Arumi terdiam di kamar. Dirinya benar-benar kacau sepulang dari Jakarta tanpa hasil apa-apa, dia kini hanya bisa menangis. Menyesali kenapa harus melepas Alisha pada Awang. Stress jelas. Dia seperti ibu yang benar-benar kehilangan anaknya. Meski Alisha bukan darah dagingnya. Tapi dia sudah menganggap Alisha seperti anak kandungnya sendiri. Arumi mematikan televisi kamarnya setiap kali ada berita tentang teroris. Seorang yang atas nama agama dengan kejamnya membunuh orang dengan bom dan sebagainya. Bukan salah agama kita. Tapi salah oknumnya yang memaknai berbeda. Itulah pentingnya kita paham bahwa islam adalah rahmatan lilalamin.
"Pah, aku masih belum percaya Awang masuk ke dalam jaringan radikal seperti itu." ucap Arumi.
"Kita tunggu informasi dari orang suruhanku dulu ya, Mah. Dimana Awang sekarang saja kita tidak tahu. Dia masih di Indonesia atau di Mesir? atau jangan-jangan selama ini dia tidak ke Mesir? tapi ke negara lain."
"Kenapa Awang jadi begitu ya, Pah?"