Descargar la aplicación
63.17% Akhirnya Cinta Datang Juga / Chapter 163: Mencintaimu Seperti Rajawali mencintai Angkasa

Capítulo 163: Mencintaimu Seperti Rajawali mencintai Angkasa

"Sayang, apakah kamu mencintaiku?", tanya Pras lirih.

"Kamu ngomong apa si kak? Anak kamu Uda lahir 2 masih mempertanyakan hal itu padaku?", ujar Xena.

"Aku cemburu", ujar Pras jujur.

"Papa sayang, aku mencintaimu seperti Rajawali yang mencintai angkasa, aku membutuhkan mu seperti tumbuhan yang membutuhkan hujan. Aku selalu ingin bersama mu, bersama kedua putra kita. Percaya padaku seperti yang selalu kamu lakukan selama ini", ujar Xena lembut sambil menyentuh pipi suaminya yang duduk di kursi disamping tempat tidur.

"Sayang, janganlah sering tersenyum pada pria lain di depanku. Jujur aku tak bisa mengendalikan diriku saat kamu tersenyum, makanya aku benar-benar cemburu saat kamu tersenyum pada pria lain", ujar Pras sambil menggenggam tangan Xena.

"Kak Pras, kamu sudah memiliki aku seutuhnya, apalagi yang kamu mau sayang. Percaya saja padaku, dalam hidup ini aku tak akan pernah mengkhianati mu", ujar Xena.

Pras bangun lalu memeluk tubuh Xena erat dan menyembunyikan mukanya di ceruk leher Xena.

"Sayang, aku mencintaimu dengan sepenuh hati ku, aku takut kehilanganmu", ujar Pras.

Saat bersamaan pintu ruang rawat terbuka dan tampak Agung Bismarck dan Wendy Bismarck ada di depan pintu.

"Pras, this is hospital my son", ujar Wendy menggoda. Pras melepaskan pelukannya dan tersenyum.

"Hai Mami, Papi", ujar Pras langsung mencium tangan Agung dan Wendy. Wendy langsung mendekati dan memeluk Xena.

"My daughter you are so beautiful today", puji Wendy.

"Thank You Mami. Papi kapan kalian tiba? Mana Viola", tanya Xena kemudian mencium tangan Wendy dan Agung bergantian. Agung mencium kening Xena.

"Viola di rumah Anthony bersama dengan Lily, lagi pula dia belum bisa masuk, umurnya belum 12", ujar Agung.

"Papi sama Mami kok ngga kabarin aku mendarat kapan? Siapa yang jemput kalian? Kalian tinggal dimana?", tanya Pras.

"Kami mendarat tadi pagi, dijemput Anthony dan sekarang kami menginap di rumah Anthony. Tadinya mau ke rumahmu tapi Anthony bilang dirumah mu lagi ada tamu kalian lagipula kan kami juga ingin menginap di rumah putra kami yang lain", ujar Wendy.

Wendy lalu mengeluarkan sesuatu dan membuka kotaknya lalu mengambil sebuah gelang bermatakan blue sapphire dan memakainya di tangan Xena.

"Mami, ya ampun. Mami kan sudah memberikan saya kalung itu", ujar Xena.

"Ini pasangannya sayang, baru di design khusus untukmu", ujar Wendy.

"Terimakasih sudah memberikan kami kebahagiaan", ujar Agung.

"Aku justru yang bahagia berkeluarga dengan kalian", ujar Xena berlinang air mata. Pras memeluk istrinya yang terharu.

"Jangan menangis sayang", ujar Pras. Pintu ruangan terbuka dan tampak kedua bayi di dorong masuk.

"Selamat Pagi pak Presdir, ibu Xena. Ini bayi kalian sudah dimandikan dan sudah diperiksa dokter anak, kami permisi dulu", ujar salah seorang perawat.

"Terimakasih ya suster", ujar Xena dan Pras berbarengan.

Wendy mendekati salah satu bayi dan menggendong nya dan Pras mengambil bayi yang lain dan memberikan kepada papinya.

"Eh aku uda lupa gendong bayi, kamu saja yang gendong", tolak Agung tapi ia tetap mencium kepala bayi yang digendong Pras.

"Wajah mereka mirip sekali denganmu Pras. Yang mana Raffa dan yang mana Mika?", tanya Wendy. Pras memegang tangan anaknya lalu ia melihat kuku anaknya.

"Yang aku gendong Raffa mami, yang mami gendong itu Mika", ujar Pras.

"Kamu bisa bedain mereka? Baguslah, jadi tidak tertukar ya panggilnya. Mereka kembar identik kan ya", ujar Agung.

"Mamanya lebih hebat lagi, dengan menutup mata ia bisa membedakan anaknya", ujar Pras.

"Setiap ibu pasti tau anaknya karena setiap ibu punya ikatan batin tersendiri terhadap anaknya", ujar Wendy.

"Mami aja walaupun bukan ibu kandung kamu mami bisa tau perasaanmu Pras. Kapan kamu bahagia, kapan kamu sedih, mami bisa merasakan", ujar Wendy.

"Mami memang yang paling mengerti aku. Aku inget banget saat aku masih di state, sahabat karibku ada yang meninggal gara-gara OD, aku sedih banget. Mami telepon aku menanyakan apakah aku baik-baik saja. Walaupun aku berusaha menyembunyikan tapi mami tetap merayu aku mengatakannya, akhirnya aku menangis di telepon. Tapi setelah menerima telepon mami, serasa semua bebanku terangkat semua", ujar Pras lembut.

"Wow, Mami hebat ya, bisa merasakan perasaan kak Pras walaupun jauh darinya", puji Xena.

"Itulah ikatan batin ibu dan anak Xena, seperti kamu yang bisa membedakan kedua bayi kembarmu", ujar Wendy. Pintu ruangan terbuka lagi, tampak Yani Shu ada di pintu masuk.

"Oh saya kembali lagi nanti", ujar Yani Shu saat melihat Agung.

"Masuklah mama, kemarilah", ujar Pras lalu mendekati Yani Shu.

"Lihat ini Raffa namanya", ujar Pras sambil memperlihatkan bayi yang ia pegang.

"Semoga segala kebaikan untukmu nak", ujar Yani Shu sambil mencium kepala Baby Raffa.

"Satu lagi Eyang, yang ini juga harus didoakan juga", ujar Wendy sambil mendekati Yani Shu.

"Bayinya kembar?", tanya Yani Shu tak percaya. Pras mengangguk.

"Semoga segala kebaikan untukmu nak", ujar Yani Shu sambil mencium kepala Baby Mika.

"Yang ini namanya Mika", ujar Wendy.

"Terima kasih", ujar Yani Shu.

"Sama-sama, kita kan sama-sama Eyang kedua anak ini", ujar Wendy tersenyum.

"Masuklah Mama, itu Xena", ujar Pras membuka jalan Yani Shu masuk menemui Xena yang langsung mencium pucuk rambut Xena.

"Cantik, terima kasih ya sudah memberikan dua putra yang manis untuk Pras", ujar Yani Shu sambil menaruh bawaannya di samping tempat tidur Xena.

"Ryhan sama siapa mama?", tanya Xena.

"Ryhan sama si mba, kebetulan sedang tidak ada kegiatan hari ini makanya saya kesini. Maaf ya baru sempat ke sini", ujar Yani Shu.

"Terimakasih sudah menjenguk ya mama", ujar Xena lembut. Yani Shu mengeluarkan sesuatu dari tasnya lalu memakaikannya di tangan Xena, sebuah gelang emas putih yang cantik.

"Ini untukmu, walaupun tak seberapa, mohon kamu mau menerima nya", ujar Yani Shu. Ia agak sedikit minder juga melihat gelang yang sudah dipakai Xena yang bermatakan blue sapphire.

"Cantik sekali mama, akan ku pakai keduanya. Yang satu dari Mami Wendy dan satunya dari mama Yani Shu. Aku menyukai keduanya, terima kasih banyak. Lihat sayang, aku menjadi orang kaya karena aku punya cinta kedua ibu mertuaku", ujar Xena memperlihatkan kedua gelang nya kepada Pras.

"Kamu layak mendapatkan semua Xena sayang, kamu cantik lahir bathin membuatmu begitu mudah untuk dicintai semua orang", kata Pras lembut.

"Betul sekali. Kami yang beruntung mempunyai menantu sepertimu, iyakan Ibu Yani Shu?. Dia menantu kita yang paling berharga", ujar Wendy.

"Iya, dia menantu paling berharga", ujar Yani Shu terharu dan menangis.

Wendy menaruh bayi yang ia pegang lalu memeluk Yani Shu yang kemudian menangis di pelukannya. Pras juga menaruh bayinya dengan hati-hati lalu mendekati Agung.

"Papi, Istri kedua akur tuh sama istri pertama", bisik Pras.

"Ngawur kamu", ujar Agung tersipu, matanya tak lepas melihat ke arah kedua wanita yang mempunyai tempat tersendiri di hatinya. Mereka kemudian mengobrol dengan akrab seperti keluarga seutuhnya.


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C163
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión