Descargar la aplicación
60% Komplek Pengabdi Mertua / Chapter 3: Kunjungan Mertua 2

Capítulo 3: Kunjungan Mertua 2

Di rumah pak Aldy,

Di teras depan..

"Aduh ini anak sama menantuku lama sekali, dy.., vi.."

"Iya mi.."

"Hayuk atuh cepat"

"Iya mi.."

Di rumah pak Abdul Malik,

Di teras depan..

"Ma.."

"Aya naon?"

"Tya mana?"

"Tuh, hayuk cepat jangan lupa kunci pintu nya"

"Iya ma.."

"Bu Eka"

"Iya, eh bu Lili.."

"Apa kabar?"

"Alhamdulillah baik bu"

"Mau kemana?"

"Kerumah Titah & Vecky"

"Oh Sami atuh, bareng yuk"

"Yuk.."

Di rumah pak Vecky,

Di taman depan..

"Tinggal satu pekerjaan lagi yaitu menyiram tanaman tuan mami, ini mah sama aja kaya di majikan saya yang dulu"

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam, ini mau demo apa gimana? Kok datengnya rombongan"

"Hus sembarangan kamu man, kami mau menjenguk Titah tau"

"Oh mau jenguk tuan mami"

"Iya"

"Oh yaudah kedalam aja"

"Ya udah.."

Di kamar pak Vecky & istri..

"Mas.."

"Iya Titah ku sayang"

"Besok masih cuti kan?"

"Masih atuh, kinapa?"

"Temani Titah ya"

"Kamu mau kemana memangnya?, kan baru pulang dari rumah sakit, jahitan kamu belum kering benar"

"Baitua ku sayang, beta minta temani ngana kaluar baruga bukan mo shoping di mall, tapi temani beta jemur anak torang yang baru lahir

(Suami ku sayang, aku minta temani kamu keluar rumah bukan mau shoping di mall, tapi temani aku jemur anak kita yang baru lahir)"

"Oh gitu, ngomong dong maitua ku sayang dari tadi

(Oh gitu, ngomong dong istri ku sayang dari tadi)"

"Au ah, ngana nya saja yang gak peka

(Au ah, kamunya saja yang gak peka)"

Di ruang TV..

"Mas gantian atuh"

"Nanti ah lagi seru nih"

"Den, non.."

"Iya bi"

"Ada tamu"

"Lihat dulu gih"

"Mas aja, kinapa jadi aku"

"Iih kamu aja sana"

"Mas aja.."

"Yaudah suit, yang kalah kesana"

"Oke siapa takut"

"Emm.."

"Yes Dira menang, sekarang mas yang kesana temuin tamunya ya, Dira mau nonton TV sambil ngerjain PR.."

"Hmm"

"Haha"

"Permisi den, non"

"Iya"

Di ruang tamu..

"Eh ada om Malik & pakde Aldy"

"Iya ayah sama bunda mana ky?"

"Dikamar.."

"Iya.."

Dikamar pak Vecky & istri lagi..

"Bun.., yah.."

"Mas Dira"

"Iya Dira, kinapa?"

"Ada tamu tuh, di ruang tamu"

"Sapa tamu nya?

(Siapa tamu nya?)"

"Beta te tau sebe

(Saya tidak tau ayah)"

"Ya so nanti sebe & ajus kesana ya

(Ya sudah nanti ayah & bunda kesana ya)"

"Iya ayah"

"Siapa mas?"

"Manalah beta tau"

"Kesana yuk"

"Ya sudah yuk"

Diruang tamu lagi..

"Silahkan di unjuk"

"Eh aa & teteh"

"Iya"

"Bu.."

"Maitua mana?"

"Di kamar si kecil, nanti kesini kok"

"Oh.."

"Iya"

Di kamar adik bayi..

"Jo.."

"Iya tuan mami"

"Udah dimandiin belum?"

"Alhamdulillah sudah tuan mami"

"Ya sudah bawa kedepan yuk, mana sini anakku kamu bawa bantalnya ya"

"Siap tuan mami"

"Oke.."

Diruang tamu lagi..

"Permisi, ini dia anak ketiga ku"

"Ganteng ya"

"Udah dikasih nama belum tah?"

"Belum, kan puput puser nya belum copot"

"Oh.."

"Iya"

Dan ketika mulai ngobrol tiba-tiba saja telepon rumah berbunyi kemudian ku angkat ternyata dari kanjeng ibu mertuanya pak Vecky.

Di ruang keluarga..

"Alhamdulillah sudah selesai lagi pekerjaan & ternyata disini tidak ada yang berantakan lagi, telepon bunyi angkat ah, assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Maaf dengan siapa & ingin berbicara dengan siapa?"

"Saya kanjeng ibu mertuanya Vecky, tunggu kamu siapa?"

"Saya Aiman, kanjeng ibu"

"Aiman?, bukan Paijo?"

"Bukan kanjeng ibu, saya pembantu baru di rumah pak Vecky"

"Oh, ya sudah tolong panggilkan Vecky sebentar saya mau berbicara dengan nya"

"Iya.."

Diruang tamu lagi..

"Permisi tuan papi"

"Iya aya naon man?"

"Ada telepon dari orang penting katanya ingin berbicara dengan tuan papi"

"Oh ya sudah kalau begitu saya kesana"

"Mas Vecky mau kemana?, man.."

"Iya tuan mami"

"Itu baitua saya mau kemana?"

"Mau ke ruang keluarga dapat telepon dari orang penting"

"Oh.."

"Iya"

Di ruang keluarga lagi..

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam Vecky"

"Hah.." (Terkejut ternyata yang menelepon adalah mertuanya)

"Kenapa mas?"

"Teroris Titah ku sayang"

"Hah.. Teroris telepon"

"Bukan maksdunya kanjeng ibu, dul.. Abdul Latif"

"Iya Pak Vecky"

"Blangklon saya mana?"

"Ini pak.."

Sekali lagi pak Vecky terkejut karena mertuanya akan menginap di rumahnya.

"Aduh kiamat, kiamat"

"Hah kiamat.. Apa nya yang kiamat mas?"

"Maksudnya saya kiamat itu kapan atau jam berapa nya kanjeng ibu akan datang kerumah ini besok, gitu Titah ku sayang"

"Oh, yes asik ibuku mau datang, nginap dong mas?"

"Iya Titah ku sayang"

"Yes..👏👏"

Setelah keluarga pak Aldy & keluarga pak Abdul Malik pulang, Paijo melihat pak Vecky mondar-mandir di ruang keluarga ternyata pak Vecky sedang bingung mencari akal supaya mertua nya tidak betah lama-lama menginap di rumah nya, begitu juga yang dilakukan oleh pak Aldy & pak Abdul Malik.

Masih diruang keluarga..

"Mas.."

"Iya Titah ku sayang"

"Aku & Anak-anak masuk dulu ya ke kamar masing-masing"

"Oh iya Titah ku sayang"

"Anak-anak yuk masuk kekamar kalian"

"Iya bunda"

"Huh Titah ku sayang sudah pergi jadi aman, duh.. Gimana nih.."

"Tuan papi ngapain udah kaya setrikaan ajah bolak-balik, gak ada kerjaan ya mending sini yuk ikut sama saya bersihin gudang"

"Hmm joya.."

"Eeh iya ampun tuan papi"

"Saya itu lagi pusing jo"

"Pusing kenapa tuan papi?"

"Kanjeng ibu jo, kanjeng ibu.."

"Kenapa sama kanjeng ibu tuan papi?"

"Kanjeng ibu mau datang ke rumah ini"

"Gitu saja pake pusing segala sih tuan papi kalo masalah kamar sih kan ada kamar saya, yang penting jelas.."

"Jelas apanya jo?"

"Jelas hitungan nya mau berapa malam"

"Iih bukan itu maksud saya jo.."

"Terus maksudnya tuan papi mau kaya gimana?"

"Mau saya itu kanjeng ibu nginap di rumah saya jangan kelamaan"

"Loh kok gitu?"

"Iya soalnya kalau dia kelamaan tinggal di sini dengan kanjeng Rama atau paklik Purwanto, saya tidak bisa bebas di rumah saya sendiri tau.."

"Oh kalau soal itu mah gampang tuan papi, saya punya caranya"

"Hah punya cara, gimana?"

"Caranya gampang Tuan papi"

"Iya tau gimana joya"

"Caranya begitu kanjeng ibu ada di depan pintu rumah kan mengetuk pintu rumah ini mana mungkin mengetuk kepalanya paklik Purwanto, kanjeng Rama atau kepala nya sendiri kan tuan papi"

"Iya terus selanjutnya gimana jo?"

"Lalu tuan papi bilang begini saja eh mertua pergi kau dari sini jangan pernah kamu kembali kesini lagi atau menginap di rumah ini lagi.., gitu cara Tuan papi"

"Kalau begitu cara sih saya bisa di pecat jadi menantunya kanjeng ibu joya"

"Oh gak apa-apa.."

"Loh kok gitu jo?"

"Ya kan yang dipecat kan tuan papi saya kan enggak"

"Joya, hmm.."

"Ampun.."

Tak lama kemudian, bu Vecky pun datang menanyai soal persiapan menyambut kanjeng ibu, Tiba-tiba saja pak Vecky menyumpal mulut Paijo menggunakan sendal nya agar tidak keceplosan.

"Loh mas kok masih disini sih"

"Iya nih Titah ku sayang, masih mencari ide untuk menyambut kedatangan kanjeng ibu"

"Oh.."

"Loh tadi katanya.."

"Hmm" (Menyumpal mulut Paijo)

"Ih.." (Menginjak kaki tuan papi)

"Aduh.." (di injak kakinya tuan papi oleh Paijo)

"Tuan papi gimana sih ini mulut saya untuk berbicara bukan buat menyimpan sendal, hmm"

Keesokan harinya,

Setelah bu Vecky & pak Vecky menjemur putranya yang baru lahir kanjeng ibu, kanjeng Rama, & paklik purwanto tiba di rumah bu Vecky & pak Vecky langsung masuk rumah & mengahadap para Ndara untuk sungkem yang membuat kanjeng ibu marah adalah pak Vecky memakai kerudung atau selendang, sedangkan bu Vecky memakai blangkon.

Di teras depan rumah..

"Alhamdulillah sudah selesai ya mas jemur jagoan kedua kita"

"Iya Titah ku sayang"

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Hah.. Kanjeng ibu, mas.."

"Iya, Abdul latif, joya.."

"Iya Pak Vecky"

"Iya tuan papi"

"Ini jo si kecil"

"Kamu bawa kanjeng ibu ke ruang keluarga ya"

"Loh emangnya tuan papi & tuan mami mau kemana?"

"Ke kamar ganti baju"

"Oh.."

"Evet, zaten çok hızlı, çok fazla soru sorma, embesil

(Iya, udah sana cepat jangan banyak tanya, imbecile)"

"Tuh kan lik udah emc"

"Ya udah ayuk buruan, emm tuan mami"

"Ya.."

"Ini titip dede bayinya"

"Oh iya.."

"Silahkan kanjeng ibu"

"Loh Titah ku sayang"

"Kenapa mas?"

"Itu.."

"Hah, joya hmm imbecile.."

Di kamar pak Vecky & istri..

"Duh mas gawat ini kenapa kanjeng ibu gak telepon dulu ya minta di jemput dulu ya tumben.. "

"Enggak tau Titah ku sayang, iya gawat kalo nginap di rumah ini nya lama (dalam hati)"

"Mas ayuk"

"Yuk.."

Di ruang tamu..

"Ini kan selendang nya tuan mami & ini juga kan blangkon nya tuan papi, kok ada disini sih.."

"Mang Aiman.."

"Heueuh,eh non Dira.. Aya naon non?

(Iya, eh non Dira.. Ada apa non?)"

"Keur naon di dieu?,lainna dititah sami ayah bikinin ngaleueut nya kanggo uti?

(Ngapain disini?, bukannya disuruh sama ayah bikinin minum ya buat uti?)"

"Teurang antos ayah atawa bunda ambek loh..

(Tau nanti ayah atau bunda marah loh..)"

"Duh den Vicky ulah nakut-nakutin abdi atuh,emm kieu wae deh leuheung non Dira atawa den Vicky wae anu ka pawon ngomong sami bi jum jurung buatin kanjeng indung ngaleueut

(Duh den Vicky jangan nakut-nakutin saya dong, emm gini aja deh mendingan non Dira atau den Vicky aja yang ke dapur bilang sama bi jum suruh buatin kanjeng ibu minum)"

"Loh emang na mang Aiman hoyong ke manten?

(Loh emangnya mang Aiman mau kemana?)"

"Abdi hoyong kaasih ieu ka tuan mami,tuan papi

(Saya mau kasih ini ke tuan mami, tuan papi)"

"Emangnya eta naon mang?

(Emangnya itu apaan mang?)"

"Karembong sami bendo

(Selendang sama blangkon)"

"Oh.."

"Heueuh"

"Nya geus deh lamun kitu engkeun abdi & Dira wae anu ka pawon jurung bi Jum bikinkan ngaleueut kanggo uti & kakung

(Ya udah deh kalau begitu biar aku & Dira saja yang ke dapur suruh bi Jum bikinkan minum untuk uti & kakung)"

"Mangga.."

Di kamar pak Vecky & istri lagi..

"Eeh tunggu dulu mas"

"Apa lagi sih Titah ku sayang, nanti kanjeng ibu lama nunggunya"

"Selendang ku dan blangkon mas Vecky mana?"

"Oh iya kemana ya"

"Cari yuk mas, nanti ibu bisa marah"

"Ya udah yuk.."

Di ruang TV..

"Tuan papi sama tuan mami mencari apa?"

"Assalamu'alaikum tuan mami, tuan papi"

"Wa'alaikumussalam man.."

"Ini loh saya mencari selendang saya"

"Saya juga lagi mencari blangkon saya, Kira-kira ada yang lihat gak, man.. Jo.."

"Saya enggak lihat tuan papi, permisi saya mau ke kamar debay dulu ngasih susu hehe.."

"Ya udah gih sana, Kalau kamu man?"

"Yang ini tuan mami"

"Nah iya yang ini.."

"Yang ini juga tuan papi?"

"Nah iya yang ini man, terimakasih ya man"

"Iya sama-sama tuan papi"

"Oh iya kok bisa sama kamu sih man selendang istri saya dan blangkon saya"

"Oh tadi gak sengaja nemu ini selendang dan blangkon di ruang tamu"

"Oui, encore une fois, je dis merci, Aiman, pour vous, cette écharpe est de retour avec moi

(Ya sudah sekali lagi Saya ucapkan terimakasih ya Aiman karena kamu selendang ini kembali lagi sama saya)"

"Nah yang ini nih gak ngerti, tadi udah bahasa Turki pagi-pagi, sekarang yang ini aku gak ngerti"

"Oh itu artinya saya mengucapkan terimakasih banyak sama kamu, berkat kamu selendang kesayangan saya kembali lagi pada saya"

"Oh iya sama-sama tuan mami, emm tuan mami"

"Iya man"

"Kira-kira itu bahasa mana ya?"

"Prancis"

"Ya udah ayuk Titah ku sayang kita ke ruang keluarga nanti kanjeng ibu bisa marah loh"

"Oh iya aku lupa mas, yuk"

"Tunggu tuan mami, tuan papi"

"Ah udah.."

Diruang keluarga..

"Bu, Titah sungkem menghadap"

"Vecky juga bu"

"Loh ayah, bunda.."

"Loh apa-apaan kalian berdua ini"

"Maaf kanjeng ibu ada apa memangnya?"

"Coba lihat"

"Loh mas Vecky"

"Titah ku sayang kok.."

"Masa perempuan nya pakai blangkon, Laki-laki nya pake selendang"

"Maaf kanjeng ibu"

"Hayo benarkan"

"Iya kanjeng Rama"

"Ini mas"

"Ini juga Titah ku sayang"

"Hayo sungkeman nya di ulang dari kanjeng Rama setelah itu baru kanjeng ibu, baru setelah itu baru saya"

"Iya paklik"

"Dimulai dari Vecky terlebih dahulu, hayo Vicky & Dira juga sini"

"Iya eyang Paklik"

"Sungkem Vecky menghadap kanjeng Rama"

"Iya leh, gantian ke ibu mu leh.., nduk sini"

"Nah gitu dong, duh ganteng nya menantu ku pake blangkon nya gak melihat kupang nya, sekarang giliran istrimu, setelah itu baru cucu-cucu ku"

"Inggih kanjeng ibu"

"Kanjeng ibu, Titah menghadap ibu.."

"Inggih nduk, ya sudah ganti anak-anak mu"

"Inggih bu"

"Vicky, Vecky junior ini.."

"Inggih uti"

"Dira cucu kesayangan uti"

"Inggih uti"

Lima menit kemudian,

"Nuwun,apunten Bu Vecky telat menika unjuk & cemilannya,sumangga para ndara

(Permisi, maaf Bu Vecky telat ini minum & cemilannya, silahkan para ndara)"

"Inggih"

"Tah, ky.."

"Inggih kanjeng ibu"

"Menika sinten ibu enggal mriksa?

(Ini siapa ibu baru lihat?)"

"Abdi enggal teng mriki kanjeng ibu

(Pembantu baru di sini kanjeng ibu)"

"Oh.."

"Jenenge panjenengan sinten?

(Namanya kamu siapa?)"

"Kawula jenenge Jumiati ndara

(Saya bernama Jumiati ndara)"

"Ampun ndara,aturi kemawon kanjeng ibu,kanjeng Rama,& ingkang menika kanjeng paklik

(Jangan ndara, panggil saja kanjeng ibu, kanjeng Rama, & yang ini kanjeng paklik)"

"Inggih ndara"

"Eh.. Kok masih ndara"

"Apunten pangangkah kawula kanjeng ibu,nuwun

(Maaf maksud saya kanjeng ibu, permisi)"

"Inggih.."

Lalu kemudian datanglah mertuanya pak Aldy & mertuanya pak Malik, rupanya mereka sudah membuat janji dengan kanjeng ibu dirumah pak Vecky.

Bersambung..


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C3
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión