Di warnet Fang Qi.
"Teknik pedang tingkat langit! Setidaknya setelah itu aku bisa menguasai teknik pedang tingkat langit!" Seru Kakek Yinlong.
Sebelumnya, Kakek Yinlong ingin memberikan penghormatan kepada Peminum Berpedang Abadi dan mempelajari lebih dalam tentang teknik pedang. Sekarang ia sangat penasaran dengan kekuatan teknik pedang yang kuat tersebut.
Kakek Yinlong yang kaget lalu berkata, "Pemimpin kota An, artefak macam apa ini? Bagaimana aku bisa menguasai teknik pedang tingkat langit dengan begitu cepat?"
"Saudara Taoist Yinglong, itu hanya game demo." Jawab An Huwei.
"Game... demo?" Kakek Yinlong pun membeku.
Ia masih tidak paham apa yang dimaksud dengan 'game demo'. Ia langsung diserang monster-monster jelek, dan tiba-tiba terbangun dari mimpinya.
"Sial! Beraninya Nyonya tua ini memukulku." Di dalam layar komputer, Bibi Li memukul Li Xiaoyao dengan wajan.
Saat itu, Li Xiaoyao sama sekali belum memiliki keterampilan seni bela diri, karena itulah Kakek Yinlong mendapatkan pukulan. Syukurlah Su Tianji dan Wang Kuan terlihat tidak paham. Kalau paham, ia akan sangat malu.
Sementara itu, An Huwei merasa sangat canggung. 'Bagaimana bisa orang tua ini datang tanpa memahami game ini?'
Kemudian ia segera mengajari mereka bertiga tentang game dan komputer. Dengan begini, ia tak akan terus merasa malu.
Setelah mendengarkan penjelasan An Huwei, mereka bertiga pun paham. "Jadi, Peminum Berpedang Abadi adalah karakter dalam game?"
"Bukan orang sungguhan?"
"Tapi kita masih mengangkatnya sebagai Master kita?" Wang Kuan merasa seperti ditipu setelah mengetahui hal tersebut.
Tetapi setelah Wang Kuan mendengarkan kalau semua teknik seperti teknik pengendalian pedang dan teknik pedang benar-benar nyata, ekspresinya langsung berubah saat memperhatikan layar komputer.
Lalu apa gunanya Master tersebut? Ia tak bisa makan maupun minum, ia hanya bisa merawatnya dengan baik.
Tetapi teknik pengendalian pedang berbeda. Mendengarkannya saja membuat matanya berbinar cerah.
Sebagai seorang laki-laki berstatus tinggi, Wang Kuan tidak bodoh. Kalau teknik pengendalian pedang itu benar-benar kuat, maka ia akan mempelajarinya.
Jika ia bisa benar-benar menguasai teknik pengendalian pedang, maka teknik pedang yang kuat dan mudah dipelajari tersebut, bisa membuat revolusi di seluruh dunia kultivator dan prajurit.
Selama beberapa detik, ia ingin memiliki artefak spiritual tersebut.
Tetapi melihat Nalan Hongwu yang duduk di sampingnya, dan bermain sesuai dengan peraturan yang berlaku di tempat Fang Qi, ia tahu kalau ia membuat sedikit masalah saja, pasti hal buruk akan terjadi.
Sebaliknya, Su Tianji merasa seolah dunia telah berubah begitu ia keluar dari pengasingan.
Ia memperhatikan layar di depannya dengan mata terbelalak. Ia penasaran dan berpikir, 'Bagaimana artefak spiritual ini diciptakan?'
'Orang yang menciptakan artefak spiritual ini bahkan bisa mengajarkan teknik pedang seperti itu, ia pasti sangat kuat.'
...
Xiao Yulu yang tiba-tiba diusir, akhirnya bangkit dari tanah. Ia menggertakkan giginya dan membatin, 'Siapapun yang berani melakukan hal ini kepadaku! Aku akan membunuhnya begitu aku melihatnya!'
Xiao Yulu sama sekali tidak menduga bahwa ia akan diusir untuk ketiga kalinya.
Dan ia juga tidak tahu kalau orang yang mengusirnya tadi adalah Bibinya sendiri.
"Tidak! Aku harus memperjelas masalah ini!" Semakin Xiao Yulu memikirkannya, ia menjadi semakin marah. Jadi ia mendorong pintu warnet itu lagi.
Begitu ia baru mendorong pintu tersebut, ia melihat Su Tianji yang mengenakan jubah putih, sedang diikuti murid-muridnya dari belakang. Kehadiran mereka terlihat menarik perhatian orang-orang.
Xiao Yulu kemudian sadar kalau Bibinya, Su Tianji sedang mengantri.
Ia mengucek matanya berkali-kali. 'Apakah aku tidak salah lihat?'
Ia memperhatikan sekali lagi, dan perempuan itu benar-benar Bibinya, Su Tianji.
Apa yang telah terjadi? Bukankah Bibinya adalah kultivator jenius nomor satu di generasinya?
Bagus sekali, begitu Xiao Yulu kembali, ia malah melihat kejadian seperti ini. 'Begitu aku kembali setelah diusir untuk kesekian kalinya, ternyata Bibi....'
'MENGANTRI?!'
Hal itu membuat Xiao Yulu merasa dunia di sekelilingnya telah hancur.
Lalu ia berjalan ke arah Bibinya, dan langsung melihat kejadian yang sulit untuk dipercaya. An Huwei, Ouyang Zhen, Kakek Yinlong, dan semua para Tetua ikut mengantri di dalam barisan dengan rapi.
"I-ini... tidak mungkin! Dengan status mereka, bagaimana bisa mereka mengantri di tempat kecil seperti ini?"
Apalagi An Huwei, bagaimana mungkin seorang Pemimpin kota, ikut mengantri di sini?
Apakah orang itu benar-benar seorang Pemimpin kota?
Xiao Yulu memandang mereka dengan tatapan bingung, ia benar-benar tercengang apa yang dilihatnya.
"Apa kamu sudah sadar?" Tanya Su Tianji sambil melirik ke arah Xiao Yulu yang menghampirinya.
"Hmm...." Ia memperhatikan Su Tianji yang masih berada di barisan antrian. Xiao Yulu sempat berpikir, apakah Su Tianji yang berdiri di depannya ini benar-benar Bibinya atau bukan. Tetapi saat ia menatapnya, ia merasa tubuhnya bergetar dan badannya langsung menciut seperti kelinci yang ketakutan.
"Ceritakan, apa yang sebenarnya terjadi di antara kamu dan tempat ini?" Tanya Su Tianji dengan muka dingin, lalu ia mengingat kembali tindakan Xiao Yulu. Sepertinya ia mengerti apa yang terjadi. "Saat aku dan Kakekmu berkultivasi di pengasingan begitu lama, kamu makin lama makin berani ya?"
Hati Xiao Yulu pun sedih setelah mendengar perkataan Bibinya. Lalu ia melirik An Huwei dan lainnya yang sedang mengantri di sampingnya.
'Apakah aku telah menggali lubangku sendiri?' Pikir Xiao Yulu
'Bukankah ini hanyalah toko kecil di pinggir jalan?' Pikir Xiao Yulu dengan ekspresi wajah yang terlihat semakin rumit. Meskipun ia menaruh dendam pada tempat ini, tapi tempat ini adalah milik warga sipil biasa di pinggir jalan. Kenapa semua yang ia lakukan selalu salah?
Xiao Yulu pun menceritakan pada Su Tianji, cerita yang sesungguhnya telah terjadi.
Mendengar cerita Xiao Yulu, An Huwei pun gemetar ketakutan, bahkan sampai berkeringat dingin. Kalau saja Bocah ini tidak memprovokasi terlebih dulu, ia tak akan tersambar petir. Sekarang semua orang pun tahu seberapa kuat tempat milik Fang Qi..
'Kalau aku melakukan hal yang sama, mungkin kota ini sudah pecah?' Pikir An Huwei yang ketakutan.
An Huwei pun segera berkata, "Menurutku, kejadian itu tidak membuat tempat ini kehilangan apapun. Jika kamu berhenti membuat onar lagi, mungkin Fang Qi tidak akan mempersulit hidupmu. Mari akhiri saja semua ini. Tapi game ini..."
An Huwei langsung menggelengkan kepalanya dan melanjutkan, "Peraturan di sini tidak akan berubah. Jadi jangan terlalu berharap kalau kamu ingin bermain game di sini."
Su Tianji juga merasakan hal yang sama, jadi ia melambaikan tangannya karena merasa jengkel, "Pergilah, temui pemilik tempat ini dan minta maaf padanya. Jika ia memaafkanmu, mungkin kejadian itu tidak akan diungkit lagi."
"Bibi menyuruhku untuk meminta maaf?" Tanya Xiao Yulu seraya menunjuk dirinya sendiri.
Bukankah itu sangat memalukan?
"Atau aku yang meminta maaf untukmu?" Tanya Su Tianji sambil menatap Xiao Yulu dengan mata coklatnya.
"Aku... akan pergi sekarang." Ucap Xiao Yulu yang sangat ketakutan. Meskipun Su Tianji sedang mengantri, tetapi ia tetaplah Bibiya, Su Tianji.
...
Fang Qi dan Shen Qingqing sedang mendiskusikan masalah penerbitan novel Diablo.
Saat ini, novel yang paling populer adalah Celestial Warrior. Tetapi hanya terjual beberapa ribu buku di kota Jiuhua. Karena itulah, Shen Qingqing berencana untuk mencetak seribu buku untuk penerbitan pertamanya. Semakin sedikit buku yang mereka terbitkan, maka mereka akan lebih memperhatikan keseluruhan kualitasnya dengan detail.
Mereka sudah membuat rencana untuk menerbitkan novel resmi tersebut dengan penerbit Dongguan Hutan Buku.
Tetapi Fang Qi telah membuat beberapa saran untuk desain dan tata letak sampulnya, jadi masih membutuhkan waktu lebih lama untuk diselesaikan. Karena itulah mereka tidak terburu-buru dan masih membicarakan detail lainnya.
Lalu tiba-tiba Fang Qi melihat Xiao Yulu datang menghampirinya.
"Kamu datang lagi rupanya." Ucap Fang Qi sambil tertawa.
Fang Qi baru saja bersiap-siap untuk memberitahu ke sistem kalau seorang pembuat onar datang lagi, tetapi ketika Xiao Yulu kemudian berkata, "Aku harap kamu mau memaafkanku karena telah menyinggungmu sebelumnya."
Di dalam hatinya ia ingin mengutuk Fang Qi.
Sikap Xiao Yulu membuat Fang Qi terkejut sekaligus penasaran. "Apa mungkin Bocah ini mengubah strateginya?"