(WARNING!!! Mengandung adegan sensual. Pembaca diharapkan bijak. Silahkan skip bab ini jika merasa tak nyaman. Terima kasih).
.
.
.
Daniel hanya tertawa melihat reaksi Velina yang merasa terkejut atas perbuatannya dan memelototinya.
"Apakah sakit? Maaf, aku merasa gemas sekali padamu. Sini aku cium, biar sembuh," Ujar pria itu sambil menurunkan kepalanya, lalu ia menciumi puncak gunung Velina yang sebelumnya telah ia cubit.
Daniel mengeluarkan lidahnya dan mulai menjilatinya dengan lembut, lalu memasukkannya ke dalam mulutnya dan kemudian menghisapnya dengan lembut, membuat Velina kembali terkesiap dan mendesah, sementara tangan Daniel yang lainnya bermain-main dengan gunung Velina yang satunya lagi.
"Hmmm… Daniel… Aaaahhh…." Velina tak dapat berkata-kata, ia hanya dapat mendesah di setiap permainan cinta yang dimainkan oleh Daniel hanya untuknya seorang.
Velina mendesah, mengerang setiap kali Daniel menggigiti kedua puncak gunungnya secara bergantian.