Azzam membiarkan Kinan hingga mereka sampai di kamar kos berukuran 4x3 meter itu. Kamar yang dihuni dia dan Kinan. Tak ada barang berharga di sana. Hanya sebuah kipas angin kecil peninggalan dari pemilik kamar terdahulu. Azzam membayarnya dari uang sumbangan nikah dari Rafka. Yang jumlahnya cukup untuk makan selama satu bulan ke depan.
"Dasar laki-laki ga berguna. Ngapain kamu ngajakin aku tinggal di tempat seperti ini? kumuh, kotor. Ihhh... mimpi apa aku semalam sampai bisa tinggal di tempat seperti ini." Kinan duduk di kursi usang yang ada di kamar itu.
Azzam hanya diam saat disebut laki-laki tidak berguna oleh Kinan. Seperti terbangun dari tidur panjangnya selama ini. Karena merasa aneh dengan semuanya.
Azzam dan Kinan sekarang bersitegang setelah halal. Padahal dulu dimabuk asmara. Begitulah setan selalu memberi gambaran indah pada sesuatu yang haram. Ketika sudah halal mereka justru tidak bisa merasakan kenikmatan dan kebahagiaan.