"Kalian mau apa kesini?"Tanya Mira berjalan mundur melihat kedatangan Bara dan Dian di kontrakannya. Dian memegang sebuah suntikan yang membuat bulu kuduk Mira meremang.
Bara dan Dian menatapnya tajam penuh kebencian.
"Jadi ini wanita yang mencoba memeras bos?"
"Benar sekali."
"Kau salah cari musuh adik kecil," kata Dian mencibir.
"Aku tidak cari musuh, aku hanya ingin kalian membagi uang kalian denganku. Bukankah kita saling menguntungkan? Rahasia Bara aman dan aku dapat uang."
Dian membuang ludah, seraya meremas rambut belakang Mira hingga berteriak kesakitan. Dian melototi Mira.
"Kau memang tidak tahu diri. Wartawan seperti kamu benar-benar tidak berguna. Kalian para wartawan hanya bisa memeras."
Hai para pembaca. Ada yang komentar alur cerita ini sangat lambat dan ingin Bara segera taubat dan straight. Saya ingatkan sekali lagi kalo cerita ini akan berepisode panjang. Jika merasa lambat dan tak suka silakan skip saja. Masih banyak cerita lain. Jika masih setia menunggu Bara hingga kembali ke kodrat saya berterima kasih. Banyak hikmah yang dapat dipetik dari novel ini, saya sampaikan perlahan-lahan tanpa menggurui. Jika cara penyampaiannya kurang tepat malah pesannya tidak sampai.