Ernest tidak memperdulikan panggilan tantenya. Dia pergi meninggalkan rumah Veny secepat mungkin. Dia tidak mau lagi berlama-lama di rumah itu.
Veny sampai mengejar Ernest hingga ke depan gerbang. Tetapi Ernest sama sekali tidak memperdulikannya. Ia pun akhirnya kembali lagi ke dalam untuk menemui Samira dan juga Stella.
"Tolong Maafkan sikap keponakanku ya Mir."
"Kamu ini gimana sih Ven. Dulu kan kamu sudah janji mau menjodohkan Stella dengan keponakanmu itu."
"Iya waktu itu sebelum dia menikah. Aku kira dia belum mempunyai calon. Ternyata semua terjadi begitu cepat. Apalagi setelah lamaran, ayahnya Ernest kena serangan jantung dan malam itu juga mereka menikah."
"Kok bisa begitu sih? Pokoknya aku tidak mau tahu ya Ven. Aku ingin anakku Stella bisa menikah dengan Ernest. Karena dulu kamu sendiri yang memintaku untuk menjodohkan Stella dengan keponakanmu itu. "
Ini adalah ujian pernikahan Syila dan Ernest. Ga seru kan kalau pernikahan ga ada ujiannya. Tapi itu yang akan membuat mereka lebih kuat menjaga ikatan pernikahan.
Next chapter Ernest bakal sukses jebol gawang ga ya?hehehe