Azzam hanya bisa menonton Hafidz memainkan layang-layangnya diangkasa. Tadi dia yang memegangi layang-layang di depan dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Setelah itu Hafidz menarik benangnya ketika angin mulai muncul dari arah yang berlawanan. Tidak bisa terlalu tinggi karena anginnya sudah mulai berkurang kecepatannya. Azzam merasa dirinya tidak berguna. Mungkin inilah sebabnya kenapa dia tidak diizinkan menjadi seorang Ayah. Karena tidak bisa apa-apa. Bahkan hal kecil seperti main layangan saja dia tidak bisa.
"Om mau coba?" tanya Hafidz sambil menarik ulur benangnya.
"Hmm.. emang boleh?" tanya Azzam.
"Boleh. Kenapa musti ga boleh? kan Om udah nemenin aku main sepeda dan layang-layang. Sekarang ini pegang aja. Nanti aku ajari caranya. Kalau Om ga bisa."
Azzam tersenyum. Dia merasa anaknya ini punya ikatan batin dengannya. Karena mampu memahami isi hatinya. Azzam lalu mengambil alih untuk menerbangkan layang-layang.