Descargar la aplicación
21.7% Akhirnya Cinta Datang Juga / Chapter 56: Reuni

Capítulo 56: Reuni

"Sayang, besok aku tugas ke Malaysia ya. Mungkin sekitar 1 Minggu. Tapi aku usahakan secepat mungkin", ujar Nathan sambil memasukkan pakaian ke dalam kopernya.

"Kamu mending menginap lagi di rumah mama atau di rumah mami aku aja ya ", ujarnya lagi.

"Ya Uda aku menginap di rumah mama aku aja", ujar Adelia membantu suaminya bersiap. Adelia terdiam sebentar dan Nathan memperhatikannya.

"Kenapa sayang? Ada yang mau kamu sampaikan", ujar Nathan.

"Itu, aku hari Sabtu ini ada reuni SMA, aku dan Andika diundang untuk kumpul. Aku boleh ikut ngga? Aku ingin bertemu dengan kawan lamaku", ujar Adelia sambil memperlihatkan sebuah undangan di layar smartphone nya. Nathan melihat sebentar dan kemudian mengangguk.

"Pergilah. Kamu di antar jemput Andika kan? Kalau pergi sama Andika, kamu boleh pergi. Tapi kalau sendiri, aku larang. Aku ngga mau kamu kenapa-kenapa di jalan", ujar Nathan tersenyum. Adelia membelalakkan matanya tak percaya, namun kemudian terbersit senyum sangat manis di bibirnya.

"Terimakasih ya sayang", ujar Adelia kemudian memeluk suaminya erat.

"Sayang, kamu ngga mau nyerang aku dulu sebelum pergi?", goda Adelia di telinga Nathan.

"Hah? Benarkah? Uda bisa buka puasa aku?", ujar Nathan berbinar-binar.

Adelia mengangguk dan langsung di sambut ciuman Nathan yang menggebu. Untung saja mereka sudah pulang ke rumah mereka sendiri jadi seheboh apapun yang mereka lakukan tak akan memalukan karena tak ada yang tahu. Adelia sengaja menidurkan baby Xavier lebih awal sehingga sekarang dia bisa menikmati keperkasaan Nathan lagi.

"Akh sayang, apa aku batalkan saja ya bisnis tripku ini?", ujar Nathan saat mereka berdua sudah kelelahan dan tidur berpelukan dengan hanya ditutupi selimut saja.

"Loh kok dibatalkan? Kenapa?", ujar Adelia tak mengerti.

"Aku masih mau menikmati ini", ujar Nathan sambil meraba ke seluruh tubuh polos Adelia.

"Kamu nakal", ujar Adelia tersipu karena merasakan sentuhan Nathan yang sangat menggoda.

"Pergilah Daddy, kamu kan harus mencari nafkah buat aku dan baby Xavier", ujar Adelia sambil mempererat pelukannya. Nathan hanya mencium kening istrinya lalu mereka berdua tersenyum bahagia.

Hari yang di nantikan telah tiba, Sabtu sore Andika menjemput Adelia dari rumah Henry Wijaya. Siang ini tangannya sudah pegal menjawab chat Nathan yang mengingatkan nya untuk mengantar jemput Adelia.

"Hari ini tanganku pegal gara-gara si Hantu Putih. Banyak banget larangan dia, tahu gitu mending aku ngga usah setuju aja waktu dia bilang titip kamu ikut reuni", ujar Andika mengeluh saat Andika dan Adelia berada dalam mobil melaju menuju tempat acara reuni SMA mereka.

"Aku aja juga ngga percaya tumben Nathan tidak seposesif biasanya. Bahkan membolehkan kamu mengantar jemput aku", ujar Adelia sambil melihat wajahnya di cermin kecil yang ia pegang.

"Kamu sudah cantik, kenapa si ngaca terus", ujar Andika sambil melirik Adelia.

"Kan aku mau ketemu teman-teman lama, kali aja mantan aku datang juga", ujar Adelia polos.

"Aku laporin Nathan baru tahu rasa kamu", ujar Andika mengancam.

"Eh sekarang kamu satu team sama Nathan?", ujar Adelia memperhatikan ke arah Andika.

"Mending aku satu team sama Nathan karena dia menguntungkan daripada melawan dia, berabe urusannya. Kamu tau sendiri kan sifat egois suamimu", ujar Andika yang kemudian memarkirkan mobilnya karena mereka sudah sampai ke tempat acara.

"Hai Andika, Adelia ... akh dua sejoli ini ternyata masih bersama aja ya", tegur Tonny yang melihat Mereka saat mengisi buku tamu.

"Hei Tonny. Iya ne, padahal dia uda punya suami sama anak, tapi sukanya nempel sama gw mulu", ujar Andika sambil melirik Adelia.

"Mau aku aduin ya Andika?", sindir Adelia sambil tangannya siap akan mencubit.

"Eh ngga deh, ampun nyonya, bahaya itu", ujar Andika yang diikuti tawa teman-teman mereka.

"Adel, loe makin cantik aja. Beneran loe Uda punya anak dan suami? Kalo belum, sama gw aja daripada loe nungguin orang yg ngga peka ini", ujar Tonny lagi. Adelia tidak menjawab hanya memperlihatkan cincin kawinnya saja.

"Ya Uda ayo masuk tapi foto dulu ya buat nanti kami kirimkan sebagai bukti reuni kita", ujar Tonny menyuruh Adelia dan Andika ke tempat yang dijadikan studio foto dadakan.

Sebentar kemudian mereka berbaur dengan kawan-kawan lama mereka. Beberapa lama kemudian, Adelia bersama sahabatnya waktu di SMA yang bernama Yuni mendatangi meja tempat duduk Andika yang sedang mengobrol dengan Tonny.

"Andika loe masih inget cewe cantik ini ngga?", kata Adelia lalu duduk di samping Andika. Adelia dengan cueknya mengambil jus jeruk yang ada di tangan Andika.

"Hei pesen sendiri kenapa? Emang ngga dikasih jajan sama bos besar?", ledek Andika.

"Kasih dong. Tapi kan ada elo bos gw juga kan", ujar Adelia cuek. Yuni masih berdiri ditempat nya memandang mereka iri.

"Eh kamu Yuni kan ya? Maaf sampe dicuekin. Apa Khabar?", sapa Andika lalu mengulurkan tangannya dan disambut hangat oleh Yuni.

"Baik. Eh aku ngeganggu ya?", tanya Yuni lagi. Adelia lalu bangun dari duduknya dan menyuruh Yuni duduk di samping Andika sementara dia duduk di samping Tonny.

"Ngga kok. Kamu datang sendiri? Engga bawa pasangan?", ujar Andika lembut.

"Modus", sindir Adelia yang dijawab pelototan mata Andika.

"Usaha daripada gw mati berdiri gara-gara iri sama kalian", ujar Andika lagi.

"Gw masih sendiri", jawab Yuni lemah.

"Ada kesempatan dong ya", ujar Andika menggoda sementara Tonny sedang menerima telepon dari HP nya.

Tak lama ada suara heboh dari tempat duduk agak jauh dari tempat mereka. Gerombolan teman-teman satu kelas Adelia yang memang sejak dulu terkenal sebagai "Jet Set" nya SMA.

"Kenapa mereka?", tanya Andika.

"Itu si Chelsea bawa tunangannya. Katanya si tunangan nya adik nya Nathan Utomo yang CEO WD Group, Richard Utomo", ujar Yuni menjelaskan.

Andika dan Adelia saling memandang tak mengerti apalagi Adelia yang tahu pasti kalau suaminya adalah anak tunggal dan tidak mempunyai saudara sekandung.

"Sejak kapan?" tanya Andika ke arah Adelia berbisik dijawab dengan angkatan kedua bahu oleh Adelia. Ada dering telepon masuk ke HP Adelia dan Adelia melihat yang memanggil.

"Sini kasih aku", ujar Andika sambil merebut HP Adelia karena setelah melihat ekspresi muka Adelia yang langsung gembira, Andika tahu siapa yang memanggil.

"Halo, ini gw. Ngga ada apa-apa sama bini loe. Eh Hantu Putih loe punya Adik?. Engga iseng aja. Oh loe Uda pulang? Ke sini aja deh ada kejutan buat Loe, ntar gw kirim alamat sama undangan nya ya", ujar Andika. Yuni yang berada disampingnya memandang Andika heran.

"Itu suamiku Yuni, Andika sama suamiku partner kerja jadi ya mereka memang akrab gitu. Eh kodok pulangin HP gw, gw yang kangen laki gw, loe yang nyosor", ujar Adelia kepada Yuni lalu memandang judes ke Andika yang masih memegang HPnya.

"Uda diputus telpon nya lagian dia dari bandara OTW ke sini", ujar Andika santai sambil menyodorkan HP ke tangan Adelia.

"Loe bilangin soal itu ya. Berabe tau kalo dia marah. Akh loe mah cari gara-gara aja deh", ujar Adelia meringis.

"Biar aja biar ngga ada yang sembarangan maen ngaku-ngaku aja", ujar Andika cuek. Sementara kedua teman mereka yang lain tak mengerti apa yang mereka bicarakan.

"Loe orang pada ngomongin apaan si? Uda akh, gw laper, cari makanan dulu", ujar Tonny lagi.

"Yuni, tungguin di sini ya sama Andika biar tempatnya ngga ada yang dudukin, gw mau cari kue", ujar Adelia.

"Bawain yang banyak, gw juga mau sama bawain buat si Hantu Putih, tadi dia bilang dia sampe nunda makan siang. Dia takut loe gw tikung", celetuk Andika cuek.

Adelia memandang judes ke Andika lalu berujar ke Yuni, "Jangan dengerin dia ya Yuni. Andika kalo ngomong suka ngawur".

Lalu Adelia memegang pen perekamnya yang ada dikemejanya lalu berjalan mendekati kerumunan kaum "Jet Set". Saat mendekati kursi mereka, Adelia mengenali pria yang berpakaian perlente yang memegang pundak Chelsea dengan mesranya, pria ini adalah mantan Manajer Operasional yang pernah Nathan pecat waktu itu. Adelia tau muka orang ini saat Nathan pernah memberitahukan nya. Sebelumnya Adelia sempat marah pada Nathan yang memecat sembarangan orang hanya karena dia "kabur" waktu itu, tapi Nathan memberitahukan kalau orang ini ternyata pantas untuk dipecat karena sudah beberapa kali korupsi uang kantor. Nathan agak menutupi soal itu sampai kesabarannya habis saat ia melihat laporan keuangan Richard yang berbeda sekali dengan laporan keuangan anak buahnya sehingga Nathan langsung memecat Richard saat itu juga. Richard sempat menandatangani perjanjian untuk tidak pernah menginjakkan kaki lagi di WD Group dan mengakui semua perbuatannya agar tidak masuk bui. Richard merupakan teman lama Nathan sehingga ia tidak tega memasukkan kawannya itu ke bui.

"Wah hebatnya kamu Chelsea bisa bertunangan dengan keluarga Utomo yang amat terkenal konglomerat di kota ini. Kalian akan menikah dimana?", ujar salah seorang kawan mereka. Adelia sengaja mendekat ingin merekam semua percakapan mereka untuk ia jadikan bukti untuk suaminya.

"Kamu mau menikah dimana sayang? Kita mungkin akan menikah close party, hanya keluarga saja seperti kakakku Nathan Utomo", ujar Richard dengan angkuhnya.

Chelsea yang tersenyum manja hanya mengangguk malu-malu, "Terserah kamu aja, tapi si aku maunya ke Paris sayang. Ke Uluwatu juga ngga apa kok".

"Ya Uda terserah kamu deh ya", ujar Richard sambil membelai rambut Chelsea.

"Hei Richard, kamu pegang perusahaan WD yang dimana? Sekali-kali ajak kami dong yang belum kerja ini untuk bekerja di perusahaan kamu", ujar kawan Chelsea yang lain yang memang sejak dulu terkenal biang onar jadi banyak perusahaan yang menolak lamaran pekerjaan nya.

"Bisa diatur. Kamu kasih aja lamarannya ke saya nanti saya yang atur sama orang saya biar kamu bekerja di WD Group. Kan WD Group juga punya saya, saya kan adik kandung Nathan Utomo", ujar Richard membual.

Merasa cukup dengan buktinya, Adelia lalu berjalan ke arah tempat kue-kue untuk mengambil beberapa kue untuk dia dan Andika. Tapi kemudian dia mengambil sepiring spaghetti bolognese untuk Nathan yang sedang menuju ke tempat tersebut. Lalu dengan tangan penuh, dia berjalan melewati gerombolan itu.

"Adelia, kamu makannya banyak banget. Kesempatan ya?" ledek Chelsea tiba-tiba.

"Iya, kapan lagi makan enak", jawab Adelia dengan cueknya sambil berlalu dan disertai tawa mengejek gerombolan itu.

"Kita lihat siapa yang akan tertawa nanti", ujar Adelia sambil tersenyum dan berjalan ke arah Andika yang seperti akan melabrak gerombolan itu.

"Uda cuekin aja, dia belum tau ternado sebentar akan datang menerjang mereka", ujar Adelia menenangkan Andika.

Andika mengerti maksud omongan Adelia dan dia tersenyum. Kemudian dia memakan kue yang Adelia taruh di tengah untuk dicicipi mereka bertiga, Adelia, Andika dan Yuni sementara Spaghetti dia taruh di meja disampingnya yang kosong.


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C56
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión