Bian terpana menatap Mumut yang baru saja keluar dari ruangannya. Riasan sederhana di wajahnya membuatnya terlihat luar biasa, sangat di atas ekspektasinya. Tadinya Bian membawa Mumut ke tempat ini hanya agar gadis ini tidak terlihat lusuh, siapa sangka gadis ini malah berubah menjadi seperti bidadari. Tanpa sadar Bian memegang dadanya yang rasanya berhenti berdetak. Gadis itu menundukan wajahnya, rona blush on di pipinya menjadi semakin kentara saat dia tersipu.
Bian segera menguasai dirinya, dia ingat tujuannya menikahi gadis itu. Bian berjalan mendekati gadis itu dan menyapanya lembut.
"Sudah selesai... kamu terlihat cantik sekali,"
"Terima Kasih," balas Mumut sambil terus tersipu.
Bian segera menggandeng Mumut keluar dari tempat itu, ia bisa merasakan tubuh Mumut yang bergetar saat tangan kekarnya menyentuh tangan mungil Mumut yang kasar.
Sebenarnya Mumut sendiri merasa jengah dan sangat gugup, selama ini ia tak pernah berdandan secara khusus, Ia hanya mengenakan bedak dan itupun bedak yang murahan yang harganya cuma beberapa ribu saja. jadi ketika tadi ia mendapat perawatan total kemudian diberi riasan Ia merasa sangat malu. Mumut merasa memakai topeng dan Ia hampir tidak mengenali wajahnya saat bercermin tadi.
Mumut menatap tangan Bian yang menggenggam tangannya tapi Bian tak memperhatikannya. Ini pertama kalinya Mumut membiarkan seorang laki-laki menyentuhnya karena itu Ia bisa merasakan tubuhnya yang gemetar saat lelaki itu menggandengnya. Mumut tidak pernah dekat atau menjalin hubungan dengan lelaki manapun, kalaupun ada laki-laki yang disukainya itu adalah Andika teman satu kampusnya yang tampaknya juga amat menjaga pergaulannya.
***
Di depan pintu keluar, mereka bertemu tante Adel yang baru saja mengantar seorang pelanggan yang juga sahabatnya.
"Terimakasih, tante. Kami pamit dulu mau ke rumah Mama," kata Bian.
Tante Adel menatap mereka sambil tersenyum."Kamu pintar sekali memilih calon istri, Bian. Semoga hatinya juga cantik seperti wajahnya."
"Terimakasih, tante."
"Oke hati-hati di jalan, salam buat mama kamu,"
"Nanti saya sampaikan. Mari, Tan"
Bian menggandeng gadis itu menuju mobil. Pak Arya buru-buru membuka mobil penumpang, saat melihat Mumut yang berdiri di sebelah Bian dia tampak terkejut. Ia menatap gadis yang berada sebelah Bian sekilas lalu mengalihkan pandangannya. Pak Arya melihat gadis itu terlihat berbeda dengan balutan pakaian mewah yang dikenakannya.Ia terlihat sangat cocok dengan gaun itu membuatnya terlihat seperti seorang dewi.
Setelah kedua sejoli itu memasuki mobil mewah berwarna hitam itu, pak Arya segera melarikan mereka ke rumah mamanya Bian. Hari sudah mulai gelap dan lampu-lampu jalanan mulai dihidupkan saat mobil mulai meluncur