Descargar la aplicación
64.52% Kannoya Academy / Chapter 290: My soul is on fire!

Capítulo 290: My soul is on fire!

Gravi Boy menjadi sangat emosi.

"Jangan pikir dengan jurus murahan seperti itu... aku bisa dikalahkan!" Kata Gravi Boy yang bangkit kembali.

Gravi Boy memakai jubah, karena jubahnya terbakar, Gravi Boy melepaskannya dan melemparkannya.

Topeng aneh Gravi Boy telah hancur sebelumnya.

"Awas, dia bangun lagi lho, bego.." kata Alfred.

"Jurus murahan? Katamu?" Tanya Alvina sedikit emosi dan bingung.

Gravi Boy mengayunkan tangannya, yang satu ke kanan dan yang satu ke kiri. Kaki kiri Alvina tertarik ke arah kiri dan tangan kanan Alvina tertarik ke arh kanan, sementara tangan kiri Alfred tertarik ke kanan dan kaki kanan Alfred tertarik ke kiri. Tarikannya sungguh kuat dan cepat.

Gravi Boy mengayunkan tangannya ke arah sembarangan, sehingga tubuh Alvina dan Alfred ditarik-tarik ke arah yang kacau balau.

Gravi Boy menapakkan tangan kanannya ke tanah dengan kuat hingga tanah yang ia tapakkan dengan tangan kanannya retak dan hancur. Alvina dan Alfred terjatuh ke tanah dengan kuat sehingga tanah di sekitar mereka mulai hancur.

"Aku.... tidak bisa bergerak.... gila..." kata Alvina.

"Aku juga tidak.... bisa bergerak... bahkan bernafas.... susah.... bego." Kata Alfred.

Gravi Boy menggerakkan kaki kirinya bagaikan menendang sesuatu di udara. Tubuh Alvina dan Alfred terdorong dengan kuat ke belakang, sementara ada tekanan berat dari atas mereka berdua, sehingga mereka terseret ke belakang dengan sangat kasar.

"Kalian membuat diriku seolah-olah sangat lemah! Matilah! Kalian berdua! Dasar pasangan gila!" Teriak Gravi Boy.

"Aduh, benar-benar mengerikan.... aku harus berbuat sesuatu..!" Pikir Zeko.

"Manipulate muscle cells, skin cells, and bones!" Teriak Zeko sambil mengarahkan tangan kanannya ke arah mereka berdua.

Kulit Alvina dan Alfred menjadi lebih tebal, otot mereka menjadi lebih kuat, dan tulang-tulang mereka menjadi lebih kuat juga.

Alvina mulai berusaha untuk menarik tangannya dari atas tanah sambil berteriak dengan keras.

"Seringan kapas..." kata Takana.

Gravitasi Gravi Boy diringankan oleh Takana, Alvina dapat mengangkat tangannya.

"Meskipun aku ringankan, tetap saja berat..." pikir Takana.

"Kalau begitu..." kata Takana.

"Ringan seringan debu!" Kata Takana.

Gravitasi milik Gravi Boy menjadi lebih ringan lagi. Tetapi tetap saja berat.

"Ini belum cukup..." pikir Takana.

"Tidak." Kata Zeko.

"Lihatlah... biarkanlah mereka... mereka bisa." Kata Zeko sambil menunjuk ke arah Alvina dan Alfred.

"Fire soul!" Kata Alvina.

Tubuh Alvina mulai membara lagi.

Alvina berhasil menapakkan salah satu tangannya pada tanah. Alvina berusaha menopang tubuhnya itu. Perlahan-lahan, sebagian tubuh Alvina berhasil terangkat dari tanah.

Tanah-tanah di sekitar Alvina makin hancur.

Alvina berhasil menapakkan salah satu kakinya.

.

.

"Begitu saja kesusahan..." kata Gravi Boy.

Gravi Boy menepuk-nepuk tangannya lagi. Tubuh Alvina jadi terpukul-puku dari segala arah.

"Aku tidak akan jatuh lagi!" Kata Alvina.

Alvina yang sedikit terjatuh, mulai berusaha lagi meskipun dihujani oleh pukulan-pukulan Gravi Boy.

Alfred juga berusaha, tetapi fisiknya tidak sekuat Alvina jadi Alfred lebih kesusahan.

Alvina menarik baju Alfred agar Alfred bisa berdiri.

"Terimakasih, bego." Kata Alfred.

"Sama-sama, gila." Kata Alvina.

Mereka berdua berpandangan sebentar, lalu mereka mulai mengalihkan pandangan mereka pada Gravi Boy.

Alvina mengarahkan tangan kanannya ke arah Gravi Boy. Ia membuka kepalan tangannya, di telapak tangannya ada warna api panas yang bersinar dan membara.

Cahaya yang dipancarkan oleh api tersebut semakin bersinar terang. Alfred memegang pinggang Alvina dengan kuat, tubuh Alfred bercahaya putih bening.

"Begitu... mereka lebih kuat dari yang kusangka.." pikir Gravi Boy.

Alvina menapakkan kaki kanannya dengan kuat, begitu juga dengan Alfred pada kaki kirinya.

Lalu mereka berdua menerjang dengan kencang, berusaha melawan gravitasi yang sedang menekan mereka.

.

.

"Fire punch!" Teriak Alvina.

Alvina berusaha meninju Gravi Boy dan menjatuhkannya dengan satu serangan.

Gravi Boy menghindarinya dengan mudah.

"Kurang cepat?" Pikir Alfred.

Gravi Boy menendang punggung Alvina dan Alfred dengan kuat dan dengan jurus gravitasinya. Alvina dan Alfred terlempar dengan kuat ke arah gedung-gedung, Takana kurang cepat untuk membuat mereka ringan, justru mereka menjadi ringan setelah mereka menghantam gedung-gedung itu, sehingga tubuh mereka justru makin terluka.

"Aduh... bagaimana ini?" Kejut Takana yang menyadari bahwa ia terlambat sekali.

.

.

Gravi Boy mengangkat salah satu tangannya ke atas, dan membiarkan tangan lainnya di bawah. Setengah dari tubuh Takana dan Zeko tertarik ke atas dan sebagiannya lagi ke bawah.

Gravi Boy membuat tekanannya itu semakin kuat, makin lama makin kuat.

Lengan kanan Takana yang ditarik ke atas mulai mengeluarkan darah.

"Seringan.... jangan.... tangan lenganku bisa terlepas..." pikir Takana.

"Tetapi jika aku beratkan, lenganku juga akan terjatuh ke atas... bagaimana ini?" Pikir Takana.

"Seringan kapas..." kata Takana.

"Meskipun bisa terputus, tetapi lebih aman dibandingkan jika diberatkan.." pikir Takana.

Lengan Takana menjadi ringan, tetapi luka pada lengan kanan Takana menjadi lebih parah.

"Manipulate skin cells, muscle cells, and bone.." kata Zeko. Kulit Takana menjadi lebih kuat dan otot-ototnya juga.

Tetapi tetap saja.

"Kalau begini terus..." pikir Takana.

"Seberat batu, seringan kertas!" Kata Takana.

.

.

Tangan Gravi Boy menjadi berat seberat batu dan tubuh Gravi Boy menjadi seringan kertas. Gravi Boy mengubah arah gravitasi pada dirinya.

"Begitu saja?" Tanya Gravi Boy.

Gravi Boy memberi tekanan yang lebih kuat, lengan kanan Takana mulai lepas sebagian.

"Bagaimana ini?" Pikir Takana dan Zeko.

.

.

.

.

Alvina berdiri dari reruntuhan gedung-gedung bersama dengan Alfred, tetapi tubuh mereka penuh darah.

"Kita tidak akan berhenti di sini..." kata Alvina.

Gravi Boy menapakkan tangannya ke arah Alvina dan Alfred. Alvina dan Alfred terdorong ke belakang dengan kencang dan kuat.

"Tidak.... boleh..." kata Alvina.

Alvina berusaha untuk berdiri kembali. Alvina melawan gravitasi.

"F-Fire.... roar!" Teriak Alvina.

Raungan api Alvina meluncur dengan kencang dan kuat pada Gravi Boy. Gravi Boy menjatuhkan dirinya ke atas, lalu ia kembali ke bawah pada saat raungan api itu berhenti.

Gravi Boy menekankan tangannya ke arah Alvina, Alvina mulai tercekik.

"Bego! Dasar..." keluh Alfred.

Gravi Boy menekankan tangannya lagi pada Alfred, Alfred juga mulai tercekik.

"Aaa.... aa... a... a.... a... argh..."

"Cih... kalau begini saja, lebih baik aku pergi dan menghancurkan semuanya, termasuk kalian.." kata Gravi Boy.

"Dan juga.... kuhancurkan...." kata Gravi Boy.

Gravi Boy melihat ke arah Asuka yang terjatuh di atas tanah.

"Dia sudah mati ya?" Tanya Gravi Boy.

Karena Asuka tidak bergerak, Gravi Boy menyangka ia telah meninggal, tetapi Gravi Boy ingin menghancurkan semua bagian tubuhnya hingga tidak bersisa karena Asuka telah membunuh Summoner, sahabat Gravi Boy, di dalam amarahnya.

"Akan kuhancurkan..." kata Gravi Boy.

Tetapi,

"Huh?"


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C290
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión