"Benar sekali Ma, Sean sangat cinta sama dia, dan sepertinya dia juga cinta sama Sean, cuman. Belum waktunya kita untuk bersama," tutur Sean sambil menyuapkan Nasi ke mulutnya. Sean benar-benar sangat mencintai Jessi. Bahkan saat ini pun dada Sean masih bergetar menyebut namanya.
Rasa sakit hati Sean karena Jessi telah memutuskannya, benar-benar masih terasa ke dasar sanubarinya. Kini Sean hanya bisa berharap satu keajaiban bisa menghampiri hubungan mereka. Sean yakin kali ini Tuhan akan mendengarkan do'anya. Karena dengan sebuah keyakinan dia bisa bertahan hidup dengan tenang.
Dia hanya memiliki satu keyakinan yaitu, suatu saat nanti Jessi akan bisa menjadi miliknya seutuhnya. Walau kini pada kenyataannya memang bukan lagi siapa-siapanya, bukan kekasih gelapnya, juga bukan calon istrinya, kini Jessi telah memutuskan dirinya, dan Sean serta Jessi tidak ada hubungan apa pun.