Arumi tersenyum sinis." Kamu pikir aku mau kembali sama kamu setelah semua yang kamu lakukan sama aku?"
"Mungkin tidak akan pernah. Baiklah Jika memang Keenan yang terbaik buat kamu, Aku ikhlas. Aku tahu kesalahanku terlalu besar untuk bisa kau maafkan. Tapi ijinkan aku bertemu dengan anakku. Aku mohon Arumi." Rayyan menunduk berlutut di depan Arumi yang tanpa Arumi tahu, Rayyan meneteskan airmata.
"Kamu tahu Rayyan, betapa hancurnya aku saat itu. Saat kamu terang-terangan mau menceraikan aku. Demi apa?demi Keisha dan juga hartaku. Seperti yang kamu dengar dari Bu Ema tadi, aku sampai harus menjauh hingga ke kota ini, dalam keadaan hamil. Untuk bekerja mencari uang untuk biaya melahirkan. Untung saja di sini aku bertemu dengan orang-orang yang baik, orang yang peduli padaku. Sehingga aku masih bisa melanjutkan hidupku. Sekarang aku tanya sama kamu. Sebenarnya apa yang membuatmu mencariku sampai disini. Kamu pasti memata-matai ku lagi seperti dulu kan? Sebenarnya apa yang kamu inginkan lagi dariku Rayyan?" kali ini Arumi mengatakan dengan nada yang rendah. Dia sudah lelah menghadapi Rayyan. Dia lelah dengan masa lalu yang selalu saja mengikuti dia kemanapun dia pergi. Padahal Arumi ingin hidup tenang bersama kedua anaknya. Lagi-lagi Rayyan ingin mengambil kebahagiaan itu.
"Aku tahu aku melakukan kesalahan, saat itu aku memilih Keisha karena dia pernah menolongku. Dan dia mengancam akan bunuh diri kalau aku meninggalkannya. Bagaimanapun juga dia adalah orang yang pernah aku cintai sebelum aku bertemu dengan kamu. Aku tidak punya pilihan lain, jadi aku memilih Keisha. Aku tahu waktu itu aku memang rakus akan harta, tetapi setelah kamu pergi dan aku menyadari perasaanku terhadapmu, aku tidak tega untuk mengambilnya darimu. Perusahaanmu yang ada di Bandung tidak pernah aku ganti atas nama aku. Perusahaan itu tetap atas namamu sampai sekarang. Selama ini aku harus bolak-balik Jakarta-Bandung untuk mengurus perusahaanmu juga. Karena aku yakin suatu hari nanti kamu akan kembali dan kamu bisa mengelola itu sendiri." Tiba-tiba saja Rayyan bisa bercerita semuanya tentang Keisha tanpa ia sadari. Semua kalimat tentang Keisha meluncur begitu saja seiring ingatannya yang mulai kembali. Dia tidak menyadari bahwa alam bawah sadarnya itu memang benar-benar mencintai Arumi.
" Kalau kamu pikir kamu memilih Keisya karena ancaman dia bunuh diri, itu artinya sama saja kamu Membunuhku pelan-pelan. Coba kalau waktu itu aku benar-benar kalut dan putus asa. Mungkin aku juga bisa melakukan yang lebih parah daripada Keisha. Tetapi aku tidak melakukan itu. Aku punya janin yang harus aku jaga dan aku lindungi. Oleh sebab itu aku tetap berjuang, Aku bekerja sebagai karyawannya Bu Ema dalam keadaan hamil. Bahkan sampai menjelang persalinan pun aku masih bekerja Ray. Kamu tahu bagaimana menderitanya aku waktu itu? Tidak, kamu pasti tidak akan pernah tahu bagaimana rasa sakitnya hatiku."
"Arumi, Tolong maafkan aku. Aku sekarang tidak mengharapkanmu untuk kembali padaku setelah aku tahu bahwa Keenan mencintaimu. Aku yakin dia bisa menjaga kamu lebih baik daripada aku. Tapi tolong izinkanlah aku untuk bertemu dengan anak kita. Dia laki-laki atau perempuan Arumi? " Suara Rayyan semakin lama semakin berat, nada suaranya seperti tercekat. Dia tidak mampu lagi untuk membendung air matanya ketika mengatakan 'anak kita'. Anak yang selama ini dia sia-siakan.
"Tidak semudah itu aku menerima Keenan Ray. Memang aku sempat menyukai Mas Keenan. Tetapi setelah sekarang aku tahu bahwa dia ada hubungan keluarga denganmu, aku tidak akan menerima dia menjadi pendampingku. Aku tidak mau bersama orang yang punya hubungan denganmu. Jikalau kamu memang ingin menjauh dariku, menjauhlah. Bahkan Anggaplah kita tidak akan pernah bertemu lagi setelah ini. Kalau kamu ingin menemui anak kita untuk yang pertama dan terakhir silakan. Aku akan ijinkan. Tapi jangan pernah berharap untuk menemuinya lagi atau mengambilnya dariku."
" Arumi. " Rayyan semakin menunduk, dia menyembunyikan air matanya yang mengalir. Dia ingin sekali berlutut terus di depan Arumi sampai Arumi memaafkan, tetapi rasa sakit hati Arumi tidak akan pernah bisa disembuhkan dengan cara berlutut.
"Bagaimana? Jika kamu setuju, temuilah Axel dan Aqila. Tapi hanya untuk hari ini saja. Setelah itu jangan pernah berharap menemui Mereka lagi. "
"Apa maksudmu dengan mereka? Anakku bernama Axel dan Aqila? Anak kita ada dua orang?"
"Iya, anakku kembar. Laki-laki dan perempuan. Namanya Axel dan Aqila." Arumi juga terisak, dia membayangkan bagaimana rasa sakitnya ketika dia melahirkan dua orang anak tanpa didampingi oleh suaminya. Bahkan selama ini dia selalu hidup dalam ketakutan. Takut jika sewaktu-waktu Rayyan akan mengambil buah hatinya.
Rayyan mencoba untuk mendongakkan kepalanya dan memandang Arumi, dia tidak menyangka kalau dia mempunyai dua orang anak sekaligus dari pernikahannya dengan Arumi. Dua orang anak yang hadir karena paksaan Rayyan. Dia ingat bagaimana dia memperlakukan Arumi waktu itu, karena dia tidak mau kehilangan Arumi, akhirnya dia mengambil jalan pintas untuk menghamili Arumi. Meskipun saat itu mereka masih terikat pernikahan, tetapi Apa yang dilakukan olehnya itu tidak bisa dibenarkan.
"Terima kasih Arumi, kamu telah berjuang untuk menghadirkan kedua anak kita ke dunia. Kesalahanku semakin bertambah besar padamu. Baiklah Aku setuju, biarkan aku menemui anakku untuk pertama dan terakhir kalinya. Dan setelah itu aku janji tidak akan pernah menemuimu lagi. Tapi izinkanlah aku untuk bertanggung jawab atas anak kita. Ijinkanlah aku untuk ikut membiayai hidup mereka."
" Tidak Rayyan! Aku tidak akan pernah mau menerima bantuanmu apalagi untuk biaya anakku. Sejak mereka lahir ke dunia, sepeser pun mereka tidak pernah menerima bantuan darimu. Dan sampai kapanpun jangan pernah berharap untuk memberikan bantuan kepada anakku. Jika kau memang ingin mengembalikan perusahaan ayahku yang di Bandung, aku akan menerimanya. Karena itu memang hasil jerih payah ayahku. Jadi aku akan mengambilnya kembali. Dengan itu aku bisa membiayai anakku sendiri. Jadi jangan pernah berharap memberikan apapun terhadap kami. Mungkin aku egois, tapi itu adalah caraku untuk benar-benar bisa lepas darimu. Bagaimana? Kamu setuju?"
"Baiklah, apapun yang kau inginkan aku setuju. Aku tidak akan pernah memaksamu lagi Arumi. Karena aku tahu setiap kali aku memaksamu kamu akan menderita. Jadi kali ini apapun yang kau inginkan, aku akan menyetujuinya. Tapi biarkan aku bertemu dengan anakku."
"Baiklah, Ayo ikut denganku. Aku akan mempertemukan kamu dengan kedua anakku." dari tadi Arumi selalu mengatakan 'Anakku' Bukan 'Anak kita'. Karena sampai kapanpun dia tidak akan pernah menyebut dengan anak kita.
Sebelum baca bab selanjutnya, Tinggalkan jejak di sini dulu ya. hehehe