Descargar la aplicación
35.55% NCT - THE NIGHT UNFOLDS / Chapter 16: Penculikan Mark (3)

Capítulo 16: Penculikan Mark (3)

Satu dari mereka langsung menghampiri Yunsoul sambil memegang bilah kayu dan mengarahkannya pada Yunsoul. Namun, Yunsoul menunduk, menghindari serangan itu. Lalu orang berikutnya hendak menendangnya. Yunsoul menahan kemudian menepis kaki orang tersebut. Yunsoul kembali menahan tangan orang yang akan menghajarnya. Kali ini ia memukul perut dan wajah salah satu dari mereka.

Yunsoul kembali memukul orang yang ada di depannya kemudian berbalik dan menendang kaki orang yang ada di belakangnya. Yunsoul terus bertahan dengan menghindari serangan-serangan mereka. Tiba-tiba dari belakang, sebuah bilah kayu mengenai leher dan pundaknya. Yunsoul terhuyung dan hendak terjatuh. Akan tetapi, ia menahan tubuhnya. Kembali orang-orang itu bersamaan memukul Yunsoul dengan menggunakan kayu di tangannya. Mengarahkan benda panjang tersebut ke punggung, perut, dan bagian kaki Yunsoul dengan kuat.

Mark mengutuki dirinya. Ia tidak bisa melihat Yunsoul dipukuli seperti itu. Mereka sungguh tega, mengeroyok seorang perempuan. Mark ingin menolong Yunsoul, tapi ia tidak bisa. Berkali-kali Mark mencoba melepaskan ikatan pada tubuhnya. Berkali-kali juga ia gagal. Mereka mengikatkan tali itu dengan kuat.

"Noona! Hentikan! Berhenti memukul Yunsoul Noona."

Mark melihat Yunsoul jatuh tersungkur. Gadis itu merasakan sakit hampir di seluruh tubuhnya. Ia meringgis kesakitan sambil memegang bahunya. Orang-orang itu menghampiri Yunsoul yang terbaring tidak berdaya. Tujuan mereka adalah membuat Yunsoul terluka lalu membawanya sebagai bahan ritual mereka selanjutnya.

Mereka akan memukul Yunsoul lagi, tetapi niat mereka terhenti karena sebuah perkataan.

"Kalian sungguh memalukan."

Mereka melihat empat pemuda -berseragam sekolah yang sama dengan Yunsoul- menuruni tangga dan berjalan ke arah mereka.

Taeyong dan ketiga temannya berjalan dengan angkuh sekaligus menakutkan. Dari manik mata mereka muncul kilatan cahaya biru. Taeyong melihat Yunsoul yang terbaring kesakitan kemudian menatap tajam sepuluh orang berpakaian hitam yang berhadapan dengannya.

"Jangan ikut campur!" Satu dari mereka hendak memukul wajah Doyoung, tapi tidak kena. Malah Doyoung yang menendang tubuh orang tersebut sampai jatuh tersungkur.

Perkelahian dimulai.

Ten, Doyoung, dan Taeil menyerang orang-orang itu dengan pukulan dan tendangan. Sementara Taeyong mendekati Yunsoul dan membantunya berdiri. Ia memapahnya ke dekat tangga. Memosisikan tubuh gadis itu agar menjauh dari area pertarungan.

Yunsoul menatap heran Taeyong, "Kenapa kalian bisa ada di sini?"

Taeyong mengamati wajah Yunsoul. Terdapat beberapa luka di wajahnya. "Diamlah di sini," ucapnya tanpa menjawab pertanyaan Yunsoul. Taeyong menjauh dari Yunsoul dan menghampiri orang-orang itu. Ia ikut terlibat menyerang mereka.

Yunsoul memperhatikan perkelahian itu. Ia akui kalau Taeyong dan teman-temannya sangat hebat dan kuat. Mereka memukul sampai membuat orang-orang itu terbentur dinding dan jatuh ke lantai dengan cepat dan keras. Salah satu dari orang-orang itu memukulkan bilah kayu pada punggung Taeil. Akan tetapi, yang terjadi adalah kayu itu yang jadi rusak dan patah. Taeil sendiri baik-baik saja, seperti tidak terjadi apa-apa.

Yunsoul tidak percaya melihatnya. Bagaimana mungkin bisa?

Taeil berbalik dan menghajar orang yang berada di belakangnya. Sementara itu, Ten mencekik satu dari mereka sembari mendorongnya. Lalu dengan tangan kanannya dipukullah perut orang itu hingga tersungkur.

Walaupun hanya berempat, Taeyong dan teman-temannya berhasil membuat sepuluh orang itu terbaring kesakitan dalam waktu yang sangat cepat. Satu dari mereka memberi isyarat untuk pergi. Menyadari kekuatan mereka tidak sebanding dengan keempat pemuda itu, mereka pun kabur dan segera pergi.

Tepat setelah orang-orang itu pergi, Hansol dan Youngjoo datang. Mereka berdua heran dengan keberadaan keempat pemuda di sana. Youngjoo segera menghampiri Yunsoul yang masih duduk terpaku. Yunsoul baru tahu kalau Taeyong dan teman-temannya sangat kuat. Sebenarnya ia masih bertanya-tanya kenapa Taeyong dan ketiga temannya datang menolongnya.

Sementara Hansol berlari ke arah Mark. Ia membuka lakban yang menutupi mulut Mark juga membuka ikatan tali pada bagian tangan dan kaki.

Dibantu Youngjoo, Yunsoul berdiri dan berjalan pelan mendekati Taeyong dan ketiga temannya. "Terima kasih. Kalau tidak ada kalian, aku tidak tahu akan bagaimana."

Taeyong menanggapi ucapan terima kasih Yunsoul. "Tidak usah berkata seperti itu. Kami hanya lewat saja," kilahnya. "Karena semua sudah selesai, kami pergi duluan. Ayo." Taeyong mengajak teman-temannya.

Doyoung dan Ten heran kenapa Taeyong berbohong. Padahal, jelas-jelas tadi ia yang mengajak untuk menolong Yunsoul. Sudah keluar dari stasiun bawah tanah, Ten berkata, "Kau aneh. Kenapa kau mesti menolong Yunsoul? Jangan jangan... kau suka padanya ya?"

Taeyong cepat menyergah, "Tidak. Aku menolongnya karena dia teman sekelas kita. Bukankah begitu, Taeil?"

Taeil melirik Taeyong kemudian melihat Ten dan mengiyakan perkataan Taeyong.

Di tempat tersembunyi, Winwin melihat semua yang terjadi. Tangannya mengepal, lalu ia pergi menuju salah satu rumah temannya.

Sementara di dalam stasiun bawah tanah, Mark mengucapkan terima kasih pada Hansol karena telah membuka ikatannya. "Terima kasih, Hyung."

Setelah bebas dari ikatan itu, Mark segera berlari ke arah Yunsoul. Diperhatikannya wajah noona-nya itu yang terdapat beberapa luka.

"Noona, ini semua salahku." Mark tidak dapat menahan air matanya.

"Tidak apa-apa, Mark. Ini bukan salahmu." Yunsoul memeluk Mark dan bertanya, "Mereka tidak menyakitimu, kan?"

"Tidak. Tapi, Noona yang disakiti mereka."

"Aku tidak apa-apa. Tenanglah." Yunsoul mengelus lembut kepala Mark.

Hansol mendekat. "Ayo kita segera pergi dari sini."

***

Winwin mengetuk-ngetuk pintu dengan tidak sabar. Ia menunggu pemilik rumah itu segera membukanya. Beberapa saat kemudian, pintu itu pun terbuka. "Ada apa?" tanya pemilik rumah itu, Jaehyun.

Tanpa menjawab Winwin langsung mendorong Jaehyun dan membenturkannya ke dinding. Dicengkramnya baju bagian atas Jaehyun. Winwin terlihat emosi.

"Apa perlu sampai berbuat sejauh itu, Jaehyun? Menculik Mark, apa perlu kau melakukannya?"

"Apa yang sedang kau bicarakan?" Jaehyun menjawab tenang.

"Aku tahu, mereka adalah orang-orangmu. Vampire Worshipers. Ada tanda itu di tangan mereka."

Jaehyun tersenyum miring. "Kau pikir hanya aku ketua vampir di kota ini?"

"Apa maksudmu?"

Jaehyun menepis tangan Winwin yang mencengkram pakaiannya. "Bukan aku yang memerintahkan mereka. Mereka bukan penyembahku."

"Lalu siapa? Siapa yang menyuruh Vampire Worshipers itu?"

"Kenapa kau jadi ingin tahu? Apa karena kau menyukai Kim Yunsoul jadi kau ingin melindunginya?"

Pertanyaan telak Jaehyun membungkam Winwin. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Jaehyun sudah tahu kalau ia menyukai Yunsoul.

"Darah gadis itu, sangat manis." Jaehyun berkata lagi.

Winwin tahu maksud perkataan Jaehyun. "Jangan mengincarnya."

"Tidak, kecuali kalau kau bisa fokus pada tujuan kita."

***


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C16
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión