Vanny sudah langsung saja mengangguk dengan sangat yakin.
"Ya," ucapnya penuh dengan stiker kejujuran.
Monica kemudian tersenyum sedikit dengan kecut ketika wanita itu tidak memperhatikannya. Monica kemudian membalasnya.
"Namun aku sedang mencari seorang suami. Bukan seorang karyawan yang harus berkompeten. lebih mengandalkan perasaanku bukannya potensi yang dimiliki oleh calonku. Anda kurang bisa memahami itu?"
Vanny langsung saja menurunkan ekspresinya menjadi lebih datar.
Apa?" ucap Vanny meresponnya.
Monica kemudian menambahkan.
"Aku sudah menemukan calon yang akan aku pilih. Dan orang tersebut bukanlah putra Anda. Tolong jangan terlalu berharap tinggi, Nyonya Vanny."
Segala wajah kecewa hingga frustasi langsung dia rasakan oleh Vanny. Tidak senang dengan jawaban tersebut hingga sangat tertekan dengan pilihan Monica. Vanny langsung saja membalas dengan tatapan tidak senang.