"Barisan sakit hati!" balas Ria sambil terkekeh.
Aku hanya diam mendengar canda mereka, aku tak tahu apa yang dimaksud Ria dengan Barisan sakit hati. Aku merasa bahwa aku memang merasa sakit melihat Ali bersama Yesi tadi.
"Eh, bentar aku mau bicara sama Salman!" Ria langsung berdiri dan berlari keluar ruangan meninggalkan kami berdua saat melihat Salman yang berada di halaman beberapa pemuda desa yang lain.
Aku hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihatnya. Lalu aku menyadari bahwa aku hanya berdua dengan Ali di ruangan ini. Seperti biasa aku merasa suka sekaligus tidak nyaman dibuatnya. Aku segera berdiri dari dudukku dan menyusul Ria saat merasa ada yang menahan tanganku. Aku segera menoleh, merasakan pipiku menghangat dan jantungku seperti bertalu-talu saat merasakan aliran listrik di sekujur tubuhku saat tangannya menyentuhku.
"Mau kemana?" tanyanya dengan senyum menggoda.