Begitu gue sampai kampus sama Sera, para manusia alay mulai deh heboh ga jelas, masa hanya karena gue gandeng dan cium kening Sera teriak hebohnya minta ampun dah, tapi mah gue bodoh amat. Gue tetap aja melangkah nyari ruangan kelas. Tetiba langkah gue terhenti saat pandangan gue kearah Khristal. Deguban jantung gue tetiba ga beraturan. Why Dirles? pikir otak gue bicara.
Ga lama Gue melihat arah mata Khristal seperti melihat, oh no, dia ngelihat tangan gue yang nangkring bebas dipinggang Sera. Apa jangan-jangan dia juga ngelihat gue nyium Sera lagi. Shittt.. ekh, tapi kok gue jadi panik sendiri ya. Bukannya nih salah satu rencana gue supaya Khristal sama gue cepat cerai.
Sumpah, gue juga panik dengan keterdiaman Khristal dengan mata yang sayu gitu. Why khristal? pandangan Khristal pun terhenti ketika Julia nepuk bahunya. Gue ga tahu apa yang dbicarakan Julia ama Khristal. Gue hanya melihat Khristal senyum ngangguk gitu sama Julia.
Mungkin dia ajak Khristal pergi dari sini. Mereka pun berbalik, gue pun merasa sesak sendiri saat seblom dia melangkah jauh, Khristal sebentar menoleh kebelakang dan memberikan senyum tulusnya sama gue.
Benerkah dia mendukung gue sama Sera? Seakan bagi dia semuanya baik aja. Tangan gue pun tetiba lepas dari rangkulan pinggang Sera. Gue merasa jahat sama Khristal, Istri gue sendiri.
"Hey, kamu kenapa sih Dir? kok berhenti?" ucap Sera.
"Uhm, ga papa kok. Ayo.." balas gue sambil melangkah tanpa menggandeng dia lagi.
****
"Khris, gue luan ya, buru-buru nih soalnya."
"Iya gapapa Jul, gue bisa pulang sendiri kok."
"Oke, hati-hati lo dijalan ya. Soal tadi. Lakukan seperti yang lo rencanakan. Bersikap seperti biasa, oke?" cerewetnya.
"Iya..iya, bawel banget sih lo. Udah sono-sono." gue pun mendorong Julia kedepan.
"Hemm, semangat Khristal. Dan ayo pulang naik bis. Sebelumya lo harus belanja dulu beli isi kulkas." semangat gue dalam hati. Dan gue pulang naik bis sampai kerumah.
"Huff, capeknya." ucap gue begitu sampai didapur sambil meregangkan otot.
"Udah jam 5 aja, gini nih resiko kalau udah nikah, harus menyiapkan isi dapur lah, dan sekarang harus masak juga, astagaaa capeknya woii.." cerewet gue berkata sendiri.
"Oke, sekarang ayo masak Khristal, siapkan makan malam buat lo sama Dirles, bagaimana juga dia kan suami lo, jadi lo harus lakukan kewajiban sebagai istri, eitss, sebelumnya pasang musik, ayo nyanyi...." semangat gue dengan lantangnya, wwkwk..
"Cinta kadang tak pasti..
Kau tarik ulur hati.....
Ada hati tersakiti..." lagak gue dengan sok sedihnya.
"Dihati mu ku ini siapa....
Dihati mu tempat ku dimana..
Lama ku bertahan, Tanpa perhatian antara kau dan aku....."
dengan airmata yang udah mulai berair. Sesaat tangan gue berhenti memotong daging. tiba-tiba gue ngelap air mata gue karena panggilan seseorang dari belakang.
"Ekhem..." dirles terpaksa memanggil nya.
Dia pun sepertinya tersentak karen kaget. Sebelum jarinya ikut kepotong pisau. Dari tadi dirles denger dia nyayi dari awal, seakan terbawa suasana dirles mencoba menyimak apa yang dinyanyikannya, tanpa sadar dirles ikut meresapi lagunya bahkan lirik lagunya, dirles terdiam dsaat lirik bagian dihatimu ku ini siapa, dihatimu tempat ku dimana..,
Apa maksud Khristal dengan lagu ini, siapa orang yang dimaksud Khristal dilagu ini? apakah dia lagi jatuh cinta? dan apakah cinta nya bertepuk sbelah tangan? setahu dirles dia ga ada tuh dekat sama cowok lain.
Mungkin dia nyanyi belum sampai habis, terpaksa dirles hentikan lagunya, dirles ngelihat bentar lagi tuh jarinya mengenai pisau.
"Ihhh, lo mah akh, suka amat sih ngagetin gue. Ga lihat apa gue lagi megang pisau nih?" kesal gue sambil nunjukin pisau kearah dia. Lah, dia nya malah terkekeh sih.
"Heh, lo aja kali yang belebihan. Napa lo kaget segitunya? melamun lo?"
"Siapa yang lamun coba? gue lagi masak tahu, apa mata lo ga bisa lihat nih bahan masaknya? Ish, lo kok cuma ngangguk-ngangguk aja sih?" kesal gue semakin tambah.
"Udah siap merepetnya?" huanjirrrrr, sidirles cuma bilang itu donk, sementara bibir sexy gue udah komak-kamik dari tadi. Lapet nih anak.
"UDAH." ucap gue dengan tekanan tertahan. "uhm, lo sejak kapan diri disitu sih?" mendadak gue nanya kek gitu ke dia.
"Dari tadi, dari sejak lo awal nyanyi cantik..." balas Dirles. Astaga... Mendadak jantung gue berhenti. Mampusssss gue, berarti dia denger gue dari awal tuh lagu. Aduhhh, malah lagunya baper lagi. Semoga dia ga penasaran sama liriknya tadi.
"Da..dari..dari tadi maksud lo? berarti lo..lo denger lagunya donk?" ucap gue gelagapan.
"Yoi..., ngomong-ngomong tumbenan lo nyanyi lagu baper gitu, ini yang kedua kali gue denger lo memasang lagu baper."
Hah? dua kali? maksudnya dua kali dia denger gue masang lagu baper. Emank yang pertama apa ya? Kapan ya? kok gue ga tahu sama sekali ya."
"Kepoo deh lo, sok tahu lagi. Kapan coba gue masang lagu baper. Baru nih doank kok."
"Humm, gitu ya. Terus lagu ini buat siapa ya? lo lagi jatuh cinta? Hummm, apa lo ditolak cowok ya? Hahaha..."
"tega lo Dir, bahkan lo ngetawain gue. Asal lo tahu, kamu Dir..iya kamu Dir..kamu yang gue maksud cowoknya. Kamu yang udah menyakitin gue terlalu dalam. Kamu yang ga bakalan pernah tahu bahwa gue mencintai lo."batin gue.
"Hehehe, ini kan cuma lagu Dir, ga usah dibawa baper lah. Dan humm.., kok lo tahu sih gue lagi jatuh cinta? Ayoo... lo kepoin gue ya? Ntar deh gue kenalin ke lo cowoknya siapa." ucap gue dengan jahilnya naik turunkan alis gue. Tapi pahami lah, gue sebenarnya nyesek mengungkapkan hal yang bohong ke dia.
"Apa katanya? Jatuh cinta? jadi dia beneran lagi jatuh cinta sama cowok lain, siapa cowok yang dia maksud tuh? dan apa katanya lagi? dia akan kenalin cowok itu ke gue. Kok gue mendadak takut gitu ya, gue takut Khristal ga ada waktu lagi buat gue, gue takut perhatian Khristal ke gue berkurang."batin dirles
"Dan sejujurnya gue belum sanggup kehilangan lo Khris, gue emang egois, disatu sisi gue ingin miliki Sera, disatu sisi gue juga ingin selalu berada disamping lo Khris. Apa yang harus gue lakukan sekarang Khris? boleh kan sekarang aja gue tahu siapa cowok yang beruntung tuh dapatkan lo? gue pengen bilang ke dia, jangan halangi gue tuk tetap terus bersahabat dan selalu bersama sama lo." batin dirles lagi.
"karena gue sayang sama lo Khris. Apakah gue siap tuk kehilangan lo seutuhnya khris? Atau.., apakah gue ikut bantuin dan support lo ama tu cowok seperti lo yang juga support gue sama Sera."
"Hahaha, pede amat lo. Emang tuh cowok suka ama lo? apasih yang dia suka sama lo? cantik kagak, putih kagak, pintar kagak, paling montok loh doank. Hahahaha..." ledek gue ke Khristal.
"Ck, kalau lo cuma mau ledekin gue. Sana deh lo akh. Mending gue masak ketimbang ngeladeni omelan lo, hush..hush..sana." usir gue.
Dan gue pun melanjutin acara masak gue. Dari pada gue makin nyesek denger ucapan yabg menyakitin hati gue lagi.
"Iya deh..iya deh, maaf donk Khris."
"Hem.." balas gue sambil masak.
"Lah, gitu doank?"
"Iya loh Dirles sahabat gue paling ganteng, gue maafin loh. Udah kan? Nah sekarang lo beberes deh. Gue masak dulu. Jangan ganggu." tegas gue.
"Hehehe, CUP.." gue kecup pipinya dari samping.
Gue merasakan dia mendadak kaku. Busyetttt, kenapa dengan beraninya gue mencium pipinya sih. Gue gemesh sih dengan cerewet dia. Sebelum keluar singanya, gue udah lari dulu kekamar. Hahaha..
Astagaa, dia cium gue. Tes..tes..tes, suara tetesan air mata gue mengenai baskom yang tadinya mau tempat sayur. gue bahagia sekaligus sedih. Gue pun tersenyum, setidaknya gue mendapatkan moment indah ketika dia mencium gue disaat kita cerai nanti.
Gue pun mengelus pipi gue dengan lembut dan terseyum. I love you suami ku. Dan gue terkekeh, karena sebelum gue mendadak singa, dia udah lari dulu. Untuk sekarang, masih sama, tingkah konyol kita masih sama.