Descargar la aplicación
6.59% CINTA SEORANG PREMAN JALANAN / Chapter 19: KELUAR DARI MULUT HARIMAU MASUK KE MULUT BUAYA (2)

Capítulo 19: KELUAR DARI MULUT HARIMAU MASUK KE MULUT BUAYA (2)

Jhonny dan Stefi berteriak, saat melihat Abimanyu tergeletak di atas ranjang dengan tubuh yang tak bergerak dengan mulut yang berbusa.

"Bang Abi,.." panggil Jhonny berkali-kali namun tubuh Abimanyu tidak bereaksi sama sekali.

"Stefi ayo cepat kita antar Bang Abi ke Rumah sakit L, kamu panggil taxi sekarang." ucap Jhonny sambil memakaikan baju Abimanyu yang telanjang dada.

Untung saja suasana sepi dan sudah larut malam, hingga tidak menimbulkan kecurigaan di sekitarnya.

Dengan di papah Jhonny dan Stefi, Abimanyu di larikan ke rumah sakit L dengan naik taxi yang ada mangkal di halaman hotel.

Stefi yang menemani Abimanyu di dalam taxi menangis tersedu-sedu.

"Kenapa Bang, kenapa sampai terjadi seperti ini?" ucap Stefi dengan terisak-isak melihat Abimanyu yang sama sekali lemas tak bergerak.

Jhonny yang memakai motor, melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, menembus kegelapan malam menuju ke rumah Kasih, agar Kasih bisa menolong Abimanyu saat di rumah sakit.

"Bu dokter!! dokter Kasihhhhh!! teriak Jhonny mengetuk pintu rumah Kasih dengan cukup keras.

Beberapa kali Jhonny mengetuk dan berteriak akhirnya Kasih keluar dengan keadaan yang setengah sadar.

"Jhonny? ada apa malam-malam begini kemari? apa terjadi sesuatu?" tanya Kasih sambil mengusap matanya yang jadi terbuka lebar saat melihat wajah Jhonny yang panik.

"Bang Abimanyu sepertinya keracunan Bu dokter, sekarang bang Abi ada di rumah sakit L, tolong bang Abi Bu Dokter." mohon Jhonny dengan wajah sedih.

Kasih diam dan berpikir sejenak.

"Baiklah, aku ikut denganmu." ucap Kasih masuk ke dalam rumah untuk mengambil jaket juga dompetnya.

Dengan naik motor, Jhonny dan Kasih ke rumah sakit L yang tidak jauh dari tempat tinggal Abimanyu.

"Sudah sampai Bu Dokter." ucap Johny pada Kasih.

Setelah memarkirkan motornya, Jhonny dan Kasih berjalan ke bagian informasi untuk bertanya tentang keberadaan Abimanyu.

"Jhonny, Abimanyu masih di tangani di UGD kita kesana." ucap Kasih setelah bicara dengan bagian informasi.

Sampai di UGD, Jhonny melihat Stefi menangis tersedu-sedu di bangku panjang.

"Kenapa menangis Fi?" tanya Jhonny dengan perasaan takut melihat Stefi yang menangis seperti itu.

"Bang Abi, tidak bergerak dari tadi Bang Jhon." ucap Stefi sambil mengusap airmatanya.

"Tapi Bang Abi masih selamat kan Fi?" tanya Jhonny panik.

"Bang Abi masih di dalam, dari tadi belum keluar juga." ucap Stefi kembali terisak-isak.

"Apa dokter tidak mengatakan apa-apa Fi?" tanya Kasih duduk di samping Stefi.

"Dokter belum ada keluar sama sekali dari tadi." ucap Stefi dengan sedih.

Kasih terdiam menatap Jhonny.

"Memang apa yang terjadi, sampai Abimanyu mengalami seperti ini?" tanya Kasih penasaran.

Jhonny terdiam ragu untuk menjawabnya, dan takut jika berbohong Kasih akan marah padanya.

"Aku juga tidak tahu Bu Dokter, apa penyebabnya." jawab Jhonny yang tidak berterus terang pada Kasih kalau Abimanyu keracunan karena sedang bertugas sebagai pelayan seks tante-tante girang.

Selang beberapa menit, Dokter keluar dari ruang UGD. Kasih dan Jhonny menghampiri Dokter tersebut.

"Bagaimana keadaan pasien Dok?" tanya Kasih pada Dokter yang menangani Abimanyu.

"Pasien sudah melewati masa kritis, sedikit terlambat saja, mungkin nyawa pasien tidak bisa tertolong lagi, nanti saya jelaskan lebih jelas, sekarang saya permisi dulu karena ada operasi yang akan saya tangani lagi." ucap Dokter tersebut dan berlalu meninggalkan Kasih dan Jhonny.

Kasih berjalan mengikuti beberapa perawat yang membawa Abimanyu untuk di pindahkan ke kamar inap.

Sampai di kamar inap, Abimanyu di pindahkan dan di baringkan ke atas ranjang.

"Bu Dokter saya sama Stefi mau pulang sebentar untuk mengambil baju buat bang Abi, apa Bu dokter tidak apa-apa?" tanya Jhonny minta ijin pada Kasih.

"Ya tidak apa-apa, tapi jangan lama-lama ya, karena aku harus pulang, besok pagi aku masih kerja." ucap Kasih dengan tersenyum.

Jhonny dan Stefi mengangguk berjalan keluar dari kamar Abimanyu.

Kasih duduk terdiam melihat Abimanyu yang terbaring lemah tak berdaya.

"Sepertinya kehidupanmu sungguh aneh Bi, setiap kali kita bertemu, kamu selalu mengalami sesuatu hal yang mengejutkan, siapa kamu sebenarnya?" tanya Kasih dalam hati.

Kasih melihat jam di ponselnya menunjukkan pukul dua malam hampir pagi.

Saat melihat ada gerakan tangan Abimanyu,

Kasih meletakkan ponselnya di meja.

"Abi, kamu sudah sadar?" tanya Kasih melihat mata Abi yang berlahan mulai terbuka.

Masih belum sadar sepenuhnya Abi menatap ke sekeliling ruangan yang serba putih.

"Di mana aku? kenapa kamu ada sini?" tanya Abimanyu dengan tubuh yang terasa lemas.

"Kamu di rumah sakit, kenapa aku di sini, Jhonny datang padaku dan bilang kalau kamu keracunan Abi." jelas Kasih dengan kalem.

Abimanyu mengingat kembali apa yang telah di lakukannya.

"Kenapa aku bisa jadi keracunan ya? harusnya aku mengantuk, agar tidak merasakan perutku yang sakit." pikir Abimanyu masih tak mengerti.

"Lambung kamu mengalami infeksi parah, karena kamu terlalu banyak minum obat pencuci perut dengan obat tidur." jelas Kasih lagi setelah membaca hasil lab Abimanyu.

"Memang kamu kenapa sampai minum dua obat sekaligus? apa kamu sedang ada masalah? sampai kamu nekat yang bisa membahayakan nyawamu? bagaimana kalau tadi Jhonny dan Stefi tidak membawamu secepatnya ke rumah sakit" tanya Kasih tak lepas menatap Abimanyu yang sedang menatapnya tak berkedip.

Abimanyu menatap Kasih tak berkedip, merasa terkejut dengan Kasih yang selama ini bicara hanya menjawab pertanyaannya saja, sekarang bicara begitu banyak tanpa berhenti sedikitpun.

"Kasih aku tidak bisa menjawab pertanyaan kamu semua, apa bisa satu-satu?" ucap Abimanyu yang masih mengalami pusing.

Kasih mengambil nafas panjang.

"Jawab yang kamu bisa saja." ucap Kasih dengan rasa putus asa, terkadang otak Abimanyu yang belum terasah atau Abi yang kelewat polos banget.

"Aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu, aku yang salah tidak tahu pengaruhnya obat itu." ucap Abimanyu yang tak bisa menceritakan semuanya pada Kasih.

"Tidak apa-apa, kalau kamu tidak mau bercerita, kamu tidak menganggap aku teman bukan?" ucap Kasih sedikit kecewa.

"Bukan tidak mau cerita Kasih, tapi memang tidak terjadi apa-apa." ucap Abimanyu merasa bersalah.

"Sudahlah lupakan saja, tidak apa-apa, sekarang apa yang kamu rasakan? apa lambungmu terasa sakit?" tanya Kasih menekan lambung bawah Abimanyu.

"Aaakkkhh, sakit Kasih..." teriak Abimanyu saat Kasih lambungnya.

"Masih sakit kan? kamu harus makan makanan yang lunak, untuk sementara waktu sampai lambungmu pulih kembali." ucap Kasih penuh perhatian.

Abimanyu tersenyum senang mendapat perhatian dari Kasih.

"Sebentar ya Bi, ada pesan masuk dari Gilang." Ucap Kasih saat mau bicara lagi ada pesan masuk dari Gilang kekasihnya.

"KAMU INGIN TAHU PEKERJAAN TEMAN KESAYANGANMU YANG KAMU SAYANG ITU?? LIHAT FOTO-FOTO YANG AKU KIRIM, TEMANMU ITU TAK LEBIH DARI SEORANG PELACUR PRIA"

Kasih, menatap Abiamanyu, kemudian kembali fokus pada pesan yang di kirim Gilang.

Ada foto-foto Abimanyu di sana dengan seorang Tante-tante saling berpelukan, ada juga yang berciuman di depan hotel dan beberapa foto lainnya.

Kasih menutup ponselnya dan melihat ke arah Abiamanyu dengan tatapan yang sangat kecewa, benar-benar sangat kecewa.


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C19
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión