"Ada apa-apa, sepertinya Papa begitu sedih?" Sean mencoba bertanya kepada Papa mertuanya.
"Maaf untuk saat ini, Papa tidak bisa menceritakan apapun kepadamu, nak!" ucap Papa Damian sambil menyeka air matanya. Dia terus meneteskan air matanya tanpa henti. Pria paruh baya itu benar-benar merasakan dadanya begitu sesak. Mengingat bahwa penyakit itu telah berhasil merebutnya nyawa istri kesayangannya.
Kini penyakit itu telah menyerang Putri kesayangannya. Hadiah terakhir dari sang istri yaitu Jessika. Papa Damian yang tak sanggup jika harus kembali kehilangan orang yang sangat ia sayangi. Berat sekali karena memang Sean begitu menyayangi Jessi. Melebihi rasa sayangnya terhadap malika.
Karena itu ketika dia mendengar bahwa Jessika mengalami fre-eklamsi berat, itu membuat dadanya sesak dan semua terasa sangat perih untuknya.