Seruni merasa tak bisa bernafas saat merasa Bima berdiri di sampingnya, dadanya berdebar kencang saat merasakan tangan Bima menyentuh tangannya meski Bima segera mengangkat tangannya dari tangan Seruni.
"Kirim ke emailku saja," kata Bima sambil melangkah ke kursinya, dia takut berdiri lama di samping Seruni akan membuat Bima tak bisa mengendalikan diri untuk memeluk dan mencium Seruni. karena itu dia merasa lebih baik menghindar.
"Baik, Kak." suara lembut Seruni memenuhi gendang telinga Bima.
Sebuah ketukan terdengar di pintu saat Bima baru saja duduk, Bima segera menekan tombol agar pintunya terbuka. Bima melihat Bian tampak masuk ke ruangannya. Bian berjalan dengan anggun ke arah Bima dan duduk di depan Bima.
"Selamat pagi, Pak Presdir." sapa Seruni pada Bian yang baru masuk. Baru kali ini Seruni bertemu langsung dengan Bian, dia merasa sedikit terintimidasi dengan kehadiran Bian tapi dia mencoba untuk tetap tenang.