Sesampainya di rumah, Daniel sama sekali tak bisa tidur. Meskipun lelaki itu telah mematikan seluruh lampu yang ada di dalam ruang tidurnya dan menutup rapat semua gorden blackout sehingga tak ada satu cahaya pun yang dapat menembus kamarnya dari luar, ia tetap tak dapat memusatkan pikirannya untuk dapat merasa relaks dan beristirahat dengan baik malam itu.
Ia terus membolak-balikkan tubuhnya di atas tempat tidurnya yang berkualitas sangat baik, nyaman dan empuk dan tentu saja, berharga sangat fantastis. Lalu, ia terdiam, membuka kedua matanya, memandang ke langit-langit di dalam kegelapan.
Daniel terus saja memikirkan kejadian yang belum lama terjadi malam ini yang membuatnya merasa tak berguna sebagai seorang lelaki dewasa.
lelaki tampan nan gagah ini merasa sangat malu di hadapan calon kekasihnya, satu-satunya pujaan hatinya, dengan bersikap seperti seorang idiot seperti tadi.