Males?, bilang aja kamu gak mau Rui kena hukuman kan?", sindir Takumi.

"Hmm ... terserah kamu", kata ku sembari memandang ke arah luar jendela.

------------------------

Hari ini dilanjutkan dengan pelajaran yang membosankan bagi Kazumi. Hanya suara bel pulang sekolah yang ada di pikiran nya. Ia selalu memasang wajah malas nya itu saat ada di dalam kelas.

Sesekali, tidak, dia selalu memandang ke luar jendela kelas nya dan melihat awan yang berubah ubah bentuk. Semua orang tak tau seberapa tak peduli nya dia terhadap hidup nya sendiri. Dia sudah kelas 2 SMA tapi tak tahu harus berbuat apa di masa depan nya.

Jarum jam terus bergerak. Cuaca pun perlahan berubah menjadi gelap. Gumpalan awan hitam mulai menutupi cahaya sang surya. Tepat pukul tiga sore bel tanda berakhir nya jam pelajaran hari ini pun berbunyi.

Seperti murid murid lain, Kazumi mulai melangkah keluar dari gedung sekolah.

-----____----------____-----

Kazumi

Satu hari lagi yang membosankan kulewati ...

Cih ... mendung lagi! ...

Aku pun mempercepat langkah ku untuk segera pulang ke rumah. Aku tak ingin seragam ku basah karena air hujan. Beberapa langkah kemudian, saat aku baru saja keluar dari gerbang sekolah.

"Ka-Kazumi ... tunggu!", suara yang tak asing memanggil ku.

Saat aku menoleh, Rui berusaha mengejar langkah ku. Entah kenapa dia masih mengikuti ku padahal aku sudah meminta nya untuk menjauh dari ku.

"Hmm ... napa?", tanya ku sembari tetap berjalan menuju arah jalan pulang.

"Emm ... apa aku boleh ... etto ...", Rui menghentikan kalimat nya yang membuatku penasaran.


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C14
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión