Descargar la aplicación
90.24% Kannoya Academy / Chapter 406: Imposible.... it can't be

Capítulo 406: Imposible.... it can't be

Alvina dan Fire Core tetap berfokus pada tugas mereka.

"Kenapa tidak ada apa-apa?" Pikir Alvina.

.

.

"Sihir telepati?" Kejut Fire Core.

Alvina dan Fire Core segera mengunakan sihir telepati itu. Tetapi Alvina tidak dapat mendengar apapun.

"Rupanya ada masalah, di antara kita ada yang membelot, semua pasukan, tolong awasi murid-murid Kannoya Academy."

Fire Core menangkap pesan itu, lalu melihat ke arah Alvina dengan tajam.

Alvina yang melihat tatapan Fire Core secara tiba-tiba mulai merasa tidak enak.

"Ada apa, Fire Core?" Tanya Alvina.

Fire Core memalingkan mukanya.

"Ada apa ini?" Pikir Alvina.

.

Butterfly terkejut mendengar pesan telepati itu,

"A-Ada apa? Bagaimana? Kenapa?" Tanya Butterfly di dalam sihir telepatinya.

"Karena.... seorang murid Kannoya Academy menyerang semua pasukan dan bahkan temannya sendiri dan mengambil kendali seluruh daya cadangan, untungnya seorang pahlawan segera menahannya, bahkan pahlawan itu kewalahan menghadapinya, untungnya juga kita datang tepat waktu, kita sedang memerintahkan pasukan lainnya untuk menjaga tempat itu, mereka sedang di dalam perjalanan."

Butterfly terkejut saat mendengar itu.

"Kannoya Academy... tak mungkin seperti itu..." kata Butterfly.

"Semua orang tua pasti berkata begitu, saya mengerti kepercayaan anda pada mereka. Tapi, inilah nyatanya."

Butterfly mulai resah, keringatnya mencucur dari kepalanya.

"Pokoknya, semuanya harus menjaga dengan lebih ketat dan waspada satu dengan yang lainnya."

Pesan telepati diakhiri.

"Ini.... tak mungkin... Kannoya Academy tak mungkin menyerang satu dengan yang lainnya...." pikir Butterfly.

.

.

"Tidak mungkin.... meskipun yang melakukan hal itu adalah Odelia atau Albern, yang dahulu membenci Kannoya Academy, tapi sekarang sudah tidak membenci... tidak mungkin... siapapun itu.... tidak mungkin." Pikir Butterfly.

.

.

"Aneh juga, tidak ada yang berusaha untuk masuk." Kata Alvina.

Fire Core hanya diam saja, memasang curiga pada Alvina oleh karena pesan telepati tadi.

.

.

"Sepi!" Keluh Ocea.

"Mungkin.... mereka sudah memasang rencana." Kata Raflesia.

Lucianna dan Osamu mengawasi sekitar.

"Tidak ada tanda-tanda apapun.." kata Lucianna.

"Benar, ini sangat aneh.." jawab Osamu.

.

.

.

.

Kurosa berjalan-jalan di daerah sisanya, mereka sedang berjalan di daerah tenaga cadangan, di mana Reflectia dan seorang laki-laki sedang melakukan rencana mereka.

"Oh, di sini kudengar ada sesuatu--" kata Kurosa.

Kurosa melihat bahwa Reflectia dan lelaki itu sedang mengutak-atik alat kecil itu. Kurosa terkejut. Kurosa segera berlari menjauh, hendak menghubungi siapapun itu.

Reflectia mengunakan sihir cerminnya. Cermin itu muncul dari lantai dan merambat dengan berbentuk sebuah gunungan. Cermin itu berhasil menggores kaki kiri Kurosa dan membuat Kurosa tersandung.

Tak lama, di depan kedua matanya, gunungan-gunungan cermin mengurung tubuhnya, tetapi sedikit lebih lamban. Kurosa melihat ke atas dan segera mendapatkan ide.

"Dark Light!" Kata Kurosa.

Tubuh Kurosa dialiri dengan sihir terang dan gelap. Kurosa melompat kepada celah itu, tapi sayangnya, sebelum sampai, celah itu sudah menutup. Kurosa menambahkan energi dan menerobos kurungan cermin itu. Cermin itu hancur, tetapi kulit-kulit Kurosa juga mulai hancur. Kurosa cepat-cepat berlari dan mengaktifkan sihir telepatinya pada semuanya.

"HOEEEEE! TOLONG! DI RUANGAN KENDALI CADANGAN TOSHIKO DAN NERA MENGHILANG, TAPI ADA PAHLAWAN REFLECTIA DENGAN SEORANG PASUKAN ANEH YANG SEDANG MENGOTAK-ATIK ALAT ITU!" Kata Kurosa di dalam telepatinya.

Reflectia yang mendengar suara Kurosa tertawa kecil.

"Begitu.... TANGKAP DIA!" kata salah satu pahlawan.

"SIAP!" Kata para pasukan.

"Fiuh.. untung saja.." pikir Kurosa.

Tak lama, pasukan-pasukan datang dan menangkap Kurosa.

"Eh? Lho? HOE?! KOK AKU?!" Kejut Kurosa.

"Berani-beraninya menuduh Reflectia. Seorang pasukan aneh itu adalah teman kami!" Kata salah satu pasukan.

"HOE? AKU TIDAK TAHU! TAPI MENGAPA MEREKA SEPERTI SEDANG MENGOTAK-ATIK ALAT KECIL ITU?" Tanya Kurosa.

Pasukan-pasukan itu melihat ke arah Reflectia.

"Tadi... alatnya mengaktifkan daya, kami takut jika karena kelebihan daya, tabung ini, bahkan tempat ini bisa hancur. Sepertinya tadi Toshiko, anak berambut merah itu, bersama dengan adik-adiknya mengaktifkannya." Kata seorang pasukan itu.

"Apa?" Pikir Kurosa.

"Rupanya begitu, kalau begitu.... aku yakin Kannoya Academy saling bekerja sama dengan musuhnya untuk mencuri kekuatan I Made Arnawa, kenapa tidak tangkap seluruh murid Kannoya Academy dan gurunya juga, Butterfly? Kan sudah terlihat jelas?" Kata Reflectia.

"Terlihat jelas bagaimana?"

Semuanya menoleh ke arah belakang mereka, seorang gadis dengan tatapan kosong dan rambut putih kebiruan yang lurus muncul.

"Aku tak percaya dengan kalian semua, tidak seorangpun. Dan aku tidak bisa membiarkan kalian menuduh seenaknya." Kata wanita itu.

"Shivering Hatred..." kata Reflectia.

"Lebih baik lepaskan gadis bocil itu. Kalian membuang-buang waktu. " Kata Shivering Hatred.

"Kenapa kamu ingin dia dilepaskan, padahal dia mencurigakan?" Tanya Reflectia.

"Mencurigakan? Menurutku dia hanyalah gadis bodoh yang berkeliling di sekitar sini." Kata Shivering Hatred dengan cuek.

"G-Gadis Boooodoh..." tangis Kurosa karena telah dijuluki sebagai gadis bodoh.

"Justru karena itu, siapa tau dia berkomplot dan sengaja berpura-pura untuk berputar-putar agar dapat mengumpulkan informasi. Dan ia berusaha untuk menipu pasukan ini." Kata seorang lelaki yang bersama dengan Reflectia.

".... kalau begitu, kenapa tidak pakai cara yang lebih mudah saja? Seperti mengalahkan kalian berdua dan mengambil alat kontrol itu, atau kenapa ia tidak langsung saja masuk ke dalam ruangan I Made Arnawa dan mengambil kekuatannya karena ketiga temannya ada di sana." Kata Shivering Hatred.

"Aku ada kecurigaan denganmu, mengapa kamu membelanya?" Tanya seorang pasukan.

"Sudah kubilang, aku tidak percaya dengan siapapun, aku hanya ingin tahu." Kata Shivering Hatred.

"Aku ada pertanyaan lagi. Katanya kamu diserang oleh murid Kannoya Academy. Kenapa kamu tidak menghubungi kita dengan sihir telepatimu dan mengatakan bahwa kamu diserang, atau menghubungi kita dengan sihir telepatimu sebelum datang ke tempat ini, lagian pos mu dengan tempat ini jauh sekali. Seharusnya kamu menghubungi terlebih dahulu jika mendengar suara atau merasakan sesuatu yang aneh." Kata Shivering Hatred yang masih berusaha untuk mengungkapkan kebenaran.

"Baiklah... aku tidak melakukan itu karena insting pahlawan. Saat mendengar suara-suara aneh, aku segera merasakan ada yang aneh dan menuju ke sana, rupanya aku terlambat. Apalagi jika aku menghubungi kalian terlebih dahulu, pasti semuanya sudah terlambat dan tenaga cadangan ini sudah di dalam kendali musuh." Kata Reflectia.

"Begitu? Lalu, kenapa kamu tidak menghubungi sambil berjalan ke sana saja?" Tanya Shivering Hatred dengan serius.

"B-Benar! Aku tidak mendapatkan kabar apapun, seharusnya kamu bilang kepadaku, aku akan kesana menyelamatkan Toshiko!" Kata Kurosa.

"Apa? Itu seharusnya tugasmu ya! Kamu yang berpatroli di sekitar sini, masakah kamu tidak mendengar suara aneh? Bukannya seharusnya kamu yang kemari? Karena kamu tidak kemari, aku yang harus mengurusinya tahu!" Kata Reflectia dengan kasar kepada Shivering Hatred sambil menunjuknya.

"Tugasku memang dekat, tapi berpatroli sama dengan berkeliling. Aku memang hanya berkeliling di sekitarku, tapi aku tidak mendengar suara apapun. Dan kamu, seharusnya kamu tetap pada posmu. Saat ini bukanlah saat kepahlawanan, karena ini serius. Semuanya memiliki tugas masing-masing, dan jika membelot dari tugas, artinya kamu sudah membelot dari pemimpin. Itu yang kutahu." Kata Shivering Hatred cuek tanpa memikirkan apapun, bahkan ia tidak peduli jika semuanya menganggap dia bersalah atau dalang dari semuanya ini.

"Maaf tuan pahlawan, tapi..." kata salah satu pasukan.

Hampir seluruh pasukan mengarahkan senjatanya pada Shivering Hatred. Shivering Hatred hanya diam saja, ia tidak peduli jika ia diserang ataupun diapakan.

Beberapa pasukan merasa kebingungan, mereka masih berbincang-bincang, membahas tentang hal itu.

"... saya merasa bahwa anda adalah dalang semuanya ini, bersama dengan Kannoya Academy." Kata pasukan itu.

Shivering Hatred menjawab dengan sangat dingin,

"Baiklah, terserah kalian. Sudah kubilang aku tidak akan mempercayai siapapun selain diriku. Dan kuharap dugaanmu benar."

.

Tetapi beberapa pasukan yang lainnya mulai mengarahkan senjatanya pada pasukan-pasukan yang mengarahkan senjatanya pada Shivering Hatred.

"Sebaiknya kita jangan bertindak dulu, kita belum tahu siapa dalangnya." Kata pasukan yang mengarahkan senjatanya pada pasukan lainnya.

.

"Lalu, kita apakan anak ini?" Tanya pasukan yang masih menahan Kurosa.

".... entahlah, pemimpin kita memerintahkan untuk menangkapnya." Kata pasukan lainnya.

"Tapi lihatlah luka-luka yang ia terima, bukankah berarti ia telah bertarung atau diserang? Aah.. cukup parah juga lukamu." Kata pasukan lain.

"Benar sekali.... sebaiknya kita obati dia dulu."

"Tidak usah... beri saja aku makanan." Kata Kurosa senang.

"Eh... apa-apaan kamu ini.." keluh salah satu pasukan saat mendengar permintaan Kurosa.

"Menurutmu, luka-luka ini disebabkan oleh sihir siapa?" Tanya salah satu pasukan.

"Entahlah... bentuknya aneh.." jawab pasukan lainnya sambil mengusap darah-darah Kurosa yang mencucur.

.

"Menurutku... ini akibat dari sihir Reflectia." Kata Shivering Hatred dengan tiba-tiba.

Semua pasukan terkejut.

"Sebaiknya kita cek dengan alat." Kata salah satu pasukan.

"Jangan, nanti dia bisa memalsukan bukti. Ia bisa membuat luka-luka gadis bodoh itu sama seperti luka-luka yang biasanya kalian timbulkan pada musuh kalian." Kata Shivering Hatred dengan dingin dan ketidakpedulian yang besar. Hal itu membuat Reflectia kesal sekali.

"Apa? Kamu berkata bahwa aku yang menyerangnya? Hm! Mungkin benar karena dia yang menyerang kami dan berbohong pada pesan telepati. Untunglah pemimpin pasukan ini pintar." Kata Reflectia.

"Seorang pahlawan melindungi, bukan menyerang. Seharusnya, untuk melindungi dirimu, kamu bisa hanya mengurungnya di dalam sihir cerminmu dan dia tidak akan bisa berbuat apapun. Jika kamu berkata bahwa ia melawan dan melarikan diri.... seharusnya, seorang penjahat tidak melarikan diri, aku curiga denganmu." Kata Shivering Hatred.

".. jadi, kamu berpikir bahwa semua cerita yang kukatakan ini hanya bualan semua?" Tanya Reflectia.

"Kurang lebih begitu." Jawab Shivering Hatred dengan sangat dingin dan cuek.

Reflectia semakin kesal.

"Kamu... sekarang kamu menganggap aku ini orang jahat yang memfitnah orang lain? Bukannya itu adalah kamu?! Kamu sudah pandai menfitnah dari dulu tahu! Pasti kamu yang membual! Kamu tidak pernah tahu ya rasa sakit orang yang terfitnah... sejak dahulu kamu memfitnah diriku selalu, makanya aku tidak pernah percaya denganmu! Dan sekarang semuanya percaya dengan fitnahanmu!" Kata Reflectia dengan dramatis, ia bahkan mencucurkan sedikit air mata.

"....." Shivering Hatred hanya diam saja.

"Kalian! Aku yakin kalian pintar! Seharusnya kalian tahu jika aku adalah teman masa kecil Shivering Hatred, bahkan sahabat sejak kecil! Tapi dia mengkhianatiku dan memfitnah diriku dengan hal-hal yang sangat jahat! Sudah pasti ia terlatih dalam berbohong! Kalian, jangan tertipu!" Kata Reflectia.

"Hoi hoi... entah mengapa aku tidak merasa begitu..." kata Kurosa saat mendengar cerita Reflectia.

"Karena... kamu adalah temannya kan? Kalian berkomplot kan?" Kata Reflectia.

"Jelas-jelas.... bohong... aku saja belum pernah bertemu dengan pahlawan yang bernama Shivering Hatred." Kata Kurosa.

Seluruh pasukan itu mulai berbincang.

"Dan juga.... aku tahu mana air mata yang asli dan yang palsu, jangan berpura-pura kamu.." kata Kurosa kesal pada Reflectia. Kurosa mengingat tangisan-tangisan sedih teman-temannya, begitu juga dengan musuhnya, sensasinya berbeda sekali dengan tangisan milik Reflectia.

"Tangisanmu.. membuatku mual!" Kata Kurosa sambil menatap tajam pada Reflectia.

"A-Apa?" Kata Reflectia yang masih meneteskan air matanya.

Sebagian pasukan mengangkat senjatanya ke arah Reflectia dan sebagian masih mengarah kepada Shivering Hatred. Tapi yang mengarah pada Shivering Hatred sudah mulai berkurang.

"Kamu tahu? Tangisan yang sesungguhnya? Seharusnya kamu sudah melihat banyak tangisan saat kamu menjadi seorang pahlawan, tapi buktinya... kamu tetap saja tidak mengerti. Kamu tidak peduli dengan tangisan orang lain, kamu hanya memikirkan dirimu sendiri. Maaf, aku tidak akan pernah memanggilmu 'tuan pahlawan' seperti yang lainnya! Kamu adalah pahlawan palsu!" Kata Kurosa dengan emosi.

"Memangnya kamu tahu apa?" Tanya Reflectia masih ingin membenarkan diri.

"... tangisan orang baik, tidak pernah melihat ke belakang.. tapi tangisan seseorang yang tersakiti, akan terasa sakit pada orang lain juga.... tangisan tipuan, justru akan selalu melihat ke belakang." Kata Kurosa.

Pasukan-pasukan itu berbincang-bincang semuanya.

"Aku tidak paham.." kata Reflectia.

"Ini maksudku, tangisanmu selalu melihat masa lalu. Kamu ingin agar Shivering Hatred meminta maaf padamu dan merasa kasihan padamu... padahal... seorang yang baik dan seorang pahlawan sejati.... akan memaafkan sebelum orang yang bersalah padanya meminta." Kata Kurosa.

"Anak kecil, memangnya kamu tahu apa?" Kata lelaki yang bersama dengan Reflectia.

"Memang aku hanyalah seorang anak remaja yang bahkan belum sampai pada remaja jika menurut pandangan kalian.... tapi.... teman-temanku di dalam Kannoya Academy yang menyadarkanku pada banyak hal, dan mereka membantuku untuk memahami tangisan. Aku sudah memahami tangisan.... tangisan kehilangan... tangisan kesakitan... tangisan kesedihan.... tangisan kerinduan.... dan juga tangisan buaya!" Kata Kurosa.

"Kalian yakin anak ini bersalah?"

"Ia memiliki Kata-kata yang bagus."

"Tapi jangan tertipu."

Semua pasukan menurunkan senjatanya dan berbincang-bincang, mereka kebingungan siapakah yang bersalah.

"Jadi begitu? Kamu menganggap pahlawan seperti diriku ini adalah pahlawan yang jahat? Bukankah aku sudah menolong I Made Arnawa untuk dipindahkan di gedung ini? Bukankah aku sudah banyak menyelamatkan orang lain dalam negeriku? Tidak seperti Shivering Hatred yang membunuh." Kata Reflectia.

Kurosa tidak tahu apapun, jadi ia terdiam.

Shivering Hatred juga diam saja, ia tidak melakukan sedikitpun pembelaan.

.

Tiba-tiba semua pasukan yang ada mengarahkan senjata mereka pada Reflectia tanpa ragu-ragu.

"Benar... kenapa kalian berdua tidak menghubungi kami pada saat ada serangan itu? Jangan-jangan kalianlah yang menyerang." Kata salah satu pasukan.

"Apa? Kamu mempercayai perkataan pemfitnah itu?" Tanya Reflectia.

Shivering Hatred hanya diam saja. Ia tidak peduli akan apapun yang akan terjadi.

"TANGKAP MEREKA BERDUA!"

Semua pasukan segera menembakkan satu peluru serum yang sama dengan serum yang ditembakkan pada leher Toshiko, serum pemakan sihir atau lebih dikenal sebagai magic-eater serum.

Sebelum serumnya sampai, Reflectia menciptakan sebuah cermin untuk melindungi dirinya. Cermin itu retak, dan karena cermin itu memantulkan bayangan semua pasukan itu, dan karena jarak antara pasukan dan Reflectia cukup jauh, maka banyak pasukan yang terlukai lebih parah dan tak sedikit yang meninggal karena tubuhnya terbelah.

".... jahat sekali... pahlawan macam apa dia ini? Bukan... dia bukanlah seorang pahlawan....." pikir Kurosa.


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C406
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión