Tia melebarkan matanya saat menemukan Laura di tempat favoritnya dan tersenyum sinis saat melihat laki-laki yang duduk di depan Laura. Laki-laki itu sudah tidak muda lagi dan Tia tahu kalau laki-laki itu bukan ayah Laura. Tia segera menyeringai saat mengingat beberapa waktu lalu beredar kabar kalau perusahaan ayah Laura bangkrut karena itu dia berpikir kalau Laura menjual diri untuk bertahan hidup.
Tia pernah dekat dengan Laura jadi dia tahu pasti bagaimana Laura selama ini, Laura yang dikenalnya sangat suka hal-hal yang berbau branded dan suka menghamburkan uang ayahnya. Karena itu dia yakin Laura mempunyai sugar daddy untuk menopang hidupnya.
"Itu Laura, kan?" tanyanya sambil menunjuk Laura dengan dagunya pada kedua temannya.
"Eh, Iya. Busyet, siapa tuh yang bareng dia? Ganteng banget!" seru salah satu temannya.
"Ganteng sih tapi kayaknya sudah berumur ya? Kayaknya gak tua-tua amat!"
"Kalian bisa diam gak, sih!" Tia melotot pada kedua temannya.