"Kak apa kita bisa bicara?", tanya Xena saat melihat Xavier duduk sendiri di depan TV.
"Kenapa Cantik? Mana si Bawel?", tanya Xavier sambil meletakkan Tabnya di atas meja.
"Kak Pras sudah tidur, dia masih belum pulih benar jadinya sehabis minum obat dia akan tertidur", ujar Xena sambil duduk di sebelah Xavier.
"Kak, maafkan aku yang telah menyuruhmu ke sini tanpa mencaritahu dulu apa yang terjadi pada malam kemarin", ujar Xena lagi dengan suara pelan.
Xena diam sambil melihat reaksi Xavier yang tampak tak mengerti apa yang dibicarakan Xena.
"Kak apakah kamu tidak ingin membicarakan lagi semua dengan Adriana kak?", tanya Xena.
"Ngga ada yang perlu dibicarakan lagi, semua sudah jelas kok", ujar Xavier.
"Apa yang sudah jelas kak? Kita hanya melihat akhirnya tapi tidak melihat awalnya", ujar Xena.
"Lantas apakah awalnya berbeda? Intinya dia mengkhianati aku Xena dan aku benci pengkhianatan", ujar Xavier tegas.
"Kamu yakin kak bahwa Adriana mengkhianati kamu? Dia sahabat aku jadi aku tahu benar sifat Adriana kak", ujar Xena.
"Oke itu hanya pelukan perpisahaan, tapi harusnya ada cium kening? Harusnya dia menjaga kehormatannya apalagi dia akan menjadi bagian dari keluarga Nathan Utomo", ujar Xavier kesal.
"Kak, bukankah yang menciumnya adalah William bukan Adriana. Aku mengira Adriana pun tak tahu kalau William akan menciumnya kak", ujar Xena lembut.
"Tapi seharusnya dia sudah menduga kan, dia sudah bersama William beberapa tahun, dia seharusnya bisa menebak semua tindakan William", ujar Xavier makin kesal.
"Om Krisna datang ke rumah tadi pagi menanyakan masalah pembatalan pernikahan karena ia juga ngga tau sebabnya. Daddy sempat meledak saat berbicara dengan om Krisna. Daddy membatalkan semua kerjasama dengan perusahaan tempat om Krisna bekerja", ujar Xena.
"Oh Baguslah. Akupun akan melakukan hal yang sama sepulangnya dari sini", ujar Xavier cuek sambil mengganti Chanel TV.
"Tapi apakah kamu ngga mau tahu bagaimana keadaan Adriana saat ini?", tanya Xena.
"Aku sudah tidak perduli Xena", ujar Xavier.
"Dia lebih terpuruk daripada saat ia putus dari William kak. Dia benar-benar mencintaimu kak. Kamu adalah cinta pertamanya sejak di SMA. Iya kak, dia sudah mencintai mu sejak dia mulai berteman denganku. Tapi perasaannya ia kubur dalam-dalam saat aku tidak membolehkan sahabatku untuk jatuh cinta kepadamu kak", ujar Xena.
Xavier terdiam hanya mendengarkan perkataan Xena, dia tampak menunggu perkataan Xena selanjutnya.
"Adriana memilih persahabatan diatas cintanya kak, tapi cinta itu ternyata tidak pernah mati, karena aku langsung melihat itu berkobar kembali saat ia memelukmu di Villa waktu itu. Adriana tulus mencintaimu dan Kirana kak", ujar Xena.
"Apa maksudmu dengan ini semua Xena? Bukankah kamu yang menyuruh aku pergi ke Bali dan meninggalkan semua? Tapi kenapa kamu yang menarik aku untuk kembali?", ujar Xavier pelan.
"Itu kesalahan aku kak, Itu salah aku juga yang menceritakan semua sama Daddy tanpa aku cari tahu dulu masalah sebenarnya. Aku menyesal kak. Makanya sekarang aku ingin memperbaiki semua kembali kak", ujar Xena mulai dengan suara parau.
"Bukan salah kamu Xena, ini sudah menjadi keputusan aku dan aku akan menanggung semua resikonya", ujar Xavier tegas sambil menarik Xena dalam pelukannya.
Xavier tau adiknya, pasti saat ini ia ingin menangis dan benar saja, Xena langsung menangis dalam pelukan Xavier. Tubuhnya bergetar karena tangisnya. Pintu kamar terbuka dan tampak Pras berdiri di depan pintu dan saat melihat Xena menangis, Pras langsung menghambur dan merebut Xena dari pelukan Xavier.
"Sayang kenapa kamu menangis?", ujar Pras begitu khawatir.
"Ngga apa-apa, biarkan dia menangis dulu", ujar Xavier pelan.
Pras mengusap lembut rambut istrinya yang sudah semakin tenang dalam pelukannya. Xena melepaskan pelukan Pras.
"Kak Pras, jawab aku. Apakah aku cinta pertamamu?", tanya Xena.
"Kan kamu tahu sayang, kamu cinta satu-satunya dalam hidupku", ujar Pras.
"Apa yang kamu lakukan kalau melihat Banyu memeluk aku dan mencium kening ku dimalam sebelum pernikahan kita kak?", tanya Xena.
"Akan ku habisi dia", ujar Pras dengan cueknya.
"See ... Dia lebih sadis dari aku", ujar Xavier.
"Lalu bagaimana denganku kak, apa yang akan kamu lakukan saat melihat situasi itu?", tanya Xena tanpa memperdulikan perkataan Xavier.
"Aku akan menarikmu kembali dalam pelukanku dan akan membawamu jauh dari Banyu", ujar Pras.
"Apakah kamu akan meninggalkan aku dengan membatalkan rencana pernikahan kita?", tanya Xena lagi sementara Xavier diam karena ia mengerti maksud Xena.
"Mungkin aku akan menundanya tapi tidak akan membatalkan karena aku yakin yang bersalah itu pasti Banyu bukan kamu karena yang mencium itu Banyu bukan kamu", ujar Pras tegas.
"Jadi kamu akan lebih percaya aku dibandingkan apa yang kamu lihat?", tanya Xena.
"Karena aku mencintaimu makanya aku sepenuhnya percaya padamu", ujar Pras.
"See kak, ini yang aku maksud. Apakah kamu memang sudah cukup mencintai Adriana kak? Karena kalau kamu sangat mencintai Adriana, kamu akan melakukan seperti apa yang kak Pras katakan. Percaya padanya kak", ujar Xena. Pras merangkul Xena lalu mendaratkan ciuman di sisi kening istrinya.
"Aku sangat mencintaimu sayang dan aku selalu percaya padamu. Walaupun cemburu itu ada tapi aku akan selalu berusaha untuk percaya", ujar Pras lembut.
"Kalau kamu setuju, aku akan meminta Adriana datang ke sini besok. Dia bisa ambil penerbangan pagi. Kalian bicara berdua tanpa ada kami yang akan mengganggu kalian", ujar Xena.
"Semua sudah terlambat, Daddy juga sudah mengambil tindakan, jadi tak ada yang bisa diperbaiki", ujar Xavier.
"Tidak, om Krisna dan Daddy sudah bicara tadi pagi setelah Mommy menengahi. Mereka akan melanjutkan kerjasama dengan kamu dan Adriana bersatu ataupun tidak. Jadi aku ke sini untuk memperbaiki semuanya kak agar jangan ada penyesalan dikemudian hari", ujar Xena.
"Sudahlah, besok saja aku ambil keputusan. Ayo kita tidur", ujar Xavier lalu masuk ke dalam kamarnya. Xena melihat ke arah suaminya yang membelai rambut nya lembut.
"Aku mencintaimu kak Pras. Kamu cinta satu-satunya dalam hidupku", ujar Xena lalu mencium bibir Pras dan Pras juga membalas mencium bibir Xena. Xena melingkarkan tangannya ke leher Pras dan mereka semakin dalam berciuman.