Descargar la aplicación
27.13% Akhirnya Cinta Datang Juga / Chapter 70: Hamil (Lagi)

Capítulo 70: Hamil (Lagi)

Pernikahan Alex dan Sisca berlangsung khidmat dan meriah. Banyak selebritis yang pernah manjadi anak asuh Sisca datang menghadiri begitu juga kolega bisnis Alex dan Nathan tampak pula memenuhi undangan. Yuni dan Andika pun datang memenuhi undangan, demikian pula Leo yang datang ditemani oleh Naomi.

Saat acara hampir usai, nampak muka Adelia memucat, langsung dia menghampiri Nathan yang sedang berbincang dengan kolega-kolega nya.

"Sayang, bisakah kamu menggendong Xavier dulu. Aku tiba-tiba merasa tidak enak badan", ujar Adelia di dekat Nathan. Nathan lalu mengambil Xavier dari tangan Istrinya.

"Kamu kenapa? Kok pucat sekali? Ayo kita kembali ke Villa aja ya", ujar Nathan cemas melihat Adelia yang memucat.

"Sayang ke sini, biar aku bisikan sesuatu", ujar Adelia dan dengan segera Nathan mendekatkan telinganya ke bibir Adelia.

"Aku hamil", ujar Adelia pelan yang membuat mata Nathan terbelalak senang.

"Benarkah sayang? Akh sayang betapa senangnya aku. Ya Uda, kita kembali ke Villa biar kamu istirahat", ujar Nathan tersenyum.

"Ngga apa-apa. Aku duduk saja dulu, masih bisa kok tahan", ujar Adelia.

"Aku panggil mami ya buat temani kamu?", ujar Nathan cemas masih dengan menggendong Xavier. Tak lama Naomi datang menghampiri.

"Naomi tolong jaga Adel dulu ya, aku cari Mami. Adel lagi hamil makanya dia ngga boleh cape", Ujar Nathan cemas.

"Adel Hamil? Ya Uda aku aja yang jaga Adel. Kamu jagain Xavier ya", ujar Naomi ikutan cemas melihat muka Adel yang memucat. Naomi mendekati Adelia yang sedang duduk di bangku agak dipojok ruangan pesta.

"Kamu lagi hamil kenapa paksain diri si", kata Naomi memarahi Adelia.

"Aku juga baru tau pagi ini kalo aku hamil. Ini gara-gara bos besarmu yang menyembunyikan pil KB ku. Makanya kebabalasan deh", gerutu Adelia melihat ke punggung suaminya yang menjauh mencari Mami nya.

"Hahaha ternyata bos gw sampe segitunya mau punya anak lagi", ujar Naomi tertawa dan disambut cemberut bibir Adelia. Tak lama Nathan datang dengan menggendong Xavier dan bersama maminya yang terlihat cemas.

"Adel sayang, kamu pulang ke villa aja ya, toh Uda ngga ada yang perlu dikerjakan lagi. Sayang kamu lagi hamil kenapa harus repot-repot juga si", gerutu mami Nathan.

"Aku juga baru tau pagi ini mi, aku baru test pack doang dan hasilnya positif. Besok aku ke dokter sekalian minta surat keterangan buat naik pesawat mi. Jangan cemas ya. Aku istirahat dulu aja, nanti juga membaik kok", ujar Adelia menjelaskan. Nathan duduk di samping istrinya. Ia menurunkan Xavier ke lantai.

"Xavier jangan jauh-jauh dari Daddy", ujar Nathan dan Xavier mengangguk.

Nathan lalu merengkuh tubuh istrinya, "Kamu pulang aja ya ke villa".

"Iya deh aku balik ke villa aja daripada dengerin kamu bawel mulu", ujar Adelia lalu mengambil tangan Xavier dan menuntun nya berjalan.

"Aku temanin ya Adel?", bujuk Naomi.

"Engga usa, aku sama Xavier aja. Nathan sama mami di sini aja temani Alex, masih banyak tamu yang datang. Aku bisa sendiri kok", ujar Adelia tersenyum. Naomi masih mau berbicara tapi tangannya ditahan Nathan.

"Uda turutin aja kemauan Adel. Mau loe di boikot Adel jadi temen?", ujar Nathan.

"Isss loe tuh. Temenin Adel, walaupun dia bilang ngga usa, tapi gw cemas", ujar Naomi.

"Iya, gw nunggu dia jauh dulu, ntar gw ikutin aja di belakang. Bisa ngamuk kalo gw ikutan satu mobil sama dia", ujar Nathan dengan matanya tidak lepas memandang belakang tubuh Adelia dan Xavier yang berjalan menjauh.

"Mami, aku balik duluan ya", ujar Nathan lalu mencium pipi maminya.

"Iya sayang, jaga Adel dan anakmu ya", ujar mami Nathan tersenyum. Ia sudah mengerti sifat kedua anak dan menantunya, mereka saling mencintai namun tetap masih dengan egois masing-masing.

Saat Adelia memasuki villa yang agak sepi hanya ada pelayan sambil menggendong Xavier, masuk sebuah mobil lagi dibelakangnya dan keluarlah Nathan dari mobil. Tak lama kedua mobil kembali keluar dari halaman Villa kembali ke tempat pesta tadi.

"Loh kamu kok kembali?", ujar Adelia menunggu Nathan yang langsung mengambil Xavier dari gendongan Adelia.

"Aku cape", jawab Nathan singkat lalu merangkul bahu Adelia dan membimbing nya masuk ke dalam Villa.

Mereka bertiga lalu masuk ke dalam kamar. Xavier karena merasa lelah, sebentar kemudian anak itu tertidur di atas kasur dengan tangan nya masih memegang botol susu. Adelia langsung mengambil botol susu Xavier dan perlahan membuka jas anaknya dan membuka sepatunya juga. Nathan kemudian mengeluarkan Piyaman kecil kepunyaan Xavier.

"Engga usa deh sayang, biar dia pakai kemeja nya, ngga basah kok kemejanya. Kasian sudah pulas", ujar Adelia dan Nathan kemudian menaruh piyama anaknya dipinggir tempat tidur. Lalu ia melihat ke Adelia yang sudah mengganti pakaiannya dengan daster yang nyaman untuk tidur.

"Kamu mau makan ngga sayang? Jangan sampai anakku kelaparan juga", ujar Nathan sambil mengelus lembut perut Adelia.

"Aku mau makan nasi goreng dong tapi buatan kamu", ujar Adelia tersenyum. Padahal ia hanya usil ingin menjahili Nathan.

"Ya Uda, kamu disini ya. Aku buatkan dulu di dapur ya", ujar Nathan lalu membimbing istrinya untuk merebahkan dirinya disamping Xavier yang tertidur pulas.

Lalu Nathan keluar dari kamar dan sekitar setengah jam kemudian Nathan kembali dengan satu piring nasi goreng dan satu gelas susu putih. Nathan meletakkan bawaannya diatas meja di depan sofa yang ada di kamar itu.

Nathan agak sedikit kecewa melihat istrinya sudah tertidur pulas namun ia tetap tersenyum melihat istrinya karena rencananya berjalan lancar. Dia memang menyembunyikan pil KB istrinya karena memang Nathan ingin memiliki satu orang anak lagi dari istrinya yang sangat ia cintai.

Senyum mengembang di bibir Nathan mengingat ulah nakalnya. Lalu ia merebahkan tubuhnya di sisi lain tempat tidur dan tak lama iapun juga tertidur.


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C70
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión