Descargar la aplicación

KEENAN TERLUKA

Tetangga-tetangga Arumi ikut mengambil air di ember lalu mengguyurkan ke arah ban yang terbakar di jalan depan rumah Bu Fatma. Keenan yang juga ikut memadamkan api, malah terkena percikan api di tangan kirinya.

"Awww." Keenan menggulung lengan kirinya dan ternyata lukanya cukup parah. Tangan Keenan melepuh.

"Mas.. Mas Keenan tidak apa-apa?" Arumi berlari menghampiri Keenan yang tampak kesakitan.

"Tidak apa-apa Rum. Aww..!!"

"Gapapa apanya Mas? tangan mas Keenan melepuh gitu. Ayo mas kita ke rumah sakit." Mana mas kunci mobilnya? biar aku yang bawa."

Keenan baru tahu kalau Arumi bisa menyetir mobil. Ternyata banyak hal yang Keenan tidak tahu dari Arumi.

Keenan mengambil kunci mobil dari aaku celananya, lalu memberikannya pada Arumi. "Ini Rum."

"Ayo mas. kita ke rumah sakit sekarang." Tanpa pikir panjang Arumi  membuka pintu mobil dan membantu Keenan masuk ke dalam mobil. Bu Ema juga ikut bersama Arumi mengantar Keenan ke Rumah Sakit.

Keenan melihat ke arah Arumi yang sedang menyetir mobil dengan kecepatan sedang. Arumi bisa saja ngebut. Tap dia tidak mau terjadi apa-apa di jalan jika mengebut.

FLASHBACK ON

Saat Arumi pulang dari kerja tadi, Jack mengikuti angkutan yang ditumpangi Arumi sampai di depan gang rumah Bu Fatma. Jack turun dari motornya lalu mengendap-endap membuntuti Arumi dari belakang. Dia mengamati dari kejauhan dan melihat letak rumah yang ditempati oleh Arumi. Jack segera mengambil gambar jalan dan juga rumah Arumi. Dia akan mengirimkan kepada bosnya yaitu Dani agar bisa diteruskan ke orang yang membayar mereka.

" Bos ini saya share loc dan juga gambar rumah Ibu Arumi. Rumahnya nya tertutup satu rumah dari jalan raya. Namun masih terlihat dari Jalan rumahnya. "

" Bagus Jack. Kerjamu bagus. Terus amati jangan sampai Ibu Arumi pergi kemana-mana sebelum Bos Rayyan datang. "

" Oke bos. Saya akan tetap disini untuk memantau rumah Ibu Arumi. Kira-kira kapan Bos Rayyan akan sampai di sini? "

" Kata bos Rayyan sekitar jam 9 dia akan sampai di Garut Jack. "

Jack menutup sambungan teleponnya dengan Dani. Jack memantau rumah Arumi, dia melihat segala aktivitas yang ada di rumah itu. Jack menunggu di warung kopi dekat rumah Arumi.

Menjelang maghrib, dia melihat Arumi berjalan keluar rumah. Jack meninggalkan kopinya lalu menitipkan kepada pemilik warung, dia ingin tahu kemana Arumi pergi. Ternyata Arumi pergi ke sebuah toko kue yang ada di dekat sana. Jack buru-buru menghindar agar tidak ketahuan oleh Arumi.

Kira-kira pukul 8 malam, Jack melihat ada mobil mewah yang masuk ke dalam gang mengarah ke rumah Arumi. Entah siapa yang datang. Jack buru-buru mencari informas tentang siapa. orang yang datang ke rumah Arumi. Dia melihat seorang laki-laki tampan dan gagah keluar dari mobil beserta perempuan paruh baya.

Jack tetap memantau pergerakan mereka, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang berjalan di depannya,. Laki-laki itu keluar dari rumah yang ada di depan rumah Arumi. Mungkin saja dia tahu informasi tentang siapa yang datang ke rumah Arumi.

"Wah Teh Arumi kayaknya bakal di lamar sama orang kaya nih." Ujar pemilik warung dengan salah satu tetangganya. Jack mendengarkan dengan seksama.

"Ya tidak apa-apa atuh, Teh Arumi kan memang dulunya orang kaya juga. Dia kan majikannya bu Fatma. Jadi wajarlah dapat orang kaya juga."

"Mas Keenan itu kasep pisan euy.. cocok ya sama Teh Arumi."

"Iya sama-sama kasep dan geulis. Biar aja atuh teh kasihan si Kembar. Biar punya ayah baru."

"Iya betul."

Jack kemudian undur diri dari warung kopi itu untuk menelpon. Jack segera menghubungi bosnya.

"Bos, menurut tetangga, Ibu Arumi sepertinya malam ini mau di lamar oleh seseorang. Apa yang harus kita lakukan Bos sepertinya kalau menunggu Bos Rayyan akan kelamaan. "

"Begitu ya Jack? Kalau begitu lo bikin saja sesuatu yang bisa membuat lamaran lelaki itu gagal."

"Memangnya gue harus gimana bos?"

"Lo bikin saja keributan yang memancing Bu Arumi dan calonnya untuk keluar. Dengan begitu kita jadi bisa mengulur waktu sampai bos Rayyan tiba di sini."

Oke Bos, gue akan coba untuk mengulur waktu sampai bos Rayyan datang.

Jack punya ide saat melihat ban bekas di depan bengkel yang sudah tutup. Lalu ide gila itupun muncul.

FLASHBACK OFF

"Dan, aku sebentar lagi sampai. Gimana apa Arumi jadi di lamar?"

"Iya bos, saya sekarang berada di minimarket tidak jauh dari rumah ibu Arumi. Dan kata Jack rumah bu Arumi sekarang sepi. Mungkin lamarannya batal."

"Ya sudah baguslah kalau begitu. Aku segera ke sana sekarang."

"Iya bos. Saya tunggu."

Sepuluh menit kemudian, Rayyan yang mengendarai mobil limited editionnya, menghampiri Dani yang sedang menunggu di minimarket.

Dani yang menyadari kehadiran Rayyan lalu berdiri menyambutnya.

"Bagaimana Dan?"

"Rumah Bu Arumi aman terkendali Bos. Apa bos mau ke sana sekarang? Jack masih ada di sekitar sana." Rayyan melirik arlojinya ternyata sudah pukul sepuluh malam.

"Sekarang sudah jam sepuluh, tadi macet sekali di jalan. Sepertinya terlalu malam kalau Aku berkunjung ke rumah Arumi. Aku akan ke sana besok pagi saja."

"Baiklah kalau begitu bos." Sebelum mencari penginapan terdekat, Rayyan diajak Dani untuk melihat rumah Arumi. Rayyan ingin buru-bur bertemu Arumi. Tapi dia akan sabar menunggu hari esok. Sebentar lagi dia akan bertemu Arumi dan juga anaknya.

*****

Arumi Akhirnya mengantar Keenan dan Bu Ema pulang ke rumahnya. Karena kondisi tangan Keenan yang tidak memungkinkan menyetir mobil. Luka bakar Keenan sudah diobati dengan salep antibiotik dan juga pereda rasa nyeri. Arumi tidak tahu siapa yang melakukan teror itu.

"Arumi, mobilnya bawa saja. Di sini masih ada mobil lain untuk saya pakai ke pabrik besok."

"Maaf bu, bukannya saya tidak mau. Tapi kalau mobil saya bawa, di rumah bu Fatma tidak punya tempat parkir. Saya khawatir mengganggu tetangga. Karena setiap habis shubuh mereka sudah beraktivitas.

"Oh ya sudah kalau begitu. Biar Pak Imam saja yang mengantarmu pulang."

"Terimakasih Bu."

"Sama-sama Arumi. Saya yang harusnya bilang terimakasih sama kamu. Maaf ya sudah merepotkan."

"Tidak apa-apa bu. Mas Keenan saya pulang dulu mas."

"Iya Arumi, Terimakasih banyak."

Arumi sampai di rumah pukul setengah sebelas malam. Acara malam ini jadi kacau karena ada insiden kebakaran tadi. Dia juga tidak tahu maksud kedatangan Keenan sebenarnya untuk apa. Arumi melihat si kembar yang tidur nyenyak. Kasihan sekali mereka harus sering ditinggal Arumi.

Keesokan harinya.

"Bu saya berangkat dulu."

"Iya mbak Arumi. Hati-hati. Mama hati-hati di jalan. Cepat pulang ya." Ucap bu Fatma untuk mewakili Axel yang sedang di gendongnya.

"Iya sayang. muachh." Arumi menciumi Axel yang sedang tersenyum padanya.

Bu Fatma menutup pintu rumah setelah Arumi berangkat kerja. Tak lama ada seseorang yang mengetuk pintunya. Bu Fatma mengira mungkin Arumi. Barangkali ada barang yang tertinggal.

"Sebentar mbak Ar...." Bu Fatma tak sanggup melanjutkan kalimatnya saat melihat sosok yang berdiri di depan pintu rumahnya. Laki-laki yang sangat dia kenal. Laki-laki yang telah menorehkan luka di hati Arumi.

*********

Minimal seratus komentar, InsyaAllah besok pagi akan saya up lagi lanjutan ceritanya lagi.


REFLEXIONES DE LOS CREADORES
ANESHA_BEE ANESHA_BEE

Yah ga jadi di lamar deh. Karena Keenan terluka.

Bu Fatma lihat siapa ya? kayak lihat hantu saja. hehehe.

Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C35
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión